Nasi katok

variasi makanan khas Brunei Darussalam
Revisi sejak 25 November 2017 08.18 oleh Sheila sheila (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Nasi katok''' merupakan makanan yang populer di Brunei Darussalam dan menjadi makanan yang wajib dicoba bagi pelancong ketika pergi kesana. Menjadi makanan sehari-h...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Nasi katok merupakan makanan yang populer di Brunei Darussalam dan menjadi makanan yang wajib dicoba bagi pelancong ketika pergi kesana. Menjadi makanan sehari-hari yang dikonsumsi oleh masyarakat Brunei. [1] Harga yang murah dan rasanya yang enak, menjadikan nasi katok sebagai makanan cepat saji khas Brunei. Nasi katok mudah ditemui di distrik-distrik Brunei. Mulai dari kedai hingga restoran menyajikan menu ini. Bagi masyarakat Indonesia, nasi katok tidak jauh berbeda dengan nasi bungkus yang biasa terdapat di Indonesia. [2]

Sejarah

Katok menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti celana. Asal usul nasi katok sendiri berdasarkan informasi yang berkembang di masyarakat Brunei, berasal dari lingkungan Mabohai dimana sepasang suami istri keturunan China yang menjual nasi dengan potongan ayam. Kemudian nasi katok berkembang menunya dengan tambahan sambal dan kuah daging. [3] Nama katok sendiri muncul dikarenakan pada awal kemunculannya nasi tersebut hanya dijual pada siang hari dan bagi para pekerja yang mendapatkan bagian jam kerja malam ketika ingin makan nasi tersebut harus mengetuk pintu rumah penjualnya. Ketukan pintu di malam hari yang berbunyi "Knock..knock" dalam bahasa inggris, menjadikan nasi tersebut memiliki sebutan nasi katok.

Nasi katok berisi daging tepung dengan nasi yang terbuat dari beras pulen dengan ayam goreng yang ditepungi dan ditambahkan dengan dua pilihan sambal yaitu pedas dan tidak serta dibungkus dengan menggunakan bungkus nasi atau pembungkus makanan plastik. Penyajian nasi katok sederhana yaitu pembeli dipersilahkan untuk memilih potongan ayam yang diinginkan kemudian sambal yang disukai, kemudian penjual membungkus pesanan tersebut dan pembeli dapat langsung pergi setelah membayarnya. Harga untuk satu porsi nasi katok rata-rata satu dolar. [4] Harga untuk satu porsi nasi katok pada setiap tempat di distrik Brunei umumnya sama, yakni satu dolat. Hal yang membedakan nasi katok satu dengan lainnya terdapat pada kualitas bahan serta olahan sambalnya. Isi sambal nasi katok terbuat dari ikan teri, ikan bahai dan ikan bilis. [5]

Referensi

  1. ^ https://nasikatok.wordpress.com/introduction/history-of-nasikatok/
  2. ^ http://www.anak-pontianak.tk/2015/05/nasi-katok-brunei-darussalam.html
  3. ^ http://nasikatokbrunei.blogspot.co.id/
  4. ^ http://www.tribunnews.com/lifestyle/2013/08/14/berkunjung-ke-brunei-jangan-lewatkan-menyicipi-nasi-katok-nan-lezat
  5. ^ http://widhiaanugrah.com/resep-masakan-nasi-sambal-katok-yang-lezat/#forward