Cenderawasih panji
Cenderawasih panji | |
---|---|
Burung jantan di Papua New Guinea | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Pteridophora
|
Spesies: | P. alberti
|
Nama binomial | |
Pteridophora alberti Meyer, 1894
| |
Subspecies | |
P. a. alberti |
Cenderawasih panji (nama ilmiah: Pteridophora alberti) adalah sejenis burung Cenderawasih berukuran kecil, dengan panjang sekitar 22cm, dari genus tunggal Pteridophora. Burung jantan dewasa mempunyai bulu berwarna hitam dan kuning tua, dikepalanya terdapat dua helai bulu kawat bersisik biru-langit mengilap, yang panjangnya mencapai 40cm dan dapat ditegakkan pada waktu memikat betina. Bulu mantel dan punggung tumbuh memanjang berbentuk tudung berwarna hitam. Iris mata berwarna coklat tua, kaki berwarna abu-abu kecoklatan dan paruh berwarna hitam dengan bagian dalam mulut berwarna hijau laut. Burung betina berwarna abu-abu kecoklatan dengan garis-garis dan bintik gelap. Betina berukuran lebih kecil dari burung jantan dan tanpa dihiasi mantel atau bulu kawat hiasan.
Daerah sebaran Cenderawasih panji adalah di hutan pegunungan pulau Irian. Pakan burung Cenderawasih Panji terdiri dari buah-buahan, beri, dan aneka serangga.
Seperti kebanyakan spesies burung lainnya di suku Paradisaeidae, Cenderawasih Panji adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan menggunakan bulu mantel dan ke dua kawat di kepalanya pada ritual tarian. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri.
Nama ilmiah burung Cenderawasih panji memperingati seorang raja berkebangsaan Jerman, Albert I dari Sachsen.
Pranala luar
- (Inggris) BirdLife Species Factsheet
- (Inggris) IUCN Red List
- ^ BirdLife International (2012). "Pteridophora alberti". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.2. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 26 November 2013.