Dubu

variasi makanan khas Korea
Revisi sejak 7 Januari 2018 02.56 oleh Cun Cun (bicara | kontrib) (Membalikkan revisi 13506056 oleh Phonet (bicara))

Dubu adalah tahu Korea (豆腐, 두부).[1] Orang Korea memanfaatkan tahu untuk berbagai jenis masakan.[2]

Masakan sundubu jjigae.

Sejarah

Referensi awal mengenai tahu di Korea dapat ditemukan dalam Catatan Mogeun (Mogeunjip) yang ditulis oleh Yi Saek (bernama pena Mogeun, 1328-1396) pada zaman Dinasti Goryeo (938-1392). [3] Dalam satu puisinya, Yi Saek mengungkapkan kelezatan tahu yang baru saja dibuat.[3]

Referensi lain menuliskan tentang cara memasak tahu Korea dalam Yangchonjip oleh Gwon Geun serta Heo Gyun (1569-1618), seorang sastrawan Dinasti Joseon yang menulis artikel dalam Domundaejak tentang kelembutan rasa dubu yang dijual pedagang di luar Gerbang Changui.[3] Sebuah catatan di Sejongsillok (Catatan Pemerintahan Raja Sejong) menyebutkan bahwa Kaisar Ming memuji kelezatan tahu di Joseon dan wanitanya pandai memasak makanan yang lezat.[3]

Catatan sejarah menunjukkan bahwa teknik membuat tahu diperkenalkan dari daratan Cina ke Korea pada zaman Dinasti Goryeo sejak abad ke-10. Dari Korea barulah tahu dikenalkan ke Jepang.[2] Tahu Korea teksturnya di antara tahu Cina dan Jepang, tidak keras atau lembut.[1] Orang Jepang memperkenalkan lebih banyak lagi jenis tahu ke Korea semasa Penjajahan Jepang atas Korea (1910-1945).[1]

Masakan Dubu

 
Dubu Kimchi
  • Tahu sutera (sundubu): adalah tahu lembut yang tidak diproses layaknya tahu biasa.[5] Sundubu yang paling terkenal adalah sundubu dari Desa Chodang yang dinamakan Chodang Dubu , diproses dengan menggunakan air laut sehingga menghasilkan rasa yang unik.

[6] Sundubu dimakan dengan kecap dan bumbu-bumbu pedas sambil minum makgeolli.[6]

Chodang Dubu

Salah satu tempat pembuatan tahu tradisional di Korea yang paling terkenal adalah Kampung Chodang di Provinsi Gangwon.[6] Di Chodang, tahu diproses dengan air laut yang disuling dari kedalaman 3 meter di bawah permukaan pasir. Sejarah Tahu Chodang bermula dari penemuan sebuah mata air pada tahun 1500-an oleh Heo Yeop, seorang pegawai negeri Joseon yang juga adik dari Heo Nanseolheon. Setelah mencicipi kelezatan air tersebut Heo Yeop lalu menggunakannya untuk pembuatan tahu. Ia menambahkan air laut untuk proses pengentalan. Tahu yang diciptakannya menghasilkan rasa yang unik. Sampai kini, tradisi membuat tahu dengan air laut masih dijalankan. Kampung asal tahu itu dinamakan sesuai nama pena Heo Yeop, yaitu Chodang.

Referensi

  1. ^ a b c (Inggris)HISTORY OF TOFU IN SOUTH AND SOUTHEAST ASIA, soyinfocenter. Diakses pada 1 Mei 2010.
  2. ^ a b (Inggris)Hand-made Tofu, gwangju. Diakses pada 1 Mei 2010.
  3. ^ a b c d e f (Inggris)Chun Hui-jung (2006). "Dubu-Jeongol -Traditional Dish of Dubu (Tofu) and Vegetables" (PDF). Koreana. 20 (1): 77–79. Diakses tanggal 26 April 2010. 
  4. ^ (Korea)두부 부침(필독), musoenara. Diakses pada 14 Mei 2010.
  5. ^ (Inggris)Donghae Sundubu, visitkorea. Diakses pada 1 Mei 2010.
  6. ^ a b c (Inggris)Kim Joo-young (1997). "Ch'odang Village in Kangnung" (PDF). Koreana. 11 (2): 77–79. Diakses tanggal 1-5-2010. 
  7. ^ (Inggris)Dubu Kimchi, mykoreankitchen. Diakses pada 12 Mei 2010.
  8. ^ (Inggris)Dubu Jorim,mykoreandiet. Diakses pada 26 April 2010.
  9. ^ (Inggris)Spicy Korean Soft Tofu Stew (Soondubuchigae), koreanfood. Diakses pada 1 Mei 2010.

Pranala luar