Peter Sondakh

Revisi sejak 7 Februari 2018 11.17 oleh Teraspr (bicara | kontrib) (Karier: * Birth */)

Peter Sondakh (lahir 23 Juli 1953) adalah pengusaha asal Indonesia.

Peter Sondakh
Lahir23 Juli 1953 (umur 71)
Manado, Sulawesi Utara, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
PekerjaanCEO Rajawali Corp
Suami/istriEvie Yap Moeljohartono
PasanganSofia Koswara
Satrio Tjai
AnakClaudia Sondakh

Karier

Peter Sondakh lahir di tahun 1953. Ayahnya memulai bisnisnya sejak 1954, memproduksi minyak kelapa serta mengekspor kayu. Tahun 1954, ayahnya merupakan inspirasi bisnisnya, meninggal dan akhirnya mewariskan bisnis kecilnya. Dia, Peter Sondakh, yang baru 20 tahun harus mengambil alih bisnis mencari nafkah untuk keluarga. Dia harus membiayai ibu serta empat orang

Ia yang berumur 22 tahun, mengambil alih bisnis minyak kelapa dan ekspor kayu, mendirikan PT. Rajawali Corporation. Melalui Rajawali Corporation, ia memulai bisnis properti sebagai perluasan usaha yang ditekuni ayahnya. Peter mencoba memasuki korporasi besar, berkat keahlian komunikasinya ia dekat dengan orde baru. Menyadari bisnis properti tidak menguntungkan, tahun 1984, menjalin kerja sama dengan PT. Rajawali Corporation miliknya.

Saat ini, Peter Sondakh juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan.

Rajawali Corporation

Seperti burung Rajawali, Peter Sondakh kelihatan tak pernah lelah mengepakkan sayap usahanya. Mata dan penciumannya setajam Rajawali, mampu mengendus peluang bisnis yang layak ditubruk. Tak heran, gebrakannya lewat perusahaan holding yang didirikannya, PT Rajawali Corporation (RC), belakangan kerap mengejutkan.

Berdasarkan catatan PDBI periode 1976-1996 tadi, ada 13 perusahaan yang diakuisisi dan 6 perusahaan didivestasi. Di sisi lain, grup usaha ini memiliki andil (penyertaan saham) di 13 perusahaan. Adapun total anak usaha dan perusahaan terafiliasi yang dimiliki Peter mencapai 49 perusahaan. Sebagai holding company di lingkungan Rajawali Corporation.

Krismon sempat menenggelamkan nama Peter Sondakh dan Grup Rajawali-nya. Namun, lewat serangkaian aksi jual-beli perusahaan dan fokus pada tiga bidang (properti, pertambangan dan perkebunan), Sang Rajawali siap terbang tinggi menjadi global player yang disegani. Seperti burung Rajawali, Peter Sondakh kelihatan tak pernah lelah mengepakkan sayap usahanya. Mata dan penciumannya setajam Rajawali, mampu mengendus peluang bisnis yang layak ditubruk. Tak heran, gebrakannya lewat perusahaan holding yang didirikannya, PT Rajawali Corporation (RC), belakangan kerap mengejutkan. Tak seperti pebisnis lokal lain yang lebih suka membangun bisnis dari awal, Peter dikenal sebagai sosok pebisnis yang rajin jual-beli perusahaan. Karenanya, ada orang yang lebih suka menyebutnya sebagai investor ketimbang pebisnis.

Saat peluncuran stasiun televisi RTV pada 2012, publik pun tak kaget lagi. Di stasiun televisi yang semula bernama B-Channel ini, Peter menjabat sebagai CEO Rajawali Corporation.[1]

Sejarah Rajawali Corporation

Melalui Rajawali Corporation, ia membangun kemitraan mengembangakan Hyatt Hotel dan Novotel Sheraton menjadi jaringan hotel bintang lima. Pada tahun 2009, perusahaan mengakuisisi jaringan hotel berbintang lima lain di luar Indonesia. Ini peluang besar dengan Surfers Paradise Resort Hotel Pty. lmtd dari Australia. Perusahaan tersebut merupakan jaring hotel di Australia yang baru-baru ini membangun St. Regis Resort di Bali.

Setelah kehilangan banyak uang dari transaksi properti, Sondakh menyadari bahwa sudah waktunya untuk memulai cara yang lebih diandalkan dari pendapatan. Dia memperluas bisnis ayahnya dan pada tahun 1984, perusahaan Rajawali Corporation adalah mitra bisnis pertamanya. Bersama-sama, mereka membangun Grand Hyatt di Jakarta.

Referensi