Utara (Mahabharata)
Dalam wiracarita Mahabharata, Utara (Dewanagari: उत्तर; IAST: Uttara ; disebut Prabu Utoro di Jawa) adalah nama salah seorang putra Wirata, Raja Matsya. Ia memiliki seorang kakak bernama Sweta (Seta) dan dua orang adik bernama Wratsangka dan Utari. Dalam versi pewayangan Jawa, Utara merupakan putra Matsyapati. Istrinya bernama Sindusari.
उत्तर | |
---|---|
Tokoh Mahabharata | |
Nama | Utara |
Ejaan Dewanagari | उत्तर |
Gelar | pangeran |
Kitab referensi | Mahabharata (Wirataparwa) |
Asal | Kerajaan Matsya |
Kediaman | Wiratanagari |
Kasta | kesatria |
Ayah | Wirata |
Ibu | Sudesna |
Dalam naskah Wirataparwa, diceritakan bahwa ia adalah seorang pangeran yang sombong dan takabur. Ketika kerajaannya diserang oleh para Korawa dari Hastinapura, ia sesumbar untuk menghadang mereka dengan hanya ditemani oleh seorang waria bernama Wrehanala.
Pertempuran melawan Korawa
Dalam kitab kedua Mahabharata, yaitu Sabhaparwa, dikisahkan bahwa para pangeran Hastinapura—seratus Korawa dan lima Pandawa—bermain dadu dengan taruhan bahwa yang kalah harus menjalani hukuman pengasingan selama 13 tahun, dan pada tahun ke-14 mereka diwajibkan untuk hidup dalam penyamaran selama setahun. Setelah itu, yang kalah berhak pulang kembali ke Hastinapura. Apabila identitas mereka terbongkar oleh pihak yang menang, maka yang kalah harus mengulangi hukuman yang sama. Permainan tersebut dimenangkan oleh para Korawa yang dipimpin Duryodana. Para Pandawa pun menerima kekalahan mereka. Kisah pengasingan para Pandawa diceritakan dalam naskah Wanaparwa.
Kitab Wirataparwa memuat kisah penyamaran para Pandawa setelah menjalani masa pengasingan. Dalam kitab tersebut diceritakan bahwa para Pandawa memilih kerajaan Matsya sebagai tempat tinggal mereka dalam menjalani masa penyamaran. Menjelang berakhirnya masa penyamaran, Duryodana memperkirakan bahwa para Pandawa tinggal di Matsya, sehingga ia mengerahkan pasukannya ke kerajaan tersebut sebagai pancingan agar para Pandawa mau menampakkan diri mereka. Pada saat pasukan Hastinapura telah mencapai perbatasan Matsya, pasukan Matsya yang dipimpin Raja Wirata sedang mempertahankan diri dari serangan kerajaan Trigarta yang menyerbu dari selatan.
Ketika berita penyerbuan pasukan Hastinapura sampai ke keraton Raja Wirata, Utara membusungkan dada untuk menghadang mereka sendirian. Atas nasihat dan petunjuk dari ibunya (Ratu Sudesna), ia pun berangkat dengan penuh percaya diri untuk menghadang mereka, dengan hanya ditemani oleh kusir keretanya, yaitu seorang waria bernama Wrehanala. Tanpa diketahui olehnya, Wrehanala adalah Arjuna yang sedang menyamar.
Ketika sampai di hadapan pasukan musuh, Utara turun dari kereta dan lari ketakutan. Utara pun dikejarnya hingga ke tengah hutan. Di sana, Wrehanala membuka rahasia bahwa ia sesungguhnya adalah Arjuna dari keluarga Pandawa yang sedang menjalani hukuman akibat kalah bermain dadu melawan para Korawa. Ia pun mengantar sang pangeran menuju sebuah pohon tempat para Pandawa menyembunyikan senjatanya. Setelah senjata diperlihatkan untuk meyakinkan sang pangeran, mereka pun kembali ke rana. Di sana, mereka bertukar posisi. Arjuna sebagai Wrehanala berdiri sebagai kesatria, sedangkan Utara duduk sebagai kusir. Maka, Arjuna sebagai Wrehanala pun mengambil alih peran Utara menghadapi musuh yang saat itu sudah mulai merampas peternakan milik Kerajaan Matsya.[1]
Perang di Kurukshetra
Peristiwa kemenangan Arjuna atas serangan Hastinapura tersebut telah membuat Utara berubah menjadi seorang yang pemberani. Ia ikut terjun dalam perang besar di Kurukshetra membantu pihak Pandawa. Dalam perang hari pertama, Utara gugur di tangan Salya raja Kerajaan Madra. Kematian Utara membuat saudaranya yang bernama Sweta mengamuk dan mengincar Salya. Dalam amukannya, ia membunuh banyak pasukan Korawa. Namun akhirnya ia gugur di tangan Bisma yang membantu Salya.[2]
Dalam naskah Baratayuda Utara dikisahkan tewas di tangan Salya. Namun beberapa dalang mengisahkan pembunuh Utara adalah Bisma.
Lihat pula
Referensi
- ^ Pilikian, Vaughan. Mahabharata. New York: New York UP, 2009. Print.
- ^ K M Ganguly(1883-1896)The Mahabharatha Book 7: Drona Parva SECTION CLXXXII, October 2003,Retrieved 2015-03-08