Sanggar bambu

Tempat pertemuan dan medan persahabatan
Revisi sejak 30 November 2017 17.03 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Sanggar bambu merupakan kelompok yang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dunia kesenian seperti teater, musik, puisi dan terutama senirupa.[1] Sanggar bambu juga dapat dikatakan sebagai perkumpulan seniman.[2]Sanggar bambu didirikan pada 1 April 1959 di Yogyakarta, tepatnya di Jl.Gendingan 119 oleh Soenarto Pr bersama-sama dengan Kirdjomulyo, Heru Sutopo, Mulyadi W, Danarto, Soeharto Pr, Syahwil, Handogo, Soemadji dan Wardoyo.[3] [1] Karya-karya sanggar bambu berupa monumen dan patung tersebar di Indonesia di antaranya monumen Gatot Subroto Purwokerto, Ahmad Yani (Jakarta), Latuharhary Ambon, monumen Prasasti (Kep. Seribu) serta rangkaian patung kisah Panji Asmarabangun di Taman Mini Indonesia Indah, dan rangkaian patung dada pahlawan di Gedung Joang ’45 Jakarta.[1] Sanggar bambu banyak melahirkan berbagai karya-karya seni.[1] Selain melahirkan banyak tokoh-tokoh seni, sanggar bambu juga melahirkan tokoh dibidang seni seperti Danarto dan Emha Ainun Najib (budayawan), Abiet G Ade dan Untung Basuki musik, Putu Wijaya, Arifin C Noer dan Linus Suryadi AG (sastra), Kusno Sujarwadi, Mien Brodjo dan Adi Kurdi (film), Motinggo Boesje dan Soesilomurti (cerpen dan novel), Soenarto Pr, Mulyadi W, Irsam, Isnaeni MH, Indros, Totok Buchori dan GM Sudarta (senirupa).[1]

Sanggar bambu merupakan kelompok yang berhubungan dengan dunia kesenian seperti teater

Referensi

  1. ^ a b c d e [1] sanggarbambu.com: SEJARAH SINGKAT SANGGAR BAMBU
  2. ^ Agus Sachari.2007.Budaya Visual Indonesia. Penerbit:Erlangga.78
  3. ^ Sinta Nuriyah.Setelah Angin Kedua. Penerbit:Grasindo.xxi