Gerulfus Kherubim Pareira

Uskup Katolik Indonesia (1941–2024)

Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, S.V.D. (lahir 26 September 1941) adalah Uskup Maumere yang telah ditunjuk pada 19 Januari 2008. Sebelumnya, Pareira merupakan Uskup Weetebula sejak 21 Desember 1985.

Mgr.

Gerulfus Kherubim Pareira

Uskup Maumere
GerejaGereja Katolik Roma
KeuskupanKeuskupan Maumere[1]
Penunjukan19 Januari 2008
(16 tahun, 313 hari)
PendahuluVincentius Sensi Potokota
Imamat
Tahbisan imam
22 Agustus 1971
(53 tahun, 97 hari)
oleh Donatus Djagom, S.V.D.[3]
Tahbisan uskup
25 April 1986
(38 tahun, 216 hari)
oleh Gregorius Manteiro, S.V.D.[2]
Informasi pribadi
Nama lahirKherubim Pareira
Lahir26 September 1941 (umur 83)
Lela, Sikka, Nusa Tenggara Timur
Kewarganegaraan Indonesia
DenominasiKatolik Roma
Orang tuaAyah: Aloysius Yulius Pareira
Ibu: Elisabeth da Iku Pareira
Jabatan sebelumnya
Semboyan"Ut Omnes Unum Sint" (Yoh 17:21)
(Supaya mereka semua menjadi satu)

Kehidupan awal

Kherubim Pareira, demikianlah ia biasa dipanggil pada masa kecilnya, dilahirkan dari pasangan Aloysius Yulius Pareira dan Elisabeth da Iku Pareira, yang merupakan anak kelima dari 12 bersaudara. Ayahnya, Aloysius Yulius Pareira, adalah penilik Sekolah Dasar wilayah II di Kabupaten Flores Timur dan meninggal dunia pada tahun 1963, sedangkan ibunya, Elisabeth da Iku Pareira, meninggal dunia pada tahun 1999.

Pendidikan

Pada tahun 1947 hingga 1950, Pareira menjalani pendidikan di ALS (Algemene Lagere School) di Maumere, kemudian dilanjutkan di Ndao. Ia kemudian meneruskan pendidikan di Sekolah Rakyat di Lela sampai kelas V tahun 1951 hingga 1953. Ia kemudian kembali berpindah ke Larantuka dan meneruskan sekolah rakyat di sana sampai kelas VI tahun 1954.

Ia kemudian mulai masuk ke seminari sejak tahun 1954, di mana hingga tahun 1957 ia menjalani pendidikan di SMP Seminari Menengah San Dominggo, Hokeng, dilanjutkan hingga tahun 1961 di SMA Seminari Menengah St. Yohanes Berchmans, Mataloko. Sejak tahun 1961 hingga 1963 ia menjalani novisiat di STFK St. Paulus, Ledalero. Pada 20 Agustus 1963, ia mengucapkan Kaul Pertama di STFK St. Paulus, Ledalero.

Setelah itu, ia mulai menjalani studi Filsafat di STFK St. Paulus, Ledalero hingga tahun 1965. Ia menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Seminari Menengah Pius XII, Kisol sejak 1965 hingga 1967. Ia mengucapkan kaul kekal sebagai seorang biarawan dari kongregasi Serikat Sabda Allah pada tanggal 8 Desember 1970 di STFK St. Paulus, Ledalero.

Setelah ditahbiskan menjadi diakon, ia pernah mengajukan pengunduran diri. Ia kemudian tetap bertahan setelah mendapat dorongan dari pembinanya.[4]

Karya

Pareira ditahbiskan menjadi seorang imam Serikat Sabda Allah pada 22 Agustus 1971 di Lela oleh Donatus Djagom, S.V.D., Uskup Agung Ende. Ia memilih moto imamat, yakni "Tuhanlah kekuatanku, madahku dan keselamatanku" (Mzm 118:14). Setelah tahbisan, ia ditugaskan sebagai Pembantu Prefek SMP Seminari Pius XII Kisol sejak 1972 hingga 1973, di mana sejak 1973 hingga 1974, ia melanjutkan studi di Universitas Kepausan Salesian di Roma. Ia kemudian meneruskan pendidikannya sejak 1974 hingga 1976 di Universitas Kepausan Antoniano di Roma pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Paedagogik.

Sekembalinya ke Tanah Air, ia menjadi Prefek SMA Seminari Pius XII Kisol tahun 1977 hingga 1978. Ia kemudian menjadi Rektor dan Direktur Seminari Menengah Pius XII Kisol pada tahun 1978 hingga tahun 1981. Pada tahun yang sama, ia terpilih menjadi Wakil Provinsial SVD Ruteng hingga tahun 1982. Sejak tahun 1981 hingga 1982, ia juga merupakan Direktur APK Ruteng. Pareira kemudian terpilih menjadi Provinsial SVD Ruteng pada tahun 1982.

Pada 21 Desember 1985, ia diangkat menjadi Uskup Weetebula berdasarkan keputusan penetapannya dari Tahta Suci Vatikan, Roma.[5] Gregorius Manteiro, S.V.D., Uskup Kupang menjadi Penahbis Utama. Uskup Atambua, Anton Pain Ratu, S.V.D. dan Uskup Ruteng, Eduardus Sangsun, S.V.D. Penahbisan berlangsung pada 25 April 1986. Ia memilih moto episkopat, "Ut Omnes Unum Sint" (Yoh 17:21), yang berarti "supaya mereka semua menjadi satu". Hal ini lahir dari kenyataan masyarakat Sumba yang beraneka ragam, baik dari segi budaya maupun agama.

Pada 23 April 2006, Pareira menjadi Penahbis Pendamping bagi Mgr. Vincentius Sensi Potokota sebagai Uskup Maumere dan bagi Mgr. Dominikus Saku sebagai Uskup Atambua pada 21 September 2007.[6]

Ia kemudian terpilih menjadi Uskup Maumere pada tanggal 19 Januari 2008.[7] Hal ini pasca kekosongan tahta Keuskupan Maumere pasca diangkatnya Mgr. Vincentius Sensi Potokota sebagai Uskup Agung Ende pada 14 April 2007.[8] Ia diinstalasi pada 25 April 2008. Pada penahbisan Mgr. Silvester Tung Kiem San sebagai Uskup Denpasar pada 19 Februari 2009, Pareira kembali menjadi Penahbis Pendamping.

Kepemimpinan Keuskupan Weetebula kemudian dilanjutkan oleh Mgr. Edmund Woga, C.Ss.R. yang diangkat menjadi Uskup Weetebula pada tanggal 4 April 2009.[9] Pareira kemudian menjadi Penahbis Utama bagi Woga pada 16 Juli 2009, dan juga menjadi Penahbis Utama bagi Mgr. Hubertus Leteng sebagai Uskup Ruteng pada 14 April 2010.

Pada 27 September 2016, secara resmi Tahta Suci menerima pengunduran dirinya sebagai Uskup Maumere secara nunc pro tunc.[10][11] Hal ini sebagai tanggapan atas surat pengunduran dirinya yang telah dikirimkan sejak Januari 2016 silam, dan mendapat jawaban pada awal September.

Referensi

Pranala luar

Jabatan Gereja Katolik
Didahului oleh:
Gerhard J. Legeland, C.Ss.R.
Uskup Weetebula
21 Desember 198519 Januari 2008
Diteruskan oleh:
Edmund Woga
Didahului oleh:
Vincentius Sensi Potokota
Uskup Maumere
19 Januari 2008–sekarang
Petahana