Kapal induk pesawat laut Jepang Mizuho

Kapal induk pesawat amfibi Jepang
Revisi sejak 27 November 2017 20.29 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Mizuho (瑞穂, "Fresh Grain") adalah pengangkut pesawat amfibi milik Imperial Angkatan laut Jepang untuk bertugas selama Perang Dunia II. Kapal ini dibangun di Galangan Kapal Kawasaki di Kobe, Jepang, dan selesai pada bulan Februari tahun 1939.[1][2]

Mizuho berlayar di lepas pantai Tateyama, Jepang, pada tahun 1940.

Desain dan deskripsi

Mizuho dibangun dengan desain yang mirip seperti kapal induk pesawat laut Chitose, tapi dengan mesin diesel yang sedikit lebih lemah dibandingkan Chitose. Dia dapat membawa 24 pesawat amfibi, dan dilengkapi untuk membawa dua belas kapal selam cebol, meskipun dia tidak bisa membawa beban penuh kedua-duanya dalam satu waktu.[3]

Masa bertugas

Mizuho berpartisipasi dalam banyak invasi sebagai pendukung; misi pertamanya adalah dengan Serangan Kejutan Penuh Keempat. Pada tanggal 1 Maret 1942, pesawat milik Mizuho dan Chitose melukai kapal perusak Amerika  USS Pope, yang kemudian ditenggelamkan oleh pesawat-pesawat dari kapal induk Ryūjō dan tembakan dari kapal penjelajah berat Ashigara dan Myōkō.[4]

Nasib

 
Lukisan dari Mizuho.

Kapal selam Amerika USS Drum meluncurkan torpedo ke arah  Mizuho pada pukul 23:03 tanggal 1 Mei 1942, tepatnya 40 mil laut (74 kilometer) dari Hamamatsu, Jepang. Dia terbalik dan tenggelam pada pukul 04:16 pada 2 Mei 1942 dan merenggut 101 nyawa. Ada 472 korban selamat, yang diantaranya 31 orang terluka.[5][4]

Catatan kaki

  1. ^ Toppan, Andrew (June 25, 1998). "World Aircraft Carriers List: Japanese Seaplane Ships". Diakses tanggal 2009-07-04. 
  2. ^ Budge, Kent. "Mizuho, Japanese Seaplane Carrier". The Pacific War Online Encyclopedia. Diakses tanggal 2009-07-04. 
  3. ^ "IJN Mizuho Seaplane Carrier". Diakses tanggal 2009-07-04. 
  4. ^ a b Tully, Anthony. "Catatan pergerakan Kapal induk pesawat laut Jepang Mizuho". Diakses tanggal 2009-07-04. 
  5. ^ "USS Drum". Diakses tanggal 2009-07-04. 

Pranala luar