Kota Banjar
7°21′32″S 108°32′11″E / 7.35889°S 108.53639°E Kota Banjar (aksara Sunda: ᮊᮧᮒ ᮘᮔ᮪ᮏᮁ) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Banjar berada di perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, yakni dengan Kabupaten Cilacap. Banjar merupakan menjadi pintu gerbang utama jalur lintas selatan Jawa Barat. Untuk membedakannya dengan Banjarnegara yang berada di Jawa Tengah, kota ini sering disebut juga Banjar Patroman (dari nama asal "Banjar Pataruman").
Kota Banjar ᮊᮧᮒ ᮘᮔ᮪ᮏᮁ | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Julukan: Kota Idaman (Indah Damai Asri Mandiri) | |
Motto: Somahna Bagja Di Buana | |
Koordinat: 7°22′S 108°32′E / 7.37°S 108.53°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | 1 Desember 2002 |
Dasar hukum | UU No. 27/2002 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Hj. Ade Uu Sukaesih (2013-sekarang) [1] |
Luas | |
• Total | 113,49 km2 (4,382 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 178.638 |
• Kepadatan | 16/km2 (41/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 89.80 Katolik 9.12% Kristen Protestan 0.51% Budha 0.27 Hindu 0.10% |
• Bahasa | Sunda, Indonesia, Jawa |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0265 |
Kode Kemendagri | 32.79 |
DAU | Rp342.267.848.000,- |
Situs web | http://www.banjar-jabar.go.id |
Luas Wilayah Kota Banjar sebesar 13.197,23 Ha, terletak di antara 07°19' - 07°26' Lintang Selatan dan 108°26' - 108°40' Bujur Timur. Berdasarkan undang-undang nomor 27 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat kurang lebih 113,49 Km2 atau 11.349 Ha.
Administratif
Secara administratif, kota ini terdiri atas 4 kecamatan yaitu Banjar, Purwaharja, Pataruman, dan Langensari, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Banjar pernah menjadi kota kecamatan bagian dari Kabupaten Ciamis, kemudian ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif. Sejak tanggal 1 Desember 2002, Banjar ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Ciamis.
Lansekap
Kota Banjar memiliki lansekap yang beragam. Bagian utara, selatan dan barat kota merupakan wilayah berbukit-bukit. Kota ini dibelah oleh Citanduy di bagian tengah. Terdapat pula sebagian kawasan pertanian, terutama di bagian pinggiran kota.
Zona pertanian di Kota Banjar terdiri dari persawahan, perkebunan jati yang dikelola oleh Perhutani dan hutan hujan tropis biasa.
Pada tahun 2006, pembangunan balai kota baru dan markas Kepolisian Resort baru di Kecamatan Purwaharja mengharuskan pemotongan sejumlah bukit dan penggundulan hutan jati.
Citanduy
Citanduy yang membelah Kota Banjar telah dibelokkan alirannya di Purwaharja dalam proyek Citanduy - Ciwulan. Proyek ini bertujuan untuk mengaliri sawah di daerah Langensari. Deposit pasir ditemukan di beberapa bagian sungai.
Ekonomi
Salah satu indikator yang dapat dipakai untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Banjar cukup signifikan yaitu 4,20 % pada tahun 2003 menjadi 4,40 % pada tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh naiknya kembali perkembangan produksi yang menyumbang cukup besar bagi PDRB Kota Banjar. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Banjar dapat dilihat melalui indikator pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. PDRB Kota Banjar Atas Dasar Harga Konstan naik dari Rp. 538.477,50 juta pada tahun 2003 menjadi Rp.562.184,33 juta tahun 2004. PDRB perkapita Atas Dasar Harga Konstan naik Rp.3.343.293,27 pada tahun 2003 menjadi Rp. 3.454.897,19 pada tahun 2004.
Sejarah
- Pada 612 Masehi dalam buku Yuganing Raja Kawasa, Prabu Wreti-kandayun, putra Prabu Kandiawan dari Kerajaan Kendan mendirikan negara Galuh. Pusat kota ditetapkan di daerah Karangkamulyan, dibentengi oleh Sungai Cimuntur dan Sungai Citanduy. Wilayah ini dilalui sungai Citanduy dan dijadikan bandar yang memiliki banyak pohon tarum. Kemudian, wilayah ini terkenal dengan nama Bandar Tarum, dan berkembang menjadi Banjar Tarum, dan akhirnya menjadi Banjar Patroman.[2]
- Pada 1579, Kerajaan Sunda Pajajaran runtuh karena pengaruh agama Islam. Wilayah Banjar menjadi bagian dari Kerajaan Galuh dan dijadikan tempat berdagang dan berkumpul para ulama.[2]
- Pada 1595, Kerajaan Galuh dikuasai oleh Mataram di bawah Sutawijaya atau Panembahan senopati (1586-1601). Wilayah Banjar masuk Kabupaten Kawasen.[2]
- Awal abad ke-19, Wilayah Banjar masuk bagian dari wilayah Kabupaten Sukapura, hingga tahun 1938[2].
- Banjar sebagai Ibukota Kecamatan, dari tahun 1937 sampai tahun 1940.
- Banjar sebagai Ibukota Kewadanaan, dari tahun 1941 sampai dengan 1 Maret 1992
- Banjar sebagai Kota Administratif dari tahun 1992 sampai dengan tanggal 20 Februari 2003.
- Banjar sebagai Kota sejak tanggal 21 Februari 2003.
Akomodasi/Pariwisata
Pariwisata Kota Banjar sekarang bertambah dengan dibangunnya Waterpark dan Bendung Situ Leutik. Keberadaan dua objek wisata tersebut semakin menambah objek andalan pariwisata Kota Banjar. Waterpark yang berada di Parunglesang dilalui oleh lalu lintas Jalur Selatan Jawa. Baik itu Roda empat maupun Kereta Api.
Potensi Pariwisata Kota Banjar
- Wisata Air
- 1. Objek Wisata Situ Mustika (Danau)
- 2. Objek Wisata Waterpark.
- 3. Objek Wisata Situ Leutik.
- Wisata Situs/Sejarah
- 1. Rawa Onom / Pulomajeti (Situs)
- 2. Kokoplak (Situs)
- 3. Terowongan Binangun
- 4. Lembah Pajamben Binangun
- Wisata Kuliner
- 1. Jajanan Khas Sunda
- 2. Jajanan Seafood
- 3. Jajanan Oriental/Chinese food
Sebagai penunjang sarana wisata terdapat juga jasa akomodasi berupa :
- 9 buah berupa hotel dan penginapan dengan kapasitas kamar 159 buah dan tempat tidur sebanyak 305 buah
- 1 buah Rest Area
- Stasiun kereta api kelas 1.
- Terminal bus berdekatan dengan Objek Wisata Waterpark.
Perwakilan
DPRD Kota Banjar hasil Pemilu 2014 tersusun dari 10 partai politik, dengan perincian sebagai berikut:
Partai | Kursi |
---|---|
PKB | 1 |
Lambang PKS PKS | 2 |
Lambang PDI-P PDI-P | 4 |
Lambang Partai Golkar Partai Golkar | 6 |
Partai Gerindra | 3 |
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat | 2 |
PAN | 3 |
Lambang PPP PPP | 2 |
Partai Hanura | 2 |
Total | 25 |
Referensi
- ^ "Istri Wali Kota Banjar Dilantik Gantikan Suami". 2013-12-04. Diakses tanggal 2014-06-02.
- ^ a b c d Zaenuddin HM, Asal usul kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe. ISBN 978-602-11-3930-1. hal. 34 - 38.