Tari Aer Ulak
Tari Aer Ulak adalah tarian suku bangsa Taminang yang tinggal di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Timur. Yang dimana tarian ini merupakan upacara peramalan dan biasanya dilakukan oleh suku bangsa Taminang. Dan hanya ditarikan oleh laki-laki, dalam kelompok tujuh orang. Di dalam tarian ini terdapat seorang datu (guru) dengan para pengikutnya yang disebut sida. Berikut gambaran jalannya upacara :
Datu dengan para sida-nya menyiapkan nyamu (sajian) terdiri atas ramu-ramuan untuk kekuatan gaib yang nantinya diharapkan akan memberikan isyarat atau alamat kepada orangorang yang melakukan upacara-upacara tersebut. Nyamu dibawa ke tengah ruangan rumah untuk diberi asap dupa kemenyan dan dimantrai oleh datu dan para sida. Kemudian dengan gerak tari tertentu datu dan para sida membawa lancang (tempat saji) ke tepian sungai, kuala, atau laut, dan melepaskannya dengan iringan mantra. Bagaimana jalannya lancang tersebut merupakan isyarat akan keberuntungan atau kemalangan yang akan tiba.
Berikut urut-urutan gerak tari Aer Ulak :
- Membawa perasap : Sida menggerakkan perasap (:wadah pembakaran dupa kemenyan) kearah datu untuk dimantrai;
- Ngerajah : Gerak-gerak membaca mantra;
- Nurunkan lancang : Dengan gerak mencak (:pencak) lancang diemput dan dibawa ketepian;
- Menanti firasat : Para penari duduk memusatkan pikiran dengan tenang, seakan-akan menantikan bisikan gaib berupa keberuntungan atau sebaliknya.
Mencak merupakan bagian bentuk tari seni bela diri yang biasanya dipelajari oleh pemuda Taminang yang disebut Pelintau.
Iringan tari ini terdiri atas : biola, gendang dan suara nyanyian. Kostum yang digunakan adalah : baju, celana warna hitam dan tengkuluk (:ikat kepala yang diruncingkan ke atas), Untuk alat-alat yang diperlukan adalah perasap dan lancang.[1]
- ^ Ensiklopedi Tari Indonesia. Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1980/1981. hlm. 5–6.