Urun dana

Pengumpulan keuangan dari pendukung
Revisi sejak 14 Januari 2018 03.12 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Urun dana (crowdfunding) adalah praktik penggalangan dana dari sejumlah besar orang untuk memodali suatu proyek atau usaha yang umumnya dilakukan melalui internet.[1][2] Istilah bahasa Inggris crowdfunding dipakai pertama kali sebagai judul suatu artikel pada tahun 2006.[3] Istilah ini diturunkan dari istilah crowdsourcing (urun daya) yang telah lebih dulu populer (Hemer, 2011) dan merupakan suatu bentuk pengembangan dari kredit mikro (Clark, 2011).

Jenis Jenis Crowdfunding

Donasi

Pencari modal biasanya melakukan penggalangan dana untuk kegiatan sosial atau untuk kegiatan lainnya, dimana pemberi dana donasi melakukannya hanya untuk melihat kegiatan tersebut berjalan, tanpa mengharapkan imbalan apapun dari kegiatan yang didanainya tersebut.[4]

Reward-based

Reward-based-crowdfunding memberikan hadiah kepada crowd (orang banyak) yang mendanai usahanya.[4]

Equity Crowdfunding

Equity Crowdfunding merupakan pengumpulan dana dari crowd yang merupakan investor, untuk memodali suatu usaha. Atas penyetoran modal kepada usaha tersebut, investor memiliki saham pada dan berhak mendapatkan pembagian bagi hasil pada setiap periodenya. Besarnya nilai bagi hasil yang diterima berbanding lurus dengan besarnya modal yang ditanam pada usaha tersebut.[4]

Crowdlending

Crowdlending adalah pengumpulan dana modal usaha di Internet yang wajib dikembalikan si penerima dana.[5] Model ini pertama kali dikembangkan oleh GandengTangan.org pada tahun 2015[6], dengan sistem setiap UMKM yang ada di situs tersebut dapat memperoleh pendanaan dari publik. Selanjutnya dana tersebut akan dikembalikan berdasarkan jangka waktu yang telah disepakati.

Risiko Crowdfunding

1. Risiko Kehilangan Investasi Tinggi

Bagi investor, crowdfunding merupakan investasi yang sangat berisiko, tentu dengan pengecualian bagi mereka yang melakukan donasi ke dalam proyek sosial. Pertama, investor tidak memiliki kontrol yang cukup baik, terutama jika laporan keuangan yang dilaporkan tidak cukup baik, mengingat entrepreneur yang dalam tahap awal biasanya belum memiliki pencatatan keuangan yang terpercaya. Kedua, dana investor tidak terdiversifikasi ke dalam beberapa portofolio proyek, sebagaimana lembaga keuangan, sehingga risiko pun tidak terdiversifikasi dengan baik.

2. Risiko Keterlambatan Pengembalian Dana

Tidak ada kepastian kapan pengembalian dana investor dari entrepreneur. Bagaimana masalah ini muncul? Bayangkan ketika investor sudah menanamkan dananya selama dua tahun, dan tiba-tiba kondisi keuangan pribadinya kesulitan, sehingga ia harus menarik dananya dari perusahaan. Namun, di sisi lain, proyek yang dibiayai ini belum mendapatkan keuntungan, terlebih lagi apabila sebagian besar dananya masih dalam bentuk aset tetap, sehingga dana tidak bisa ditarik. Berbeda dengan pasar modal atau pasar saham, dimana asset yang investor beli dapat diperjualbelikan kepada investor lain. Crowdfunding merupakan skema investasi yang kurang likuid.

3. Risiko Memilih Bisnis yang Keliru

Jika kita berpikir mengapa entrepreneur tidak mencari pembiayaan melalui jalur yang lebih “konservatif”. Ada kemungkinan juga bahwa entrepreneur tersebut mempunyai record yang jelek terhadap bank sehingga memiilih crowdfunding. Sedangkan mengapa investor tidak berinvestasi ke dalam pasar modal? Jangan-jangan investor menggunakan crowdfunding sebagai tempat money laundering.[7]

Catatan kaki

  1. ^ Oxford Dictionary
  2. ^ Merriam-Webster Dictionary
  3. ^ Earliest Citation of crowdfunding - Word Spy
  4. ^ a b c carimodal. "Bagaimana Crowdfunding menjadi sumber pendanaan usaha Anda?". carimodal.id. Diakses tanggal 2017-02-21. 
  5. ^ "Mau Buka Bisnis, Kenalan Yuk Dengan Crowdlending". DuitPintar Blog. 2016-07-18. Diakses tanggal 2017-02-21. 
  6. ^ "Tech in Asia - Connecting Asia's startup ecosystem". www.techinasia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-15. 
  7. ^ "3 Risiko Menggalang Dana lewat Crowdfunding". Universitas Ciputra Entrepreneurship Online (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-02-21. 

Daftar pustaka