Persik Keabadian

Revisi sejak 1 November 2017 15.09 oleh Pierrewee (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Berkas:Chinese - Teapot in the Form of Two Peaches - Walters 491045.jpg|thumb|Teko keramik Tiongkok dalam bentuk dua buah persik - sebuah simbol keabadian (atau sebu...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Dalam mitologi Tiongkok, Buah Persik Keabadian, juga diterjemahkan sebagai Buah Persik Dewa dan Buah Persik Magis(Hanzi: 仙桃; Pinyin: xiāntáo; Yale (Bahasa Kanton): sīn tòuh atau Hanzi: 蟠桃; Pinyin: pántáo; Yale (Bahasa Kanton): pùhn tòuh) adalah buah yang dikonsumsi oleh para dewa karena kebaikan mistis mereka yang memberikan umur panjang pada semua orang yang memakannya. Peaches symbolizing immortality (or the wish for a long and healthy life) are a common symbol in Chinese art, appearing in depictions or descriptions in a number of fables, paintings, and other forms of art, often in association with thematically similar iconography, such as certain deities or immortals or other symbols of longevity, such as deer or cranes.

Teko keramik Tiongkok dalam bentuk dua buah persik - sebuah simbol keabadian (atau sebuah harapan untuk umur panjang). Yixing- tembikar [I-hsing], dengan glasir biru cokelat.

Catatan