Bunga Kamboja

Revisi sejak 4 Oktober 2017 23.28 oleh Arif Suryo (bicara | kontrib) (memotong-motong kalimat agar ketersambungan pokok pikiran lebih mudah dipahami)

Bunga kamboja ditemukan oleh seorang botanis berkebangsaan Perancis yang bernama Charles Plumier, karena itulah bunga kamboja mempunyai nama Latin Plumeria.[1] Bunga kamboja dulu hanya kita jumpai di tempat-tempat yang berbau religi seperti pemakaman dan tempat-tempat lain, namun kini hal itu sudah berubah.[1] Bunga ini tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan negara Kamboja sebab bunga ini ternyata berasal dari Amerika Tengah yang meliputi Equador, Colombia, Cuba, Venezuela, dan Mexico.[1]

Bunga Kamboja putih dengan bagian dalam warna kuning merupakan Kamboja asli Indonesia

Sejak kapan keberadaannya di Indonesia sampai sekarang belum diketahui tepatnya.[1] Namun, bunga kamboja diperkirakan pertama kali dibawa ke Indonesia oleh bangsa Portugis dan Belanda yang mana keduanya merupakan bangsa yang peduli terhadap lingkungan dan sangat menyukai alam tropis.[1] Diperkirakan kamboja asli Indonesia adalah bunga kamboja yang berwarna putih dengan bagian dalam berwarna kuning di mana kuntumnya tidak terbuka penuh serta berukuran kecil.[1]. Bunga kamboja tumbuh subur di dataran rendah sampai pada ketinggian 700 meter, namun secara umum tanaman ini bisa tumbuh subur di semua tempat.[2]


Jenis-Jenis

Bunga kamboja tidak hanya terdiri dari satu jenis saja melainkan bermacam-macam, diantaranya Plumeria Bali-Whirl. Bunga kamboja ini memiliki mahkota yang bertumpuk, sedang cara memperbanyak serta melestarikannya adalah dengan penyetekkan.[3] Ada juga Plumeria Acuminata, bentuk mahkotanya membulat serta bagian ujungnya menggulung.[3] Yang ketiga yakni Plumeria Acutifolia, bau bunganya harum dan berkhasiat untuk obat kencing nanah, bengkak serta bisul.[3] Bunga kamboja jenis ini sering digunakan untuk upacara keagamaan oleh orang Bali.[3]

Selanjutnya adalah Plumeria Cendana, meskipun berbau harum tetapi getahnya mengandung racun yang dapat menimbulkan rasa gatal.[3] Plumeria Kok Putih, bunga kamboja ini sekalipun sudah mekar tetap terlihat agak kuncup. [3] Ada juga Adenium Obesum, biasanya orang-orang menyebutnya dengan bunga kamboja Jepang.[4] Bunga ini bukan berasal dari negeri sakura melainkan dari Benua Afrika, tepatnya Tanzania, Kenya, dan Uganda.[4] Tanaman ini juga terkenal dengan sebutan the rose of desert (mawar padang pasir), hal ini disebabkan karena dia mampu bertahan hidup meskipun tumbuh di padang pasir.[4]

Kegunaaan

Obat

Bunga kamboja mempunyai sejumlah senyawa yang berkhasiat sebagai obat, yakni triterprenoid amirin, lupeol, dan fulvoplumierin.[5] Zat-zat tersebut bersifat antipiretik (menurunkan demam), antiinflarnatif (mengatasi radang), dan analgesik (meredakan rasa sakit).[5] Karena kandungan-kandungan inilah, bunga kamboja berguna untuk mengurangi nyeri haid dan mencegah pingsan akibat udara panas atau terkena sinar matahari (heat stroke).[5]

Selain itu, bunga kamboja juga banyak mempunyai khasiat yang lain, yakni sebagai obat luar maupun dalam. Sebagai obat luar, getah kamboja dapat digunakan untuk, misalnya, mengobati gigi berlubang. Caranya adalah dengan melumaskan getah kamboja pada kapas yang kemudian digunakan untuk menutupi gigi yang berlubang. Namun hal ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar getah kamboja tersebut jangan sampai mengenai gigi yang sehat. Sebagai obat dalam, bunga kamboja dapat digunakan untuk mengobati orang yang terkena penyakit disentri. Caranya adalah dengan memasukkan 12-24 gram bunga kamboja kering ke dalam wadah berisi air 400cc, lalu merebusnya dan menyisakan airnya sampai 200 cc. [6]

Makanan

Bunga kamboja juga dapat digunakan untuk membuat berbagai macam makanan ringan, misalnya, untuk membuat tempura bunga.[5] Caranya mudah, yaitu hanya dengan melumuri bunga kamboja segar dengan adonan bumbu berupa bawang putih, merica, garam dicampur dengan tepung terigu serta baking powder dan menggorengnya hingga garing seperti kerupuk. Hal ini merupakan kreasi lain dalam penggunaan bunga kamboja yang selama ini hanya dikenal sebagi bunga penghias kebun.[5]


Referensi

  1. ^ a b c d e f WS, Don (2002).Memilih, Menanam, dan Merawat kamboja.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 6-9
  2. ^ Armando, Rochim (2009).Memproduksi 15 Minyak Asiri Berkualitas.Depok:PT Penebar Swadaya. Hal 62
  3. ^ a b c d e f Ratnasari, Juwita (2007).Galeri Tanaman Bunga Hias.Depok:PT Penebar Swadaya. Hal 175 Cet. 2
  4. ^ a b c Indriani, Yovita Hety (2006).Membuat Tanaman Hias Tampil Unik.Depok:PT Penebar Swadaya. Hal 31 Cet. VIII
  5. ^ a b c d e Apriadji, Wied Harry (2008).Resep sehat Alami Wied Harry di TV.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 72
  6. ^ Prof. Hembing (2000).Ensiklopedia Millenium:Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia.Jakarta:Prestasi Insan Indonesia. Hal 78-79