Sejong yang Agung

Raja ke-4 Dinasti Joseon Korea
Revisi sejak 2 Oktober 2017 09.18 oleh FC12P (bicara | kontrib)

Raja Sejong atau disebut juga dengan Raja Sejong Yang Agung (Sejong Dae Wang) (7 Mei 139718 Mei 1450, bertakhta 1418 - 1450) adalah seorang raja yang ke-4 dari Dinasti Joseon yang memerintah Korea. Raja Sejong sangat terkenal karena jasanya di dalam menciptakan abjad Korea, Hangeul yang menggantikan penggunaan penulisan Hanja. Raja Sejong adalah penguasa Korea kedua yang mendapatkan gelar Raja Yang Agung atau Raja Besar setelah Raja Gwanggaeto dari Kerajaan Goguryeo.

Sejong Daewang
Raja Joseon
Berkas:세종대왕.jpg
Berkuasa18 September, 1418 - 18 Mei, 1450
Penobatan18 September, 1418
PendahuluTaejong dari Joseon
PenerusMunjong dari Joseon
KeturunanMunjong dari Joseon,
Sejo dari Joseon
WangsaWangsa Yi
AyahTaejong dari Joseon
IbuRatu Wongyeong
Korean name
Hangul
세종대왕
Hanja
世宗大王
Alih AksaraSejong Daewang
McCune–ReischauerSejong Taewang
Nama lahir
Hangul
이도
Hanja
李裪
Alih AksaraI Do
McCune–ReischauerI To
Nama masa kecil
Hangul
원정
Hanja
元正
Alih AksaraWon Jeong
McCune–ReischauerWŏn Chŏng

Kehidupan awal

Sejong adalah putra ke-3 dari Raja Taejong. Saat berusia 12 tahun, ia bergelar Pangeran Besar Chungnyeong' (忠寧大君) dan menikahi seorang putri pejabat Shim On (沈溫) dari Cheongsong (靑松), yang bernama Permaisuri Shim (沈氏), yang kemudian dikenal dengan Ratu Soheon (昭憲王后).

Sebagai pangeran muda, Sejong dikenal sangat cerdas dalam berbagai bidang pelajaran sehingga lebih disayangi ayahandanya daripada kedua kakak lelakinya.

Peristiwa pengangkatan Sejong menjadi raja sangat berbeda dengan raja-raja Joseon lainnya. Pangeran tertua yang merupakan kakak Sejong, Yangnyeong (양녕대군), menganggap dirinya tidak berbakat menjadi seorang raja, begitu pula dengan Pangeran Hyoryeong (효령대군), ia menganggap tugasnyalah untuk menjadikan adiknya seorang raja. Jadi mereka berdua bersikap buruk di istana agar Raja tidak memilih mereka menjadi calon raja. Pangeran Yangnyeong keluar dari istana menjadi seorang pengelana dan tinggal di gunung. Sementara pangeran kedua memutuskan untuk menjadi seorang biksu di kuil di luar istana.

Pada bulan Agustus 1418, Raja Taejong turun takhta dan Sejong menggantikannya sebagai raja yang baru. Namun begitu, Taejong masih memiliki kekuasaan dalam istana, terutama dalam bidang militer sampai ia meninggal tahun 1422.

Memperkuat pertahanan negara

Raja Sejong adalah seorang ahli militer yang cemerlang. Pada bulan Mei 1419, dibawah bantuan Taejong, Sejong melakukan Ekspedisi Timur Gihae ke Tsushima untuk membasmi para perompak Jepang yang telah meresahkan rakyat yang tinggal di pesisir Joseon. Di dalam serangan itu, 700 perompak berhasil dibunuh, sementara 110 ditangkap dan 180 tentara Joseon tewas. Sebanyak 140 orang Tionghoa yang diculik berhasil dilepaskan. Pada bulan September 1419 Daimyo Tsushima, Sadamori, menyatakan takluk kepada Joseon.

