Pembunuhan Susianti Tinulele
Susianti Tinulele, seorang pendeta Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Jemaat Effatha, ditembak mati pada tanggal 18 Juli 2004 saat sedang memimpin kebaktian malam hari di gereja tersebut. Pelaku penembakan adalah para anggota kelompok militan Islam yang terkait dengan kekerasan di Poso dalam beberapa tahun sebelumnya.[1] Tersangka utama, Basri, divonis penjara pada tahun 2007 bersama rekan-rekannya yang terlibat.[2]
Kronologi
Peristiwa ini bermula saat seseorang yang tidak dikenal memasuki gereja sembari memegang senjata api. Di luar, seorang pelaku lainnya menodong satpam gereja agar tidak menghalangi rencana mereka. Ratusan orang jemaat yang sedang mengikuti kebaktian menoleh ke arah pintu masuk gereja, dan menyangka bahwa orang tersebut hanya memegang senjata mainan. Keadaan berubah saat pelaku mulai menembak, para jemaat panik dan berhamburan keluar gedung gereja. Pendeta Susianti Tinulele yang memimpin kebaktian malam itu, tewas di tempat setelah tembakan pertama mengenai dahinya, dan pelaku kemudian mulai menargetkan para jemaat dan melukai empat orang. Di tengah kekacauan, para pelaku memanfaatkan keadaan ini untuk kabur dan melarikan diri.[3]
Korban
Susianti menjadi satu-satunya korban tewas. Empat orang lain yang menjadi korban dilarikan ke Rumah Sakit Budi Agung dan Bala Keselamatan Palu. Semua korban merupakan jemaat yang sering mengunjungi gereja ini. Mereka adalah Christ Midiyanto, Farid Mohingko, Desriyanti, dan Lustianti Ampu.[4]
Reaksi
Ketua Majelis Persekutuan Gereja Indonesia, Nathan Setiabudi, mengutuk aksi teror ini. Ia menyayangkan pengamanan yang terkesan longgar dan lamban oleh aparat. Selain aparat penegak hukum, dia juga menyalahkan para elit politik yang menyebabkan kasus ini terjadi. Setelah peristiwa tersebut, situasi Kota Palu masih berjalan dengan normal, meskipun penjagaan keamanan semakin ditingkatkan, khususnya di sejumlah tempat peribadatan dan pusat-pusat keramaian.
Penyelidikan
Sketsa pelaku
Sehari setelah kejadian, Kapolri Jenderal Pol. Da'i Bachtiar berkunjung ke Palu sebagai bentuk bela sungkawa sekaligus mengunjungi para korban di rumah sakit.[5] Ia menegaskan bahwa kepolisian sedang dalam proses mengumpulkan informasi untuk membuat dan menyebarkan sketsa gambar para tersangka penembak Susianti. Sebelumnya, polisi telah mengumpulkan para saksi yang berada di lokasi pada saat kejadian untuk dimintai keterangan. Semua informasi yang didapat akan menjadi dasar pembuatan gambar atau sketsa pelaku. Da'i melanjutkan bahwa mereka masih terus mempelajari hubungan peristiwa ini dengan sejumlah aksi teror yang terjadi sebelumnya, seperti penembakan jaksa Ferry Silalahi.[6] Para penyidik dari Kepolisian Resor Kota Palu baru menemukan sembilan butir selongsong dan lima butir peluru di tempat kejadian perkara (TKP). Di sisi lain, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah melakukan proses identifikasi terhadap jejak sepatu yang ditinggalkan para tersangka di halaman gereja.[7]
Keterangan saksi
Saksi-saksi yang dimintai keterangan pada umumnya mengatakan, bahwa mereka hanya melihat pelaku utama yang menembak Susianti, dan tidak sempat menghitung jumlah total pelaku karena kekacauan yang terjadi saat para jemaat berhamburan keluar gereja. Seorang saksi yang juga menjadi korban bernama Lustianti, menyebut bahwa bunyi tembakan mirip dengan suara petasan. Lustiani sendiri dirawat di rumah sakit karena terserempet peluru. Ia membenarkan bahwa para penembak kabur menggunakan dua buah sepeda motor, masing-masing Yamaha RX King dan sepeda motor jenis bebek.[8]
Referensi
- ^ "Identitas Penembak Pendeta Susianti Mulai Terungkap". Liputan 6. 21 Juli 2004. Diakses tanggal 17 Desember 2017.
- ^ Burhani, Ruslan, ed. (14 April 2007). "Basri Penembak Pendeta Susianti Ponulele". Antaranews. Diakses tanggal 17 Desember 2017.
- ^ "Gereja Efata Diberondong Peluru, Seorang Pendeta Tewas". Liputan 6. 19 Juli 2004. Diakses tanggal 17 Desember 2017.
- ^ "Seorang Pendeta Tewas Ditembak di Depan Jemaatnya di Palu". Detik. 19 Juli 2004. Diakses tanggal 18 Desember 2017.
- ^ "Kapolri Terbang ke Palu". Liputan 6. 19 Juli 2004. Diakses tanggal 18 Desember 2017.
- ^ "Pelaku Utama Pembunuhan Ferry Silalahi Belum Tertangkap". Liputan 6. 29 Juni 2004. Diakses tanggal 18 Desember 2017.
- ^ "Sketsa Penembak Pendeta di Palu Akan Disebarluaskan". Liputan 6. 20 Juli 2004. Diakses tanggal 18 Desember 2017.
- ^ "Penembakan Pendeta di Palu Masih Diselidiki". Liputan 6. 19 Juli 2004. Diakses tanggal 18 Desember 2017.
Bibliografi
Sumber
- Aliansi Jurnalis Independen (2007). Liputan Peristiwa 22 Januari 2007 di Poso [Shabby Portrait of the Republic’s Role in Poso] (PDF) (Laporan). Palu.
- Karnavian, Tito (2014). Explaining Islamist Insurgencies: The Case of al-Jamaah al-Islamiyyah and the Radicalisation of the Poso Conflict, 2000–2007. Singapura: World Scientific. ISBN 178-3264-88-8.
- KontraS (2007). "Gebang Rejo: Operasi di Pemukiman Penduduk" (PDF). Berita Utama. Berita KontraS. No. 1. Jakarta: KontraS. Parameter
|chapter=
akan diabaikan (bantuan)