Produksi minyak sawit di Malaysia

Revisi sejak 22 November 2017 06.41 oleh Pierrewee (bicara | kontrib) (+Sejarah)

Produksi minyak sawit vital bagi perekonomian Malaysia, yang merupakan produsen komoditas minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia.[1][2] Lembaga Minyak Sawit Malaysia (MPOB) merupakan sebuah lembaga pemerintah yang bertanggung untuk promosi dan pengembangan sektor minyak kelapa sawit di negara tersebut. Industri minyak kelapa sawit di negara ini menghasilkan sekitar 90 juta ton biomassa lignoselulosa, termasuk tandan buah kosong, batang pohon kelapa sawit, dan daun kelapa sawit, serta limbah cair pabrik minyak kelapa sawit (POME).[3] Pada tahun 2010, sebagai tanggapan atas kekhawatiran mengenai dampak sosial dan lingkungan dari minyak kelapa sawit, Pemerintah Malaysia berjanji untuk membatasi perluasan perkebunan kelapa sawit dengan mempertahankan setidaknya setengah dari tanah negara tersebut sebagai penutupan hutan.[4]

Perkebunan kelapa sawit yang sudah menghasilkan di Malaysia (2007)
Perkebunan kelapa sawit baru di Malaysia Timur (2010)

Sejarah

Palm oil trees were introduced to British Malaya by the British government in early 1870s as ornament plants. The first commercial palm oil cultivation was done in Selangor in 1917. In the early 1960s, palm oil cultivation increased significantly under the government diversification program to reduce Malaysia's dependency on rubber and tin.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Pakiam, Ranjeetha (16 September 2013). "Malaysia Keeps Palm Oil Export Tax Unchanged to Spur Shipments". Bloomberg News. Diakses tanggal 22 September 2013. 
  2. ^ McClanahan, Paige (September 11, 2013). "Can Indonesia increase palm oil output without destroying its forest?". The Guardian. 
  3. ^ Ibrahim, Osman & Usman 2007, hlm. 464.
  4. ^ Morales, Alex (18 November 2010). "Malaysia Has Little Room for Expanding Palm-Oil Production, Minister Says". Bloomberg. Diakses tanggal 22 September 2013. 
Bibliografi