Mesiu

bahan peledak lambat; KNO3+S+C
Revisi sejak 29 Desember 2017 17.06 oleh 114.124.172.234 (bicara) (Perbaikan kesalahan ketik)

Bubuk mesiu atau bubuk hitam adalah bahan peledak yang terbuat dari campuran belerang, arang, dan kalium nitrat, yang membakar sangat cepat dan bahan pendorong pada senjata api dan kembang api.

Bubuk hitam modern.

Bubuk mesiu diklasifikasikan sebagai bahan peledak lemah karena daya ledaknya yang rendah.[1] Ledakan yang dihasilkannya membuat gelombang subsonik, bukan gelombang supersonik seperti yang dihasilkan oleh bahan peledak kuat. Pergerakan gas yang dihasilkan oleh ledakan bubuk mesiu menghasilkan tekanan yang cukup untuk menembakan anak Peluru, tetapi tidak akan menghancurkan laras.

Sejarah

 
Lukisan prajurit Mongol melempar bom ke samurai Jepang pada invasi Mongol ke Jepang, 1281.

Bubuk mesiu ditemukan oleh ahli alkimia Cina pada abad ke-9 ketika sedang mencoba membuat ramuan kehidupan abadi.[2] Penemuan bubuk mesiu diperkirakan adalah hasil dari percobaan-percobaan kimia selama berabad-abad.[3] Kalium nitrat sudah ditemukan oleh kebudayaan Cina pada pertengahan abad ke-1, dan banyak bukti bahwa penggunaannya dengan belerang banyak dipakai sebagai obat.[4] Sebuah tulisan tentang kimia dari Cina dari tahun 492 menuliskan bahwa kalium nitrat menghasilkan api ungu ketika dibakar, membuatnya dapat dikenali dan dipelajari lebih lanjut.[3]

Militer Cina mendengar tentang bahan peledak ini sehingga banyak di buatkan senjata (rocket dan meriam) dan senjata ledak (Granat dan Bom) untuk melawan Kekaisaran Mongol ketika Kekaisaran Mongol berusaha untuk menghancurkan dan merebut benteng kota di perbatasan Cina Utara. Setelah Kekaisaran Mongol menguasai Cina dan mendirikan Dinasti Yuan, mereka menggunakan teknologi bubuk mesiu Cina saat mencoba menginvasi Jepang. Selain itu mereka menggunakannya sebagai bahan bakar roket.

Pada abad ke-13, bubuk mesiu mulai dikenal oleh Eropa, Konstantinopel, dan Jepang melalui perdagangan jalur sutra. Pada tahun 1280, Al-Hasan Ar-Rammah dari Suriah menulis Book of Fighting on Horseback and with War Engines yang memperkenalkan sebuah roket yang disebutnya sebagai "panah Tiongkok". Satu dekade setelahnya, bangsa Arab menggunakan bubuk mesiu ini untuk kepentingan militer saat menginvasi kota Baza, Spanyol. Setahun setelahnya, tahun 1326, Florence, Italia memerintahkan pembuatan meriam dan bolanya. Dari Italia ini kemudian penyebarannya di Eropa meluas hingga pada tahun 1350-an, penggunaan mesiu di medan perang sangatlah umum.[5]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ "Sistem Verifikasi Bahan Kimia Peledak". Balitbang Dephan. 
  2. ^ Bhattacharya (in Buchanan 2006, hlm. 42) acknowledges that "most sources credit the Chinese with the discovery of gunpowder" though he himself disagrees.
  3. ^ a b Chase 2003
  4. ^ Buchanan. "Editor's Introduction: Setting the Context", in Buchanan 2006.
  5. ^ Lee, Silkroad Foundation, Adela C.Y. "Gun and Gunpower". www.silk-road.com. Diakses tanggal 2017-09-25. 

Daftar pustaka

  • Brown, G. I. (1998), The Big Bang: A History of Explosives, Sutton Publishing, ISBN 0-7509-1878-0 .
  • Buchanan, Brenda J., ed. (2006), Gunpowder, Explosives and the State: A Technological History, Aldershot: Ashgate, ISBN 0-7546-5259-9 .
  • Chase, Kenneth (2003), Firearms: A Global History to 1700, Cambridge University Press, ISBN 0521822742 .
  • Cocroft, Wayne (2000), Dangerous Energy: The archaeology of gunpowder and military explosives manufacture, Swindon: English Heritage, ISBN 1-85074-718-0 .

Lihat pula

Pranala luar