Perjanjian Gyehae disahkan tahun 1443, dimana Daimyo Tsushima mengakui kedaulatan Raja Joseon; serta, pihak Joseon memberikan kemudahan dalam urusan perdagangan antara Korea dan Jepang kepada Wangsa Sō.[1]

Di perbatasan utara, Sejong mendirikan 4 buah benteng dan 6 buah pos (四郡六鎭) untuk melindungi Joseon dari serangan suku barbar di Tiongkok dan Manchuria.[2] Sejong mengembangkan berbagai hasil karya dan teknologi militer seperti pengembangan meriam, senjata, panah dan roket yang menggunakan bahan bubuk mesiu.

Pada tahun 1433, Sejong mengirimkan Jenderal Kim Jong-seo (金宗瑞), untuk menyerang Jurchen. Serangan ini berhasil merebut beberapa benteng dan memperluas wilayah teritori, sekitar perbatasan Korea dan Tiongkok pada saat ini.[3]

Ilmu pengetahuan dan teknologi

Sejong sangat terkenal akan kepandaiannya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa pemerintahannya, namun menurut sejarawan Yung Sik Kim, terdapat sedikit sekali karya Raja Sejong yang baru dikenal dan harus dikaji lebih banyak lagi.[4]

Raja Sejong membantu para petani membuat buku mengenai pertanian yang disebut Nongsa Jikseol yang berisi pengajaran berbagai cara atau teknik bertani untuk berbagai wilayah di negerinya.[5] Teknik-teknik ini diperlukan guna meningkatkan hasil pertanian rakyat.[5]

Dalam masa pemerintahannya, Jang Yeong-sil (蔣英實) menjadi terkenal sebagai seorang ilmuwan besar. Jang dikenal sebagai anak muda yang jenius walaupun memiliki status sosial rendah. Taejong, ayah Sejong, mengetahui Jang sangat berbakat dan memanggilnya ke istana. Raja Sejong berencana memberikan Jang sebuah posisi di pemerintahan dan mendanai penelitiannya namun ditolak kalangan pejabat istana yang meragukan seseorang berkelas rendah. Atas dukungan Raja Sejong Jang Yeong-sil berhasil menciptakan bagan-bagan jam air, peralatan militer dan jam matahari.[6] Namun prestasi terbesarnya adalah pada tahun 1442, di saat ia berhasil menciptakan alat pengukur hujan yang pertama di dunia; namun model ciptaanya tidak bertahan. Alat pengukur hujan tertua dari Asia Timur dibuat dari masa pemerintahan Raja Yeongjo tahun 1770. Berdasarkan Seungjeongwon ilgi;(承政院日記, Buku Harian Sekretariat Kerajaan), Raja Yeongjo ingin menciptakan kembali berbagai penemuan yang dibuat pada masa Raja Sejong saat ia meneliti kronik-kronik Raja Sejong. Ia menemukan catatan mengenai penemuan alat pengukur hujan, maka Raja Yeongjo memerintahkan untuk membuat reproduksinya. Karena tahun penemuan kembali alat ini di masa kenaikan takhta Kaisar Qianlong dari Dinasti Qing di Tiongkok (bertakhta 1735–1796)[7], banyak yang mengetahui bahwa alat pengukur hujan pertama berasal dari Tiongkok.

Sejong merombak sistem kalender Korea yang saat itu berdasarkan pada garis lintang ibukota di Tiongkok.[5] Untuk pertama kalinya, ia membuat kalender yang berdasarkan posisi utama garis lintang ibukota Joseon, Seoul, dengan bantuan para astronomisnya.[5] Sistem baru ini membuat para astronomis dapat melakukan prediksi yang sangat tepat akan munculnya peristiwa gerhana matahari dan bulan.[5][8]

Sejong juga berjasa dalam bidang Obat tradisional Korea, dengan 2 karya penting yang ditulis pada masanya, yakni Hyangyak chipsŏngbang dan Ŭibang yuch'wi, yang membedakan cara pengobatan Cina dengan Korea."[5]

Sastra

Sejong sangat menghargai sastra, dan memerintahkan para pejabat tinggi dan ilmuwan untuk belajar di istana. Ia menciptakan karya besar hangul dan mengumumkannya dalam Hunminjeongeum (훈민정음), yang berarti "Kata-kata yang benar untuk diajarkan kepada rakyat."

