Kusumadinata I

penyebar agama Islam di Indonesia

Pangeran Koesoemadinata I atau Ki Gedeng Sumedang atau Pangeran Santri  1530-1578 adalah Penerus Kerajaan Sumedang Larang setelah menikah dengan Ratu Pucuk Umun.

Perkembangan Islam

Pada pertengahan abad ke-16, mulailah corak agama Islam mewarnai perkembangan Kerajaan Sumedang Larang (sekarang Kabupaten Sumedang) Ratu Pucuk Umun adalah seorang wanita keturunan raja-raja Sumedang kuno yang merupakan seorang Sunda muslimah, dari permenikahannya Pangeran Santri (1505-1579 M) bergelar Ki Gedeng Sumedang dan memerintah Sumedang Larang bersama-sama serta menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut dan dan menyebarkan agama Islam di berbagai penjuru daerah di kerajaan Sunda. Pernikahan Pangeran Santri dan Ratu Pucuk Umun ini melahirkan Prabu Geusan Ulun atau dikenal dengan Prabu Angkawijaya.

Pemindahan ibukota Kerajaan Sumedang Larang

Pada masa Ratu Pucuk Umun, ibukota Kerajaan Sumedang Larang dipindahkan dari Ciguling ke Kutamaya. Setelah Prabu Gajah Agung menjadi raja maka kerajaan dipindahkan ke Ciguling. Ia dimakamkan di Cicanting Kecamatan Darmaraja. Ia mempunyai dua orang putra, pertama Ratu Istri Rajamantri, menikah dengan Prabu Siliwangi dan mengikuti suaminya pindah ke Pakuan Pajajaran. Kedua Sunan Guling, yang melanjutkan menjadi raja di Kerajaan Sumedang Larang.

Setelah Sunan Guling meninggal kemudian dilanjutkan oleh putra tunggalnya yaitu Sunan Tuakan. Setelah itu kerajaan dipimpin oleh putrinya yaitu Nyi Mas Ratu Patuakan. Nyi Mas Ratu Patuakan mempunyai suami yaitu Sunan Corenda, putra Sunan Parung, cucu Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja). Nyi Mas Ratu Patuakan mempunyai seorang putri bernama Nyi Mas Ratu Inten Dewata (1530-1578), yang setelah ia meninggal menggantikannya menjadi ratu dengan gelar Ratu Pucuk Umun. Ratu Pucuk Umun saudara Ratu Sunyalarang Istri Prabu Pucuk Umum ibu dari Prabu Haur Kuning dan Sunan Wanaperih

Ratu Pucuk Umun menikah dengan Pangeran Koesoemadinata, putra Pangeran Pamelekaran. Pangeran Koesoemadinata lebih dikenal dengan julukan Pangeran Santri karena asalnya yang dari pesantren dan perilakunya yang sangat alim. Dengan pernikahan tersebut berakhirlah masa kerajaan Hindu di Sumedang Larang. Sejak itulah mulai menyebarnya agama Islam di wilayah Sumedang Larang.

Keluarga

Pangeran Santri putra Pangeran Pamelekaran atau cucu Syekh Maulana Abdurahman atau Pangeran Panjunan dan cicit dari Syekh Datuk Kahfi, seorang ulama keturunan Arab Hadramaut yang berasal dari Mekkah. Pangeran Santri menikah dengan Ratu Pucuk Umun dikaruniai putra enam orang anak, yaitu :

Putra-putri

  1. Pangeran Angkawijaya (yang tekenal dengan gelar Prabu Geusan Ulun)
  2. Kiyai Rangga Haji, yang mengalahkan Aria Kuda Panjalu ti Narimbang, supaya memeluk agama Islam.
  3. Kiyai Demang Watang di Walakung.
  4. Santowaan Wirakusumah, yang keturunannya berada di Pagaden dan Pamanukan, Subang.
  5. Santowaan Cikeruh.
  6. Santowaan Awiluar.

Ratu Pucuk Umun dimakamkan di Gunung Ciung Pasarean Gede di Kota Sumedang.

Silsilah

  1. Nabi Muhammad SAW
  2. Sayyidah Fatimah Az-Zahra
  3. Sayyid Husain Asy-Syahid
  4. Sayyid 'Ali Zainal 'Abidin
  5. Sayyid Muhammad al-Baqir
  6. Sayyid Ja'far ash-Shadiq
  7. Sayyid Ali Al-Uraidhi
  8. Sayyid Muhammad An-Naqib
  9. Sayyid 'Isa Naqib Ar-Rumi
  10. Sayyid Ahmad al-Muhajir
  11. Sayyid Al-Imam 'Ubaidillah
  12. Sayyid Alawi Awwal
  13. Sayyid Muhammad Sohibus Saumi'ah
  14. Sayyid Alawi Ats-Tsani
  15. Sayyid Ali Kholi' Qosim
  16. Sayyid Muhammad Sohib Mirbath
  17. Sayyid Alawi Ammil Faqih
  18. Sayyid Amir 'Abdul Malik Al-Muhajir Azmatkhan
  19. Sayyid Abdullah Azmatkhan
  20. Abdul Kadir
  21. Maulana Isa
  22. Datuk Ahmad
  23. Syekh Datuk Kahfi / Syekh Nurjati / Syekh Nurul Jati .
  24. Pangeran Panjunan / Syekh Maulana Abdurahman (Sunan Panjunan)
  25. Pangeran Pamelekaran
  26. Pangeran Santri/Koesoemadinata I

Lihat pula

Referensi

  1. Biografi Syekh Nurjati IAIN Cirebon
  2. Silsilah Pangeran Santri Koesoemadinata oleh Erni Muthalib
  3. Permasalahan Dalam Sejarah Sumedang oleh Prof DR. A. Sobana Hardjasaputra
  4. Arkeologi Islam Nusantara Oleh Uka Tjandrasasmita