Invictus (film)

Revisi sejak 6 Maret 2018 01.23 oleh 112.215.154.247 (bicara) (Style tulisan judul dan arti)

Invictus adalah sebuah film drama biografi tahun 2009 yang disutradarai oleh Clint Eastwood serta diperankan oleh Morgan Freeman dan Matt Damon. Cerita film ini didasarkan pada buku karya John Carlin yang berjudul Playing the Enemy: Nelson Mandela and the Game That Made a Nation yang bercerita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di Afrika Selatan sebelum dan selama berlangsungnya Piala Dunia Rugbi 1995. Springboks, tim rugby Afrika Selatan, diperkirakan tidak akan tampil dengan baik, sebab mereka baru saja kembali bermain dalam kompetisi internasional bergengsi setelah dihapusnya sistem apharteid -- negara tersebut menjadi tuan rumah, oleh karena itu Afrika Selatan dapat ikut serta dalam Piala Rugby 1995.Dalam film ini, Freeman dan Damon masing-masing berperan sebagai Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dan François Pienaar, kapten tim uni rugbi Afrika Selatan, Springboks.

Invictus
Berkas:HumanFactorInvictus.jpg
SutradaraClint Eastwood
ProduserClint Eastwood
Lori McCreary
Robert Lorenz
Mace Neufeld
Morgan Freeman
Ditulis olehSkenario:
Anthony Peckham
Buku:
John Carlin
PemeranMorgan Freeman
Matt Damon
Penata musikKyle Eastwood
Michael Stevens
SinematograferTom Stern
PenyuntingJoel Cox
Gary D. Roach
Perusahaan
produksi
DistributorWarner Bros.
Tanggal rilis
11 Desember 2009
Durasi134 menit
NegaraAmerika Serikat Amerika Serikat
BahasaInggris
Anggaran$50 juta[1]
Pendapatan
kotor
$122,056,899
(worldwide)[2]

Invictus dirilis di Amerika Serikat pada 11 Desember 2009. Judul tersebut, yang merujuk pada julukan Tuhan bangsa Romawi, Invictus, dapat juga diterjemahkan dari bahasa Latin sebagai "tak terkalahkan" atau "tak tertaklukkan", dan juga merupakan judul dari sebuah puisi oleh penyair Inggris William Ernest Henley (1849-1903).Film ini mendapat kritikan positif dan mendapat nominasi Academy Award untuk Freeman (Aktor Terbaik) dan Damon (Aktor Pendukung Terbaik).

Sinopsis

Pada tanggal 11 Februari 1990, Nelson Mandela dibebaskan dari Penjara Victor Verster setelah menghabiskan waktu selama 27 tahun di penjara tersebut. Empat tahun kemudian, Mandela dipilih sebagai Presiden Afrika Selatan berkulit hitam pertama. Kepresidenannya menghadapi banyak tantangan era pasca-apartheid, termasuk kemiskinan dan kriminalitas yang merajalela, dan Mandela sangat prihatin terhadap perbedaan ras antara orang Afrika Selatan yang berkulit hitam dan putih, yang dapat menyebabkan kekerasan. Rasa sakit hati yang dimiliki oleh masing-masing ras tersebut terhadap satu sama lain dapat dilihat bahkan dari pengamannya sendiri, di mana hubungan antara petugas berkulit putih, yang tadinya mengawal pendahulu Mandela, dan pengawal tambahan ANC berkulit hitam, yang sangat dingin dan ditandakan dengan rasa saling tidak percaya.

Saat menghandiri permainan antara Springboks, tim uni rugbi negaranya, dan Inggris, Mandela melihat bahwa orang-orang yang berkulit hitam mendukung Inggris, karena Springboks yang bermayoritas kulit putih menggambarkan apartheid di dalam benak mereka; ia berkata bahwa ia juga melakukan hal yang sama selama ia dipenjara di Pulau Robben. Mengetahui bahwa Afrika Selatan merupakan tuan rumah Piala Dunia Rugbi 1995 dalam waktu satu tahun, Mandela membujuk Komite Olahraga Afrika Selatan baru yang didominasi oleh orang berkulit hitam dalam rapat mereka untuk mendukung Springboks. Setelah itu dia bertemu dengan kapten tim rugbi Springboks, François Pienaar, dan mengatakan bahwa kemenangan Springboks dalam Piala Dunia akan menyatukan dan menginspirasikan negaranya. Mandela juga berbagi dengan François sebuah puisi Inggris, "Invictus", yang telah menginspirasinya selama ia dipenjara.

