Kapal penjelajah Jepang Noshiro
Noshiro (能代 ) adalah sebuah kapal penjelajah ringan kelas-Agano dalam Angkatan Laut Kekaisaran Jepang (IJN) selama Perang Dunia II.[1] Dia dinamai dari Sungai Noshiro di Prefektur Akita di bagian utara Jepang.
Konstruksi
Noshiro yang lahir pada 19 Juli 1942 di Yokosuka (dan juga baru bisa benar-benar selesai pada 30 Juni 1943) awalnya ditempatkan di Armada Pertama IJN untuk mendapatkan pelatihan di Hashirajima. Tetapi, pada 15 Agustus 1943, Wakil Admiral Takeo Kurita merekrutnya untuk menjadi flagship Skuadron Destroyer 2 yang menjadi bagian dari armada keduanya, dan menjadi pewaris sah Jintsuu yang tewas tepat sebulan yang lalu.
Berbeda dari peran yang sering dijalankan kakaknya, Noshiro lebih sering terlibat dalam beberapa pertempuran frontal di garis terdepan baik pertempuran skala besar sampai dengan pertempuran 'yang nyaris terlupakan' oleh sejarah. Diantaranya adalah Battle of The Gilbert Islands, Battle of Solomon Islands, Guadalcanal Campaign (Battle of Empress Augusta Bay), Operation Galvanic yang dilancarkan Amerika Serikat, Battle of the Philipine Sea, dan Battle of Leyte Gulf (Battle of the Shibuyan Sea & Battle of Samar).
Beberapa catatan prestasinya adalah sebagai berikut. Pada masa Guadalcanal Campaign, Noshiro pernah menjabat sebagai flagship untuk armada yang terdiri dari enam heavy cruiser (Atago, Takao, Maya, Suzuya, Mogami, dan Chikuma) dan empat destroyer di Rabaul. Pada November 1943, Noshiro berhasil menggagalkan 'kematian' Agano dengan sukses menariknya pulang ke Truk untuk diperbaiki. Sebagai kapal yang bertarung frontal di garis depan ia justru tak mengalami kerusakan apapun di pertempuran skala besar seperti Battle of the Philiphine Sea dan Battle of the Shibuyan Sea. Dan pada Pertempuran Samar, ia menenggelamkan Aircraft Carrier USS Gambier Bay disamping juga melukai kapal pengawal Carrier USS White Plains; menjadikannya sebagai satu dari dua kasus pertempuran langka yang menenggelamkan kapal induk hanya dengan meriam kapal.
Sayangnya, sehari setelah prestasi langka tersebut, Noshiro menghadapi tiga gelombang serangan pesawat Avenger dari dua kapal induk Amerika lainnya--USS Wasp dan USS Cowpens--dimana 80 pesawat torpedo bomber dikerahkan untuk menyergap Armada Kurita tempat Noshiro bernaung di dalamnya. Noshiro termasuk salah satu yang tidak dapat menghindar terus-terusan dari serangan torpedo dan menjadi 'mati di tempat' dan tak bisa bergerak kemana-mana lagi. Gelombang keempat yang terdiri dari 28 torpedo bomber lainnya menyusul, dan semakin membuat nyawa Noshiro sudah pasti tak terselamatkan. Namun, sampai hembusan nafas terakhirnya, Noshiro masih sempat menembak jatuh enam pesawat tersebut sebelum sang kapten memerintahkan untuk meninggalkan Noshiro dan berpindah ke Destroyer Akishimo dan Hamanami. Secara resmi, 26 November 1944 menjadi hari tewasnya Noshiro di perairan selatan Mindoro, Laut Sulu.11°42′N 121°41′E / 11.700°N 121.683°E
- ^ Jentsura, Hansgeorg (1976). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869-1945. Naval Institute Press. ISBN 0-87021-893-X. page 111-112