Budaya Timor

Budaya Timor Barat
Revisi sejak 18 September 2017 10.17 oleh Naval Scene (bicara | kontrib)

Budaya Timor adalah adat-istiadat, kepercayaan, seni, dan kebiasaan yang dijalankan oleh masyarakat (suku-suku) penghuni Pulau Timor dan pulau-pulau kecil yang rapat di sekitarnya; baik yang termasuk dalam Timor Barat maupun Timor Leste. Suku-suku asli penghuni Pulau Timor adalah orang Rote, orang Helong, orang Atoni (Dawan), orang Belu (Tetun), orang Kamak, orang Marae, dan orang Kupang.[1]

Kepercayaan dan agama

Kepercayaan tradisional orang Timor sebelum datangnya agama Kristen adalah kepercayaan kepada dewa dan makhluk halus. Dewa tertinggi bernama Uis Neno, yang menciptakan alam dan memeliharanya. Selain itu, terdapat pula dewi bumi bernama Uis Afu, yang merupakan dewi kesuburan bagi tanah pertanian. Tempat-tempat tertentu seperti di hutan, mata air, sungai, atau pohon dipercayai dapat dihuni oleh makhluk halus. Upacara dan sesaji dilakukan dengan pimpinan adat yang dinamakan tobe. Benda-benda keramat disebut dengan nama nono. Pengobatan atau penolak malapetaka biasanya dikerjakan oleh para dukun, yang dipercayai mampu mengusir makhluk halus atau serangan sihir dari dukun lainnya.[2]

Semua praktik kepercayaan tradisional orang Timor, biasanya harus ditinggalkan apabila mereka memeluk agama Kristen. Benda-benda nono juga harus dihancurkan, dan siklus kehidupan mereka dihubungkan dengan upacara dalam Kekristenan. Namun, nama Uis Neno tetap dipakai sebagai penerjamahan kata Tuhan dalam Alkitab. Gereja Protestan menyelenggarakan perkawinan resmi dihadapan pendeta dan pegawai catatan sipil untuk masyarakat; namun tetap mengakui perkawinan yang dilangsungkan secara adat.[2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Kristi, Navita (2012). Fakta Menakjubkan Tentang Indonesia; Wisata Sejarah, Budaya, dan Alam di 33 Provinsi: Bagian 3. Cikal Aksara. ISBN 602-8526-67-3. 
  2. ^ a b Koentjaraningrat (2004). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan. ISBN 979-428-510-2.