Sejong juga sangat berjasa terhadap pengembangan pertanian rakyat Joseon, jadi ia mengizinkan para petani untuk membayar pajak lebih sedikit atau lebih banyak pada saat terjadinya kemunduran atau kemajuan ekonomi negara. Karena hal ini, para petani dapat menghasilkan lebih banyak tanpa mengkhawatirkan pajak. Suatu saat pernah terjadi kelebihan makanan di istana dan Raja Sejong membagi-bagikan makanan itu kepada para petani dan rakyat miskin yang membutuhkan makanan. Pada tahun 1429 Nongsa Jikseol (農事直說) disusun untuk memberikan pengertian kepada rakyat tentang cara-cara bertani.

Raja Sejong banyak menciptakan karya sastra dan musik istana yang terkenal, seperti:

  • Yongbi Eocheon Ga ("Lagu Naga Terbang", 1445)
  • Seokbo Sangjeol ("Episode dari Kehidupan Sang Buddha", Juli 1447)
  • Worin Cheon-gang Jigok ("Nyanyian Bulan di Seribu Sungai", Juli 1447)
  • Dongguk Jeong-un ("Kamus untuk Pengucapan Sino-Korea yang Benar", September 1447)

Pada tahun 1420 Sejong mendirikan lembaga Jiphyeonjeon yang berarti "Aula Orang Berjasa" (集賢殿); di Istana Gyeongbok untuk menunjuk para ilmuwan yang berbakat. Lembaga ini berpartisipasi di dalam berbagai acara keilmuan dan pendidikan, termasuk penyusunan Hunmin Jeongeum, yang berisikan formula abjad hangeul. [9]

Hangeul

 
Hunmin Jeongeum Eonhae

Jasa Raja Sejong yang paling besar adalah penciptaan abjad Hangeul, sistem abjad fonetik yang cocok untuk bahasa Korea.[10]

Sebelum penggunaan hangeul meluas, hanya anggota masyarakat dari kalangan bangsawan yang bisa membaca tulisan (Hanja dasarnya dipergunakan untuk menulis kata di dalam bahasa Korea dengan tulisan Cina, sedangkan sistem Hanmun adalah tulisan Tiongkok klasik yang digunakan untuk menulis dokumen). Seseorang harus mempelajari sistem penulisan hanja yang sulit untuk membaca atau menulis.[11]

Raja Sejong memperkenalkan 28 buah abjad baru agar semua golongan rakyat dapat membaca dan menulis dengan mudah. Hangeul dianggap perlambang identitas budaya untuk Joseon. Abjad hangeul dikeluarkan pada tahun 1446 dan dilarang penggunaanya di awal abad ke-20 saat penjajahan Jepang.

Kematian

 
Makam Raja Sejong Yang Agung di Yeoju, Gyeonggi.

Sejong meninggal pada usia 54 tahun dan dimakamkan di Makam Yeong (영릉; 英陵) pada tahun 1450. Ia digantikan oleh putra pertamanya, Munjong.

Jalan Sejongno dan Sejong Center for the Performing Arts– di Seoul diabadikan dari namanya dan figurnya terpampang pula di mata uang kertas 10.000 Won.[12]

Pada awal tahun 2007, pemerintahan Republik Korea memutuskan untuk mendirikan suatu distrik administratif di provinsi Chungcheong Selatan, dekat kota Daejeon yang dinamakan Kota Otonomi Khusus Sejong, dan akan menggantikan Seoul sebagai ibukota masa depan Republik Korea.

Kehidupan Raja Sejong diangkat ke dalam layar drama sejarah yang diproduksi oleh KBS berjudul Dae Wang Sejong pada tahun 2008.[13] dan juga di dalam drama produksi Seoul Broadcasting System yang berjudul Deep Rooted Tree.

