Abdul Latief (pengusaha)

Revisi sejak 27 Desember 2017 10.38 oleh 36.75.41.114 (bicara)

Abdul Latief (lahir 27 April 1940) adalah salah satu pengusaha Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai menteri pada era pemerintahan Presiden Soeharto.

Abdul Latief
Berkas:Abdul latief.jpg
[[Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Republik Indonesia]] 8
Masa jabatan
16 Maret 1998 – 21 Mei 1998
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Joop Ave
Pengganti
Marzuki Usman
Sebelum
[[Menteri Tenaga Kerja Indonesia]] 17
Masa jabatan
17 Maret 1993 – 14 Maret 1998
PresidenSoeharto
Informasi pribadi
Lahir27 April 1940 (umur 84)
Indonesia Banda Aceh, Republik Indonesia
KebangsaanIndonesia
Suami/istriNursyamsiah (m. 1968-2003)
Donna Latief (m. 2003-sekarang)
HubunganRichard M. Harjani (anak mertua)
Kenisha Atthiya Harjani (cucu)
Kalista Annura Harjani (cucu)
Dominic Jusuf Harjani (cucu)
Francesca Latief (cucu)
Annabelle Latief (cucu)
Adiro Latief (cucu)
Meidiana Latief (pasangan domestik)
Chairul Tanjung (pasangan domestik)
Anita Ratnasari Tanjung (pasangan domestik)
Putri Indahsari Tanjung (pasangan domestik)
Rahmat Dwiputra Tanjung (pasangan domestik)
Chairal Tanjung (pasangan domestik)
AnakMedina Latief Harjani
Dipo Latief
Gatot Latief
Ahmad Nagara Latief
PekerjaanCEO ALatief Corporation
Komisaris Trans Fashion Indonesia dan Trans F&B
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Latar belakang

Abdul Latief merupakan putra dari pasangan perantau Minang Mohammad Latief dan Sitti Rahmah yang berasal dari Pasa Gadang, Padang, Sumatera Barat.[1] Pada tahun 1920, ayahnya pergi merantau ke Banda Aceh, dan kemudian ia lahir disana. Disamping berdagang, ayahnya juga aktif dalam organisasi keagamaan Muhammadiyah. Pada saat berusia empat tahun, ayahnya meninggal dunia, dan kemudian ia diasuh oleh ibunya.

Bisnis

Latief merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Semasa kuliah ia telah bekerja di Toserba Sarinah. Disini ia dipercaya untuk mempelajari manajemen toko serba ada Seibu, Jepang. Sepulangnya dari Tokyo ia hendak mengembangkan konsep pemasaran yang dipelajarinya ke dalam konsep pemasaran "Sarinah". Namun atasannya tidak berkenan dengan konsep yang ia tawarkan itu.

Keluar dari Toserba Sarinah, Latief memberanikan diri untuk menjadi pengusaha dengan mengembangkan toserbanya sendiri. Untuk itu, langkah pertama yang ia lakukan adalah membeli sebuah toko kecil di Grogol, Jakarta. Pada tahun 1974, Latief mendirikan PT Indonesia Product Centre Sarinah Jaya. Perusahaan ini mengelola swalayan yang memasarkan produk-produk industri kecil. Setahun kemudian, ia membuka cabang di Singapura. Pada tahun 1981, Latief memodernisasi swalayannya dengan membangun Pasaraya departement store. Pada tahun 2001 ia merambah bisnis media dengan mendirikan jaringan televisi Lativi. Kini Abdul Latief masuk ke dalam jajaran konglomerat Indonesia yang cukup sukses. Di bawah bendera ALatief Corporation, ia mengelola bisnis periklanan, agrobisnis, hotel, asuransi, properti, konstruksi, eceran, dan media massa. Kini kegiatan bisnisnya banyak ditangani oleh putra-putrinya, Medina Latief Harjani dan Ahmad Dipo Ditiro.[2]

Sejak 8 Desember 2017, serta sebagai Komisaris Trans Fashion Indonesia dan Trans F&B namun sayang dibawah istri dan anaknya dari Donna Latief sebagai Komisaris Trans Fashion Indonesia dan Dipo Latief sebagai Komisaris Trans F&B.

Organisasi dan politik

Abdul Latief merupakan salah seorang pendiri HIPMI dan merupakan ketua umum pertama dari organisasi pengusaha muda tersebut. Prestasinya dalam bidang perdagangan, menyebabkan ia ditarik ke dalam kabinet pemerintahan Soeharto. Dia pernah menduduki posisi Menteri Tenaga Kerja (1993 - 1998) dan Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya (1998). Pada awal tahun 1998, Latief mengundurkan diri dari Kabinet Pembangunan VII yang diikuti oleh belasan menteri lainnya. Kemunduran Latief merupakan awal kejatuhan pemerintahan Soeharto.[3]

Referensi

  1. ^ Bustami Narda, Rahasia Bisnis Orang Padang, Debe Mustika, 2011
  2. ^ swa.co.id Akankan Pamor Pasaraya Kembali Moncer?
  3. ^ Femi Adi Soempeno, Mereka Mengkhianati Saya: Sikap Anak-anak Emas Soeharto di Penghujung Orde Baru, Galangpress, 2008

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Cosmas Batubara
Menteri Tenaga Kerja Indonesia
19931998
Diteruskan oleh:
Theo L. Sambuaga
Didahului oleh:
Joop Ave
Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Indonesia
1998
Diteruskan oleh:
Marzuki Usman