Candi Rimbi

bangunan kuil di Indonesia

Candi Rimbi adalah peninggalan agama Hindu dari masa Klasik yang berada di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Candi ini juga sering disebut Cungkup Pulo. Nama Rimbi dikaitkan dengan nama tokoh pewayangan bernama Arimbi, isteri Werkudara atau yang lebih dikenal dengan nama Bima.

Candi Rimbi
Candi Rimbi
Galat Lua: .
Informasi umum
Gaya arsitekturCandi Jawa Timuran
KotaKabupaten Jombang, Jawa Timur.
NegaraIndonesia
RampungAbad ke-14

Lokasi

Candi Rimbi berlokasi di Desa Pulosari, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.

Arsitektur

Menempati areal seluas 896.56 meter persegi, bangunan yang masih ada sekarang memiliki ukuran panjang 13,24 meter, lebar 9,10 meter, dan tinggi 12 meter.

Badan Candi Rimbi dibentuk dari batuan andesit sedangkan untuk pondasinya dibangun dari bata. Kondisi Candi Rimbi ini sepintas mirip dengan Candi Sumur yang berada di Sidoarjo. Atap dan separuh badan candi telah runtuh sehingga sulit dibayangkan seperti apa sebenarnya bentuk badan dan atap candi.

Arca dan Relief

 
Sepasang manusia dalam gentong

Pada bagian kaki candi terdapat berbagai relief yang menggambarkan manusia dan hewan. Salah satu relief unik menggambarkan sepasang manusia (pengantin) yang berada dalam sebuah gentong. Hingga sekarang belum dapat diketahui cerita yang digambarkan melalui relief-relief tersebut.

Berdasarkan seni arsitektur bangunan, Candi Rimbi berlatar belakang agama Hindu. Hal ini, ditandai penemuan arca Dewi Parwati (isteri Dewa Siwa) yang sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta. Arca Parwati ditemukan di reruntuhan ruang utama candi.

Arca Parwati yang ditemukan di Candi Rimbi ini diperkirakan merupakan perwujudan dari Tribhuwana Tunggadewi, ratu Majapahit yang memerintah pada 1328-1350 M.

Arca-arca Hindu cukup banyak ditemukan di halaman candi. Sayangnya, arca-arca itu sudah tidak berada dalam kondisi utuh, bahkan beberapa di antaranya hanya menyisakan potongan anggota badannya saja. Sebuah lapik yang terletak di halaman candi menyisakan potongan kaki arca. Sebuah hiasan kala dengan ukuran agak besar juga tergeletak di salah satu sudut halaman candi. Diperkirakan, batu berelief kala ini dahulu digunakan untuk menghiasi pintu masuk ke ruangan (bilik) candi sebagaimana umumnya candi dari masa Klasik.

Wisata

Tidak banyak wisatawan yang berkunjung ke situs arkeologi ini. Jumlah pengunjung rata-rata hanya mencapai 100 orang per bulan. Dari lokasi ini pengunjung dapat melihat panorama Gunung Anjasmoro yang terletak di selatan Kota Mojokerto.


Galeri