Keluarga

  • Ayahanda: Raja Taejong (태종)
  • Ibunda: Ratu Wongyeong dari Wangsa Min Yeoheung (원경왕후 민씨)
  • Istri:
  1. Ratu Soheon dari Wangsa Shim Cheongsong (소헌왕후 심씨)
  2. Selir Yeong dari Wangsa Kang (영빈 강씨)
  3. Selir Shin dari Wangsa Kim (신빈 김씨)
  4. Selir Hye dari Wangsa Yang (혜빈 양씨)
  5. Park Gwi-in (귀인 박씨)
  6. Choi Gwi-in (귀인 최씨)
  7. Hong So-yong (소용 홍씨)
  8. Lee Suk-won (숙원 이씨)
  9. Song Sang-chim (상침 송씨)
  10. Cha Sa-gi (사기 차씨)
  • Keturunan:
  1. Putra Mahkota Kerajaan, putra pertama dari Ratu Soheon.
  2. Pangeran Besar Suyang (수양대군), putra kedua dari Ratu Soheon.
  3. Pangeran Anpyeong (안평대군), putra ketiga dari Ratu Soheon.
  4. Pangeran Imyeong (임영대군), putra keempat dari Ratu Soheon.
  5. Pangeran Gwangpyeong (광평대군), putra kelima dari Ratu Soheon.
  6. Pangeran Geumseong (금성대군), putra keenam dari Ratu Soheon.
  7. Pangeran Pyeongwon (평원대군), putra ketujuh dari Ratu Soheon.
  8. Pangeran Yeongeung (영응대군), putra kedelapan dari Ratu Soheon.
  9. Pangeran Hwaui (화의군), putra satu-satunya dari Selir Yeong.
  10. Pangeran Gyeyang (계양군), putra pertama dari Selir Shin.
  11. Pangeran Uichang (의창군), putra kedua dari Selir Shin.
  12. Pangeran Milseong (밀성군), putra ketiga dari Selir Shin.
  13. Pangeran Ikhyang (익현군), putra keempat dari Selir Shin.
  14. Pangeran Yeonghae (영해군), putra kelima dari Selir Shin.
  15. Pangeran Damyang (담양군), putra keenam dari Selir Shin.
  16. Pangeran Hannam (한남군), putra pertama dari Selir Hye.
  17. Pangeran Suchun (수춘군), putra kedua dari Selir Hye.
  18. Pangeran Yeongpung (영풍군), putra ketiga dari Selir Hye.
  19. Putri Jeongso (정소공주), putri pertama dari Ratu Soheon.
  20. Putri Jeongui (정의공주), putri kedua dari Ratu Soheon.
  21. Dua orang putri dari Selir Shin.
  22. Putri Jeongan (정안옹주), putri satu-satunya dari Selir Lee Suk-won.
  23. Putri Jeonghyeon (정현옹주), putri satu-satunya dari Selir Sang-chim.
  24. Putri dari Selir Cha Sa-gi.

Gelar penuh

  • 세종장헌영문예무인성명효대왕
  • 世宗莊憲英文睿武仁聖明孝大王

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Korea)계해조약
  2. ^ <<책한권으로 읽는 세종대왕실록>>(Learning Sejong Silok in one book) ISBN 10 - 890107754X
  3. ^ <<책한권으로 읽는 세종대왕실록>>(Learning Sejong Silok in one book) ISBN 10 - 890107754X
  4. ^ Kim (1998), 58.
  5. ^ a b c d e f Kim (1998), 57.
  6. ^ (Korea)장영실 蔣英實
  7. ^ Kim (1998), 51.
  8. ^ (Korea)Science and Technology during Sejong the Great of Joseon
  9. ^ (Korea)Introduction to Sejong the Great
  10. ^ Kim Jeong Su(1990), <<한글의 역사와 미래>>(History and Future of Hangul) ISBN 10 - 8930107230
  11. ^ Hunmin Jeongeum Haerye, postface of Jeong Inji, p. 27a, translation from Gari K. Ledyard, The Korean Language Reform of 1446, p. 258
  12. ^ (Korea)Tourguide - Tomb of Sejong the Great
  13. ^ Official website of the drama King Sejong the Great
Sejong yang Agung
Lahir: 6 Mei 1397 Meninggal: 18 Mei 1450
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Taejong
Raja Joseon
1418–1450
bersama dengan Taejong (1418–1422)
Munjong (1442–1450)
Diteruskan oleh:
Munjong