Tawak-tawak
Tawak-tawak adalah alat musik khas Brunei Darussalam yang berbentuk seperti Gong tetapi berukuran lebih kecil dari gong dan berukuran lebih besar dibandingkan Canang. [1] Tawak-tawak digunakan untuk mengiringi alat musik tradisional ketika ada pementasan kesenian. Biasa digunakan pada Orkestra Gulintangan. Suara musik akan menjadi sumbang jika alat musik tawak-tawak tidak ada. Berfungsi sebagai "peningkul" atau "peningkah" untuk merespon irama orkes. Pada pementasan orkestra gulintangan posisi tawak-tawak akan digantung pada sebuah tali yang digantung pada tiang. [2] Orkestra gulintangan dimainkan pada saat acara pernikahan, acara-acara besar maupun acara-acara penyambutan pejabat-pejabat di Brunei Darussalam.[3]
Sejarah
Tawak-tawak terbuat dengan bahan baku tembaga. Pemukul tawak-tawak yang biasa digunakan terbuat dari kayu yang dibentuk seperti gagang dan diberi kain tebal pada ujung kayu yang mengenai tawak-tawak ketika dipukul. [4] Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tawak-tawak berarti gong kecil untuk memberi alamat, mengerahkan orang supaya berkumpul. [5] Tawak-tawak pada zaman dahulu digunakan oleh masyarakat Brunei Darussalam untuk memanggil masyarakat agar berkumpul secara bersamaan untuk diberikan pengumuman atau sebuah arahan. [6] Suara khas yang ditimbulkan dari tawak-tawak memudahkan masyarakat ketika mendengar informasi pemberitahuan untuk berkumpul. Dengan jumlah penduduk Brunei Darussalam pada tahun 2013 tercatat berjumlah 406.200 orang, dengan 210.300 laki-laki dan 195.900 perempuan. Pada 2014 menurut JPKE, jumlah populasi warga negara Brunei Darussalam terdapat 291.800 orang dengan sisanya terdiri dari warganegara asing berjumlah 28.100 orang dengan status Permanent Residents dan yang berstatus Temporary Residents berjumlah 86.300 orang. [7] Pada masa kini umumnya pemberian informasi bagi masyarakat Brunei Darussalam melalui media elektronik seperti website lembaga-lembaga pemerintahan maupun melalui selembaran kertas informasi yang di tempel di papan informasi instansi terkait.
Tawak-tawak biasa digunakan sebagai alat musik pendukung pada orkestra gulintangan. Orkestra gulintangan sendiri merupakan kesenian tradisional Brunei Darussalam. [8] Kesenian ini dimainkan untuk menggambarkan suasana gembira, syukur dan kedukaan pada tradisi khas masyarakat Brunei Darussalam yang sedang diselenggarakan. Alat musik pada kesenian orkestra gulintangan terdiri dari kumpulan alat musik tradisional seperti gulintangan, canang, tawak-tawak, gong, dan gandang labik.
Referensi
- ^ http://www.kerajaannusantara.com/id/brunei-darussalam/seni-budaya
- ^ http://m.melayuonline.com/ind/culture/dig/2666/orkes-gulintangan-musik-tradisional-brunei-darussalam
- ^ https://www.scribd.com/doc/121132789/Alat-Musik-Brunei-Dan-Arab
- ^ https://dokumen.tips/documents/alat-musik-brunei-dan-arab.html
- ^ https://kbbi.web.id/tawak-tawak
- ^ http://www.michaelbackmanltd.com/1252.html
- ^ https://www.kemlu.go.id/bandarseribegawan/lc/Pages/Brunei-Darussalam.aspx
- ^ https://dokumen.tips/documents/alat-musik-brunei-dan-arab.html