Agama di Amerika Serikat

artikel daftar Wikimedia
Revisi sejak 24 November 2017 05.06 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Sebagai negara imigran yang multietnis dan multikultural, Amerika Serikat adalah tempat bagi berbagai kepercayaan dan agama saling bertemu. Meskipun termasuk negara dengan ideologi liberal, penduduk Amerika Serikat mayoritas mengaku bahwa agama berperan penting dalam kehidupan mereka sehari-hari.[1] Amerika Serikat menganut paham sekuler sehingga negara tidak mengakui agama tertentu sebagai agama resmi dan menjunjung tinggi kebebasan beragama setiap penduduknya. Dasar hukum kebebasan beragama di Amerika Serikat tercantum dalam Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat.[2] Menurut penelitian dari Pusat Penelitian Pew pada tahun 2014, mayoritas penduduk Amerika Serikat memeluk agama Kristen sebanyak 70,6%. Penganut ajaran Kristen di Amerika Serikat datang dari berbagai denominasi, yang terbesar adalah gereja beraliran Protestan dengan persentase 46,5% dari keseluruhan jumlah penduduk. Terdapat juga penganut agama Kristen Katolik yang menyusun 20,8% dari total populasi Amerika Serikat. Terdapat pula sebagian kecil pengikut gereja-gereja Ortodoks yang dibawa oleh para imigran dari Eropa Timur dan Timur Tengah. Yahudi adalah agama terbesar kedua di Amerika Serikat dengan persentase 1,9%. Meskipun minoritas orang-orang Yahudi di Amerika Serikat banyak memegang peranan penting dalam bidang pemerintahan dan bisnis di Amerika Serikat.

Persentase penduduk yang menganut agama di Amerika Serikat setiap negara bagian.

Agama non-Kristen terbesar ketiga di Amerika Serikat adalah Islam. Terdapat sebanyak 0,1% umat muslim di Amerika Serikat. Penganut agama dharmik seperti Hindu dan Buddha di Amerika Serikat kebanyakan dibawa oleh imigran asal benua Asia. Orang yang tidak tergabung dalam agama tertentu di Amerika Serikat memiliki jumlah pengikut yang besar. Tercatat sebanyak 22,8% penduduk Amerika Serikat mengaku sebagai penganut paham ateisme atau agnostisisme.[3]

Dalam dekade terakhir, jumlah penduduk Amerika Serikat yang memiliki agama mengalami penurunan. Penurunan terjadi pada jumlah penganut agama Kristen baik itu dari gereja-gereja Protestan, Gereja Katolik, dan aliran Kristen lainnya. Namun sebaliknya, jumlah orang yang tidak beragama di Amerika Serikat cenderung semakin meningkat. Menurut penelitian Pusat Penelitian Pew terjadi kenaikan sebesar 6,7% orang yang tidak tergabung dalam kelompok agama tertentu dalam kurun waktu 2007 hingga 2014.[4] Jumlah umat muslim juga cenderung mengalami peningkatan bahkan semenjak peristiwa Serangan 11 September 2001.[5] Diperkirakan pada tahun 2050 jumlah muslim di Amerika Serikat akan melampaui jumlah penganut agama Yahudi.[6] Dari 50 negara bagian di Amerika Serikat dan 1 distrik federal, Mississippi adalah negara bagian yang paling religius dengan persentasi 59% penduduk masuk dalam kategori yang sangat religius. Diurutan kedua ditempati oleh negara bagian Alabama dengan persentase 56% penduduk tergolong kedalam kategori sangat religius. Sedangkan Utah yang merupakan negara bagian dengan kantong populasi pengikut mormon terbesar terdapat 54% penduduknya yang termasuk kategori sangat religius.[7]

Sejarah

Agama pribumi Amerika

 
Tenskwatawa, dikenal sebagai nabi Shawnee adalah tokoh spiritual dan tokoh perlawanan Suku Indian.

Sebelum datangnya para penjelajah dari Eropa yang membawa ajaran Kristiani, penduduk asli Amerika sudah memiliki kepercayaan tradisional sendiri. Kepercayaan orang-orang Indian tergolong kedalamkepercayaan animisme dan dinamisme. Orang Indian Amerika kala itu percaya kepada suatu kekuatan gaib yang mereka sebut dengan Wakan Tanka. Suku Indian biasa melakukan upacara dan ritual keagamaan dalam kehidupan mereka. Tujuan dari upacara dan ritual ini untuk mendapatkan kekuatan dalam menghadapi kesulitan dalam hidup, seperti ritual penyembuhan orang sakit dan ritual meminta hujan.

