Kapal perusak Jepang Ayanami (1929)

Kapal perusak kelas Ayanami, sub-kelas dari kapal perusak kelas Fubuki.
Revisi sejak 9 Januari 2018 02.23 oleh Veracious (bicara | kontrib) (ref)

Ayanami (綾波, "Ombak (yang menyerupai) kain kepar") [1] adalah anak sulung dari kesepuluh bersaudari Ayanami-class sekaligus anak kesebelas dari keluarga besar Fubuki-class. Artinya, ia adalah adik jauh Fubuki dan kakak jauh Akatsuki. Gadis kapal dengan julukan "Black Panther" yang disematkan padanya ini.

Ayanami pada 30 April 1930

Lahir pada 5 Oktober 1929, Ayanami sudah terlibat dalam peperangan bahkan sebelum dimulainya Perang Dunia 2 yaitu pada Second Sino-Japanese War bersama-sama dengan Uranami, Shikinami, dan Isonami yang bertugas untuk mengawal pendaratan tentara Kekaisaran Jepang di Shanghai dan Hangzhou. Dan sejak 1940, ia terus berpatroli dan membantu pendaratan tentara di wilayah China Selatan.

Karier pertamanya di Perang Dunia 2 dimulai dengan peristiwa Battle of Malaya. Kemudian bersama dengan keempat Mogami-class menjalani Operation L yaitu invasi ke Bangka, Palembang, dan Kepulauan Anambas. Ia juga membantu Choukai dalam menaklukkan Saigon selagi perjalanannya untuk mundur sejenak ke Indochina karena luka yang diterimanya di Anambas. Operation T (invasi Sumatera Utara) dan Operation D (invasi Kepulauan Andaman) juga dijalaninya.

Ayanami juga termasuk dalam armada utama Admiral Isoroku Yamamoto dalam Battle of Midway, dan kemudian juga masuk dalam operasi Indian Ocean Raid yang kemudian dibatalkan dan membuatnya dikirim untuk memasuki fase Guadalcanal Campaign dan Solomon Islands Campaign sebagai bagian dari operasi "Tokyo Express". Pertempuran terakhirnya terjadi pada 14-15 November 1942 yaitu pada Second Naval Battle of Guadalcanal dimana ia dikirim sendirian untuk menghadapi armada Task Force 64 Amerika Serikat, sementara kapal lainnya di armada yang dipimpin oleh Sendai memutari pulau untuk mengurung armada Amerika dari dua arah.

Ayanami adalah pertama yang terdeteksi, kemudian baru setelah itu light cruiser Nagara yang terdeteksi dan membuat perhatian semua destroyer di armada Amerika teralihkan. Pada saat itu salvo torpedo dari Ayanami, Nagara, dan Uranami menenggelamkan dua destroyer, dan satu destroyer lain rusak parah (nantinya dihancurkan sendiri oleh rekan satu armadanya) serta satu destroyer lagi rusak sedang. Battleship USS Washington membalas serangan Ayanami dan melukainya sangat parah dan tak terselamatkan, membuat semua krunya meninggalkan Ayanami sebelum benar-benar tenggelam. Dan pada saat yang sama, USS Washington juga menenggelamkan Kirishima di ujung front lain di perairan tersebut. Ayanami akhirnya harus dibantu untuk mati oleh kakaknya sendiri, Uranami, di Ironbottom Sound setelah pertempuran itu berakhir.

Catatan kaki

  1. ^ Nelson. Japanese-English Character Dictionary. hal. 708, 540

References

  • D'Albas, Andrieu (1965). Death of a Navy: Japanese Naval Action in World War II. Devin-Adair Pub. ISBN 0-8159-5302-X. 
  • Brown, David (1990). Warship Losses of World War Two. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-914-X. 
  • Hammel, Eric (1988). Guadalcanal: Decision at Sea : The Naval Battle of Guadalcanal, Nov. 13–15, 1942. (CA): Pacifica Press. ISBN 0-517-56952-3. 
  • Howarth, Stephen (1983). The Fighting Ships of the Rising Sun: The Drama of the Imperial Japanese Navy, 1895–1945. Atheneum. ISBN 0-689-11402-8. 
  • Jentsura, Hansgeorg (1976). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869–1945. US Naval Institute Press. ISBN 0-87021-893-X. 
  • Nelson, Andrew N. (1967). Japanese–English Character Dictionary. Tuttle. ISBN 0-8048-0408-7. 
  • Watts, Anthony J (1967). Japanese Warships of World War II. Doubleday. ASIN B000KEV3J8. 
  • Whitley, M J (2000). Destroyers of World War Two: An International Encyclopedia. London: Arms and Armour Press. ISBN 1-85409-521-8.