Badak NGL

perusahaan asal Indonesia

PT Badak Natural Gas Liquefaction lebih dikenal dengan PT Badak NGL adalah perusahaan penghasil LNG (Liquid Natural Gas) terbesar di Indonesia dan di dunia. Berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur, perusahaan ini memiliki 8 process train (A - H) yang mampu menghasilkan 22,5 Mtpa LNG (juta metrik ton LNG per tahun). PT Badak NGL merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Kota Bontang maupun Indonesia. Memiliki karyawan sebanyak 1.800 orang dan pekerja dari kontraktor sebanyak 2.600 orang (2007).

Badak Natural Gas Liquefaction
IndustriLNG dan LPG
Didirikan26 November 1974
Kantor pusatBontang, Indonesia
Tokoh kunci
Johannes Soenarmo, Komisaris Utama
Yoga P Suprapto, Presiden Direktur
IndukPertamina
Situs webhttp://www.badaklng.co.id/

Pemegang saham[1]

Pertamina : 55%
VICO Indonesia : 20%
Japan Indonesia LNG Co (JILCO) : 15%
Total E&P Indonesie : 10%

Pemasok Gas

Sejarah

Penemuan gas alam raksasa

Proyek LNG Badak dimulai ketika Huffco (sekarang VICO Indonesia), sebuah perusahaan kontraktor migas dengan PSC pada Pertamina, berhasil menemukan cadangan gas alam raksasa di lapangan Badak, Kalimantan Timur pada Februari 1972, setelah sebelumnya ditemukannya juga cadangan gas alam raksasa di lapangan Arun, Aceh oleh Exxon Mobil.

Pendirian dan produksi

26 November 1974, didirikan perusahaan PT Badak NGL dengan pemegang sahamnya adalah Pertamina, VICO dan JILCO. Perusahaan ini dipercayakan untuk mengoperasikan pabrik LNG Badak. Nama perusahaan ini diambil dari nama daerah tempat ditemukannya gas alam tersebut.

Konstruksi kilang dimulai pada tanggal 26 November 1974 dan selesai 36 bulan kemudian tanggal 5 Juli 1977 dengan berhasil dibangunnya train LNG pertama (train A). Kilang pertama ini diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1977 dan pengapalan LNG pertama dilakukan pada 9 Agustus 1977 ke Senboku, Jepang melalui kapal LNG Aquarius.

Selama 25 tahun, pabrik LNG Badak yang pada mulanya hanya memiliki 2 train, tapi sekarang sudah mempunyai 8 train dan ditambah dengan fasilitas penghasil LPG seiring dengan ditemukannya cadangan gas alam yang tak kalah besar di sekitar Muara Badak. Jika beroperasi pada kapasitas penuh, kilang LNG Badak dapat memproduksi rata-rata 140.000 ton m3 gas alam per harinya. Total produksi gas alam setahunnya berhasil ditingkatkan dari 3,3 juta ton LNG per tahun di tahun 1977 menjadi 22 juta ton LNG dan 1,2 juta ton LPG per tahun. Produksi gas alam di Badak NGL merupakan yang terbesar di seluruh dunia.

PT Badak juga mempunyai 4 jalur pipa paralel berukuran 36" dan 42" yang berfungsi mengirimkan gas alam dari ladang-ladang gas untuk bahan baku LNG dan LPG dari sebelumnya yang hanya punya satu jalur pipa berukuran 36" pada masa awal perusahaan berdiri. Selain itu, di jalur yang sama ada satu pipa berukuran 42" dimiliki oleh PT Pupuk Kalimantan Timur.

Penurunan produksi

Sejak tahun 2001, produksi LNG dari Bontang terus menurun. Dari 379 kargo tahun 2001 menjadi 341 kargo di tahun 2005. Penurunan produksi ini menyebabkan PT Badak tidak mampu memenuhi komitmennya pada pembeli. Selain itu pemerintah juga mengurangi ekspor LNG dari Bontang karena LNG tersebut dialihkan untuk memenuhi pasokan pabrik pupuk di dalam negeri. Produksi LPG pun terpaksa sementara dihentikan melihat berkurangnya pasokan gas ke PT Badak, terhitung sejak tahun 2006.

Menurut perkiraan, berdasarkan pada ketersediaan gas alam yang ada pada awal tahun 2008, diperkirrakan pada tahun 2010, PT Badak akan beroperasi hanya dengan 6 train. Tahun 2011, yang beroperasi 3 train, rentang 2012-2014 yang beroperasi 2 kilang, dan 2015-2017 hanya beroperasi sebanyak 1 train. Setelah itu PT Badak akan tutup.

Referensi

Pranala luar