Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman

Revisi sejak 28 November 2017 06.40 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman atau Lembaga Eijkman (disingkat LBME, dalam bahasa Inggris Eijkman Institute for Molecular Biology) adalah lembaga penelitian biologi molekuler berstatus satuan kerja di bawah naungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikiti RI).[1] [2] Nama Lembaga Eijkman dipakai untuk menghormati Christiaan Eijkman, peneliti berkebangsaan Belanda yang menjabat direktur pertama sekaligus penerima penghargaan Nobel bidang kedokteran pada tahun 1929 atas penemuan konsep vitamin, ketika melakukan studi penyakit beri-beri di Batavia.[3] Lembaga Eijkman menempati bangunan berarsitektur Belanda di Jalan Diponegoro No.69, Jakarta Pusat, Indonesia.[4]

Lembaga Eijkman pada tahun 2011

Pada tahun 2015, Lembaga Eijkman menerima penghargaan sebagai Pusat Unggulan Iptek oleh Kemenristekdikti.[5]

Eijkman Instituut pada tahun 1939

Sejarah

Geneeskundig Laboratorium

Pada tahun 1888, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Geneeskundig Laboratorium (bahasa Inggris: The Central Laboratory of Public Health Service, bahasa Indonesia: Laboratorium Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat) di Batavia.[6] Christiaan Eijkman ditunjuk sebagai direktur pertama dan menjabat sejak 15 Januari 1888 hingga 4 Maret 1896.[7][8][4]

Penggunaan nama Lembaga Eijkman

Pada tahun 1938, bertepatan dengan peringatan 50 tahun berdirinya institusi ini, nama Lembaga Eijkman mulai digunakan sebagai bentuk penghargaan terhadap Christiaan Eijkman.[4] Christiaan Eijkman meraih hadiah Nobel di bidang kedokteran pada tahun 1929 atas penelitiannya tentang penyakit beri-beri yang disebabkan oleh kekurangan senyawa yang terdapat pada kulit beras, sebuah konsep yang menjadi cikal-bakal penemuan vitamin.[8]

Sejak tahun 1938, Lembaga Eijkman dipimpin oleh Prof. Dr. Achmad Mochtar hingga kematiannya di tahun 1945 akibat hukuman pancung oleh tentara Jepang untuk menyelamatkan peneliti-peneliti di institusinya yang dituduh mencemari vaksin tetanus. [9] Dr. Achmad Mochtar adalah orang Indonesia pertama yang menjabat posisi sebagai direktur Lembaga Eijkman. [9]

Penutupan Lembaga Eijkman

Akibat pergolakan ekonomi dan politik Indonesia di tahun 1960an, Lembaga Eijkman ditutup dan digabungkan dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo. [4]

Revitalisasi Lembaga Eijkman

Tiga dekade kemudian pada bulan Desember 1990, dalam rangka memperingati satu abad penemuan defisiensi vitamin B1 sebagai penyebab beri-beri oleh Christian Eijkman, B.J. Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi memutuskan untuk membuka kembali Lembaga Eijkman.[4][1]Lembaga Eijkman secara sah dihidupkan kembali pada Juli 1992.[1] Laboratorium mulai beroperasi pada April 1993 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 19 September 1995.[1] Lembaga Eijkman di era baru dipimpin oleh Profesor Sangkot Marzuki sejak tahun 1992 hingga tahun 2014. Tahun 2014 hingga sekarang, jabatan Direktur Lembaga Eijkman dipegang oleh Profesor Amin Soebandrio.

Topik riset

Referensi

  1. ^ a b c d (Inggris) Situs Resmi LBME. diakses 25 November 2014
  2. ^ (Indonesia) Lembaga Eijkman Segera Berubah Status diakses 3 Juli 2016
  3. ^ <(Inggris) Christiaan Eijkman, Beriberi and Vitamin B1 diakses 3 Juli 2016
  4. ^ a b c d e (Inggris) My Jakarta: The Eijkman Institute diakses 3 Juli 2016
  5. ^ (Indonesia) Kemenristekdikti Tetapkan 10 Pusat Unggulan Iptek. diakses 3 Juli 2016
  6. ^ (Inggris)Kratoska, PH (2001), South East Asia, Colonial History: High imperialism (1890s-1930s), London: Taylor and Francis, ISBN 0415215420  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  7. ^ (Inggris)Rittner, D; McCabe, TL (2009), Encyclopedia of Biology, New York: Infobase Publishing, ISBN 0816048592  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  8. ^ a b (Inggris) Christiaan Eijkman Biography. diakses 25 November 2014
  9. ^ a b (Inggris)Stone R (2010). "Righting a 65-year-old wrong". Science. 329 (5987): 30–31. 

Pranala luar