Upacara dan ritual juga umum diselenggarakan untuk memperingati suatu tahap kehidupan, seperti upacara memasuki masa kedewasaan, upacara pernikahan, dan upacara kematian.[8] Tokoh pemimpin kepercayaan Indian yang terkenal adalah Tenskwatawa. Tenskwatawa dianggap sebagai nabi oleh suku Shawnee. Para pengikut Tenskwatawa percaya bahwa akan datang suatu bencana yang akan menghancurkan orang-orang kulit putih dari tanah mereka.[9] Tenskwatawa mengajarkan kepada para pengikutnya untuk tidak bergaya hidup seperti orang Eropa. Tenskwatawa memerintahkan pengikutnya untuk menyerahkan semua senjata api, minuman keras, dan pakaian ala Eropa. Tenskwatawa memaksa para pengikutnya untuk membayar setengah dari utang mereka kepada para pedagang Eropa dan mengajak semua kaumnya untuk berusaha dengan segala upaya agar tidak memberikan hak tanah mereka kepada pemerintah Amerika Serikat.[10]

Gelombang pengungsi korban persekusi agama

Pada abad ke-17 benua Amerika dijadikan tempat pengungsian bagi banyak orang dari benua Eropa untuk menghindari diskriminasi dan penganiayaan atas dasar agama. Para pengungsi ini selain menambah keberagaman agama di Amerika Serikat juga membawa kontribusi terhadap perkembangan dan pembangunan di Amerika Serikat. Tercatat beberapa wilayah dibangun dan dikembangkan oleh para pengungsi, diantaranya adalah Massachusetts dan Pulau Rhode adalah dua wilayah yang dibangun oleh kaum Puritan dari Inggris, negara bagian Pennsylvania yang berkembang atas jasa seorang Quaker, negara bagian Maryland dibangun oleh pengungsi Katolik dari Inggris, dan negara bagian Virginia yang dibentuk oleh umat Kristen Anglikan dari Inggris.[11]

Kaum Puritan

Kaum Puritan adalah kelompok gereja beraliran Protestanisme yang memperjuangkan kemurnian dogma dan tata cara peribadatan, begitu juga kesalehan perseorangan dan jemaat. Kelompok keagamaan ini berasal dari Inggris dan kata Puritan sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu pure yang berarti murni karena awal terbentuknya gerakan keagamaan ini adalah atas dasar tujuan untuk memurnikan ajaran dan tata cara peribadatan yang telah diubah oleh kaum Anglikan. Pada masa pemerintahan Raja James I, kaum Puritan mengalami perlakuan buruk sehingga memaksa mereka untuk pindah dari Inggris agar terbebas dari tekanan dan dapat menjalankan agamanya dengan baik.[12]

Pada tahun 1630 kaum Puritan yang dipimpin oleh John Winthrop mendarat di pantai timur laut benua Amerika. Orang-orang Puritan lalu mendirikan sebuah daerah koloni baru di Teluk Massachusetts. Karena sikap kaum Puritan yang terkesan kaku dan tidak toleran terhadap kaum pendatang lain, maka beberapa tokoh seperti  Anne HutchinsonRoger Williams, dan Thomas Hooker memilih untuk pindah dari Teluk Massachusetts menuju selatan. Mantan pimpinan kaum Puritan, Roger Williams lalu membangun koloni baru di Pulau Rhode, sedangkan Thomas Hooker membuat daerah koloni baru yang kini dikenal dengan nama Connecticut.[13]

Pengungsi Yahudi

Gelombang pengungsi Yahudi pertama kali tiba di Amerika pada abad ke-17. Orang-orang Yahudi ini adalah kaum Yahudi Sefardim yang mengungsi dari daerah koloni Brasil Belanda akibat dari perlakuan buruk yang mereka terima dari penjajah Portugis yang mengambil alih koloni Brasil Belanda. Pengungsi Yahudi ini berjumlah 23 orang yang terdiri dari empat orang pasangan suami istri, dua orang janda, dan tiga belas orang anak-anak.[14] Mereka pertama kali berlabuh di Nieuw Amsterdam (kelak berganti nama menjadi New York) pada tahun 1654. Pada tahun 1655 generasi Yahudi pertama di Amerika Serikat ini sudah rutin melakukan peribadatan di kalangan mereka. Komunitas Yahudi ini lalu semakin berkembang dengan bertambahnya imigran Yahudi lainnya hingga pada akhir abad ke-18 tercatat beberapa sinagoga telah berdiri dan aktif melakukan pelayanan jemaat.[15]

Kaum Quaker

 
William Penn, seorang pengikut ajaran Quaker sekaligus pendiri Pennsylvania.

