Hengchun
Kota kecil Hengchun (Hanzi: 恆春鎮) adalah sebuah kota kecil urban yang terletak di ujung selatan dari Semenanjung Hengchun di Kabupaten Pingtung, Taiwan. Hengchun merupakan kota kecil paling selatan di Taiwan. Hengchun juga merupakan satu-satunya kota kecil urban di bagian selatan Kabupaten Pintung. Hengchun memiliki luas 13.676 kilometer persegi (5.280 sq mi) dan penduduk sebanyak 30.859 jiwa per Desember 2014.
Hengchun
恆春 | |
---|---|
Kota kecil Hengchun· 恆春鎮 | |
Negara | Taiwan |
Region | Taiwan Selatan |
Luas | |
• Total | 136,7630 km2 (528,040 sq mi) |
Populasi (Desember 2014) | |
• Total | 30.859 |
• Kepadatan | 0,023/km2 (0,058/sq mi) |
Rumah tangga | 10568 |
Divisi | 17 desa, 272 lingkungan |
Kode pos | 946 |
Nama Tionghoa | |
Hanzi Tradisional | 恆春鎮 |
Arti harfiah | Kota Musim Semi Abadi |
Hanyu Pinyin | Héngchūn Zhèn |
Pha̍k-fa-sṳ | Hèn-chhûn-chṳ́n |
POJ Hokkien | Hêng-chhun Tìn |
Situs web | www.hengchuen.gov.tw (Tionghoa) |
Kota Hengchun merupakan jalan masuk menuju Taman Nasional Kenting, taman nasional paling selatan di negara tersebut. Dengan pantai yang masih asli dan industri wisata yang semarak, daerah Hengchun sering menarik lebih banyak wisatawan daripada penduduk setempat. Kota itu sendiri pernah seluruhnya dikelilingi oleh tembok kota; saat ini sekitar setengah dari tembok kota tetap utuh, begitu juga dengan empat gerbang kota. Pada akhir pekan, jalan-jalan dekat Kenting dipenuhi dengan mobil dan bus pariwisata.
Film Taiwan tahun 2008, Cape No. 7, film terlaris dalam sejarah film Taiwan, menampilkan Hengchun.
Etimologi dan nama
Lonkjouw
Daerah Hengchun saat ini dikenal oleh orang Belanda sebagai Lonkjouw,[1] secara bergantian dieja Longkiau, Loncjou, Lonckjau, Lonckiau, Lonkiauw, Lonckjouw, dan Lonckquiouw dalam catatan-catatan awal.[2] Nama ini diambil dari bahasa Paiwan dari suku Paiwan yang tinggal di daerah tersebut sebelum kolonisasi orang Tionghoa Han selama abad ke-18.
Asal usul nama "Hengchun"
Setelah Insiden Mudan tahun 1871 yang terjadi di ujung selatan Taiwan, pejabat pemerintah Qing, Shen Baozhen membuat sebuah pidato kepada pemerintahan untuk membangun sebuah kota di Longkiau (Hanzi: 瑯嶠; Pe̍h-ōe-jī: Lông-kiau) bagi pelaut asing untuk mengakomodasi dan melindungi mereka dari pembantaian penduduk asli. Selama dia tinggal, Shen melihat bahwa iklim daerah itu tetap hangat dan cerah, dengan tanaman tetap "hijau dan subur" sepanjang tahun, oleh karena itu dia menamakannya Hengchun (恆春; 'Musim Semi Abadi') sebelum dia pergi pada tahun 1875 dan istilah tersebut telah digunakan untuk mengacu pada daerah tersebut sejak saat itu.
Kekuasaan Jepang
Daerah ini dikenal sebagai Kota Kōshun (Jepang: 恒春街 ), yang ditulis menggunakan bentuk sederhana dari nama tersebut.[3]
Referensi
- ^ Andrade, Tonio (2005). "Chapter 1: Taiwan on the Eve of Colonization". How Taiwan Became Chinese: Dutch, Spanish, and Han Colonization in the Seventeenth Century. Columbia University Press. Note 40.
The main villages of Lonkjouw were in the area of present-day Hengchun.
- ^ Campbell, William (1903). "Explanatory Notes". Formosa under the Dutch: described from contemporary records, with explanatory notes and a bibliography of the island. London: Kegan Paul. hlm. 545. LCCN 04007338. OCLC 644323041.
- ^ Ogawa Naoyoshi, ed. (1931–1932). "hêng-chhun (恒春)". 臺日大辭典 [Taiwanese-Japanese Dictionary] (dalam bahasa Bahasa Jepang dan Bahasa Hokkien Taiwan). 2. Taihoku: 臺灣總督府 [Gubernur Jenderal Taiwan]. hlm. 632. OCLC 25747241. .