Penyakit refluks gastroesofagus

Revisi sejak 11 Desember 2017 15.55 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Menambahkan tag <references /> yang hilang)

Penyakit refluks gastroesofagus (Gastroesophageal reflux disease, GERD) merupakan penyakit saluran pencernaan yang bersifat kronis. GERD terjadi ketika asam lambung atau terkadang isi lambung naik kembali ke esofagus (refluks) sehingga seseorang akan mengalami mual bahkan muntah. Akibat naiknya asam lambung maka akan mengiritasi dan membakar esofagus atau kerongkongan sehingga menimbulkan rasa panas pada dada (heartburn) sampai bagian dalam leher bahkan tenggorokan.[1]

Penyebab

Perbatasan antara esofagus dan lambung terdapat otot sphincter, yakni otot melingkar yang dapat mengencang (menutup) dan mengendur (membuka). Ketika kita menelan makanan otot sphincter itu akan melonggar sehingga makanan dan cairan mengalir menuju lambung dan seketika setelahnya akan kembali menutup. Namun, jika katup ini melemah atau mengendur abnormal, maka asam lambung maupun isi lambung akan bisa mengalir kembali ke esofagus (refluks), dan timbullah rasa mulas dan mual. Jika asam lambung terus-terusan refluks, maka akan mengiritasi lapisan esofagus, membuatnya menjadi meradang (esofagitis). Seiring waktu, peradangan dapat merusak lapisan esofagus, menyebabkan komplikasi seperti pendarahan, penyempitan esofagus atau Barrett’s esophagus (kondisi prakanker).

Pengobatan

Pengobatan untuk GERD termasuk modifikasi gaya hidup, obat-obatan, dan mungkin operasi. Perawatan awal sering dengan penghambat pompa proton seperti omeprazol.[2]

Referensi

  1. ^ Penyakit GERD – Definisi, Gejala, Penyebab, Pengobatan | Mediskus
  2. ^ Katz PO, Gerson LB, Vela MF (March 2012). "Guidelines for the diagnosis and management of gastroesophageal reflux disease". The American journal of gastroenterology. 108 (3): 308–28. doi:10.1038/ajg.2012.444. PMID 23419381.