Kelompok keagamaan Quaker atau dikenal juga dengan nama Perkumpulan Agama Sahabat (bahasa Inggris: Religious Society of Friends) pertama kali terbentuk pada tahun 1652 di Inggris oleh George Fox. Bermula pada tahun 1681, kehidupan kaum Quaker di benua baru Amerika berubah. Dalam sebuah eksperimen yang disebut “eksperimen suci” ketatanegaraan seorang pemuda Inggris bernama William Penn yang masuk Pekumpulan Agama Sahabat, membangun sebuah daerah koloni yang berlandaskan prinsip filosofis Quaker dan dikelola oleh kaum Quaker. Walaupun ia adalah anak seorang Laksamana Inggris, William Penn sendiri adalah seorang yang membenci peperangan dan dia pernah menerima hukuman kurangan penjara akibat mempublikasikan pemikirannya.[16]

Untuk membayar utang kepada ayah William Penn, Takhta Inggris menghibahkan sebidang tanah yang luas di benua Amerika. Sebuah piagam kerajaan diberikan kepada William Penn dengan kekuasaan yang hampir tak terbatas atas koloni baru tersebut. Daerah koloni baru ini diberi nama Pennsylvania yang berarti Hutan Penn. untuk mengenang jasa ayah William, Laksamana Penn. Di wilayah Pennsylvania ini William Penn memberikan hak kebebasan beragama bagi setiap penduduknya. Mula-mula, William Penn mengutus sepupunya, William Markham, ke Amerika yang bertindak sebagai perwakilnya untuk memastikan kesetiaan pemukim Eropa di daerah koloni baru tersebut dan untuk membeli tanah dari penduduk asli Amerika. Pada tahun 1682, William Penn bertolak menyusuri Sungai Delaware dan untuk pertama kalinya ia mendatangi daerah koloninya. Ia membuat suatu kesepakatan yang adil dengan penduduk setempat di Shackamaxon (kini disebut Kensington, bagian dari Philadelphia). Kemudian, sekitar satu kilometer dari Shackamaxon, ia merencanakan dan menamai sebuah pemukiman baru, yang ia sebut Philadelphia, artinya Kasih Persaudaraan.[17]

William Penn kemudian kembali ke Inggris dan mengiklankan koloni baru itu untuk menganjurkan orang-orang pindah ke sana. Ia menggambarkan bahwa daerah koloninya memiliki tanah yang subur, memiliki hutan yang lebat, terdapat sungai yang mengalir tenang, dan terdapat banyak binatang untuk diburu. Ia berjanji bahwa pemerintahan baru ini akan menggalang toleransi agama dan orang akan hidup berdampingan dengan damai. Siapa pun dapat diterima baik itu saudagar, orang miskin, dan orang-orang idealis yang bersemangat membantu terwujudnya pemerintahan yang baik.[18]

Referensi

  1. ^ http://www.pewglobal.org/2002/12/19/among-wealthy-nations/. Diakses tanggal 21-11-2017.
  2. ^ http://constitution.findlaw.com/amendment1.html. Diakses tanggal 21-11-2017.
  3. ^ http://www.pewforum.org/2015/05/12/americas-changing-religious-landscape/. Diakses tanggal 21-11-2017
  4. ^ http://www.pewresearch.org/fact-tank/2015/08/27/10-facts-about-religion-in-america/. Diakses tanggal 21-11-2017
  5. ^ http://www.nydailynews.com/news/national/number-muslims-u-s-doubles-9-11-article-1.1071895. Diakses tanggal 21-11-2017
  6. ^ http://www.breitbart.com/big-government/2015/12/10/muslim-population-u-s-double-2050-study-shows/. Diakses tanggal 21-11-2017
  7. ^ https://www.huffingtonpost.com/entry/gallup-most-and-least-religious-states-2016_us_589def85e4b03df370d5d8d4. Diakses tanggal 22-11-2017
  8. ^ https://www.legendsofamerica.com/na-religion/. Diakses tanggal 22-11-2017
  9. ^ Adam Jortner, The Gods of Prophetstown: The Battle of Tippecanoe and the Holy War for the American Frontier (2011)
  10. ^ Rachel Buff, "Tecumseh and Tenskwatawa: Myth, Historiography and Popular Memory." Historical Reflections/Réflexions Historiques (1995): 277-299.
  11. ^ http://classroom.synonym.com/the-religious-settlements-in-the-13-colonies-12086540.html. Diakses tanggal 22-11-2017
  12. ^ http://www.history.com/topics/puritanism. Diakses tanggal 22-11-2017
  13. ^ http://historyofmassachusetts.org/the-great-puritan-migration/. Diakses tanggal 22-11-2017
  14. ^ http://www.jewishvirtuallibrary.org/new-amsterdam-s-jewish-crusader. Diakses tanggal 23-11-2017
  15. ^ http://www.nytimes.com/2000/05/19/world/recife-journal-a-brazilian-city-resurrects-its-buried-jewish-past.html. Diakses tanggal 23-11-2017
  16. ^ http://www.quakersintheworld.org/quakers-in-action/8/The-Holy-Experiment-in-Pennsylvania. Diakses tanggal 24-11-2017
  17. ^ http://www.history.com/topics/history-of-quakerism. Diakses tanggal 24-11-2017
  18. ^ http://www.phmc.state.pa.us/portal/communities/pa-heritage/our-first-friends-early-quakers.html. Diakses tanggal 24-11-2017