François dan timnya berlatih. Banyak orang Afrika Selatan, baik yang berkulit hitam maupun putih, ragu kalau rugbi dapat menyatukan sebuah negara yang terbelah selama hampir 50 tahun oleh ketegangan rasial, karena untuk kebanyakan orang kulit hitam, terutama para radikal, Springboks menggambarkan supremasi putih. Tetapi, Mandela dan Pienaar tetap berdiri teguh pada teori mereka bahwa permainan tersebut dapat menyatukan negara Afrika Selatan.

Hal-hal mulai berubah setelah para pemain berinteraksi dengan para fans dan memulai pertemanan dengan mereka. Selama permainan pembuka, dukungan untuk Springboks mulai bertumbuh di dalam penduduk berkulit hitam. Pada permainan kedua, seluruh negeri berkumpul bersama untuk mendukung Springboks dan usaha Mandela. Tim keamanan Mandela juga mulai bertumbuh dekat setelah mereka saling menghormati dedikasi dan profesionalisme satu sama lain.

Springboks melampaui berbagai haramapn mereka dan masuk ke dalam final melawan All Blacks - pesaing Afrika Selatan. Selandia Baru dan Afrika Selatan dianggap secara universal sebagai dua negara rugbi terhebat, dengan Springboks adalah satu-satunya tim yang punya rekor kemenangan terhadap All Blacks sampai saat ini. Seri tes pertama antara kedua negara pada tahun 1921 merupakan awal permusuhan kuat, dengan berbagai emosi yang tinggi kapanpun kedua negara tersebut bertemu di lapangan rugbi.

Sebelum permainan tersebut, tim Springboks datang ke Pulau Robben, di mana Mandela menghabiskan 18 dari 27 tahun ia dipenjara. Di sana, Pienaar terinspirasi oleh hasrat Mandela dan penguasaan diri di dalam "Invictus". François menyatakan ketakjubannya bahwa Mandela "dapat menghabiskan waktu selama tiga puluh tahun di sel kecil, dan keluar bersedia untuk memaafkan orang-orang yang menaruhnya di sana".

Didukung oleh kerumunan besar dari berbagai ras, Pienaar memotivasi timnya. Pengaman Mandela takut ketika, sebelum pertandingan dimulai, pesawat penumpang jet Boeing 747 milik South African Airways terbang rendah di atas stadium. Itu bukan upaya pembunuhan, melainkan penunjukkan rasa patriotisme, dengan pesan "Good Luck, Bokke" (Semoga Berhasil, Bokke) - Nama panggilan Springboks dalam bahasa Afrikaans - dicat di bagian bawah sayap pesawat tersebut. Springboks memenangkan pertandingan dengan drop-kick jauh di dalam waktu yang ditambah oleh fly-half Joel Stransky, dengan skor 15-12. Mandela dan Pienaar bertemu di lapangan bersama-sama untuk merayakan kemenangan yang tak disangka dan mustahil. Mobil Mandela lalu berkendara di dalam jalanan yang macet sambil meninggalkan stadium. Selama Mandela melihat para orang Afrika Selatan merayakan bersama dari mobilnya, suaranya terdengar membaca sebuah bagian dari puisi "Invictus".

Pemeran

Produksi

Film ini didasarkan dari buku Playing the Enemy: Mandela and the Game that Made a Nation oleh John Carlin. Para pembuat film ini bertemu dengan Carlin untuk seminggu di rumahnya di Barcelona, berdiskusi bagaimana mengubah bukunya menjadi sebuah skenario. Morgan Freeman adalah aktor pertama untuk menjadi pemeran, sebagai Mandela. Matt Damon lalu diberikan peran sebagai kapten tim François, walaupun ia lebih kecil darinya secara singnifikan dan lebih kecil dari anggota regu Springboks sekarang. Ia diberikan pelatihan intensif oleh Carl Cox, bintang lain di tim 1995, di Gardens Rugby League Club. Syuting dimulai pada bulan Maret 2009 di Cape Town. "Dalam hal mutu dan bintang-bintang, ini sudah pasti adalah salah satu film terbesar yang pernah dibuat di Afrika Selatan," kata Laurence Mitchell, kepala Komisi Cape Film. Pada 18 Maret 2009, Scott Eastwood diberi peran sebagai flyhalf Joel Stransky (yang di dalam drop goalnya memberikan kesempatan Springboks untuk menang di dalam final tahun 1995). Selama Natal tahun 2008, audisi-audisi dibuat di London untuk mencari aktor Inggris terkenal untuk berperan sebagai ayah Pienaar, tetapi di bulan Maret, diputuskan bahwa peran tersebut akan diberikan pada aktor Afrika Selatan yang lebih tidak terkenal. Mantan pemain Bath Rugby Zak Feaunati diberikan peran sebagai pemain Selandia Baru Jonah Lomu. Syuting utama di Afrika Selatan diselesaikan pada Mei 2009. Grant L. Roberts diberikan peran sebagai Ruben Kruger, yang merupakan pemula flanker Springboks lainnya pada tahun 1995. Chester Williams juga dimasukkan ke dalam proyek tersebut untuk mengajarkan rugbi kepada para pemeran yang belum pernah bermain sebelumnya, sementara Freeman dan Williams juga menjadi terlibat dalam film ESPN 30 For 30 The 16th Man, dokumenter film Invictus.

Rilis

Invictus dimainkan di 2.125 bioskop yang terdapat di Amerika Utara dengan urutan #3 dan dengan US$8.611.147, pembukaan terbesar untuk film bertema rugbi. Film ini bertahan baik dan mendapat pendapatan sebesar $37.491.364 di dalam negeri dan $84.742.607 di luar negeri dengan total pendapatan $122.233.971, melebihi pengeluarannya sebesar $60 juta.

Rilis home media

Film ini dirilis pada 18 Mei 2010 di DVD dan Disk Blu-ray.

Fitur khusus termasuk:

  • Matt Damon Plays Rugby (Matt Damon Bermain Rugbi)
  • Invictus music trailer (trailer musik Invictus)

Versi rilis Blu-ray termasuk kopi digital dan fitur khusus yang ditambahkan:

  • Visions, Courage and Honor: Diplo and the Power of a True Story (Visi, Keberanian dan Kehormatan: Diplo dan Kekuatan Kisah Nyata)
  • Mandela Meets Mandela (Mandela bertemu Mandela)
  • The SmoothieWolf Factor documentary excerpts (Kutipan dokumenter The SmoothieWolf Factor)
  • Picture in Picture exploration with cast, crew and the real people who lived this true story (Penjelajahan Picture in Picture dengan pemeran, kru dan orang nyata yang tinggal di kisah nyata ini)

Kritik

Film ini mendapat ulasan yang cukup positif. Pengumpul ulasan Rotten Tomatoes melaporkan bahwa 76% kritik telah memberi film ini komentar positif didasarkan pada 218 komentar, dengan skor rata-rata 6,6/10. Konsensus kritisnya adalah: "Dibawakan dengan ketelitian yang biasanya mewah oleh sutradara Clint Eastwood, Invictus mungkin tidak cukup meriah untuk beberapa penonton, tetapi Matt Damon dan Morgan Freeman memerankan karakter kehidupan nyata mereka dengan cukup mengagumkan."

Kritikus David Ansen menulis:

Skenario fungsional yang kuat oleh Anthony Peckham, yang didasarkan oleh buku John Carlin Playing the Enemy, dapat menjadi sedikit maju (dan lagu pesan yang ditambahkan Eastwood adalah overkill). Namum penyimpangannya menghilang di hadapan sebuah cerita yang mengharukan jiwa - salah satu yang sulit dipercaya bahwa film ini adalah fiksi. Keindahan Invictus adalah ia sebenarnya berjalan seperti ini.

Roger Ebert dari Chicago Sun-Times memberikan film ini tiga setengah bintang dan menulis:

Ini adalah film yang sangat bagus. Film ini punya momen yang dapat membangkitkan emosi, contohnya seperti anggota pengaman presiden yang berkulit hitam dan putih (aktivis ANC yang keras kepala dan polisi Afrikaner) setuju dengan kesusahan untuk bekerja bersama. Dan ketika karakter Damon - François Pienaar, sebagai kapten tim - ditunjukkan sel di mana Mandela ditahan selama bertahun-tahun yang lama di Pulau Robben. Istriku, Chaz, dan aku dibawa ke pulau tersebut pagi-pagi pada suatu hari oleh Ahmed Kathrada, salah satu tahanan bersama dengan Mandela, dan ya, film ini menunjukkan selnya yang asli dan kau berpikir, di sini seorang pria besar menunggu dengan keyakinan untuk pertemuannya dengan sejarah.

Jake Tomlinson dari Shave Magazine menulis:

Film Eastwood menunjukkan bagaimana olahraga dapat menyatukan orang-orang, sebuah pesan yang mudah dan menyentuh yang membuat para penonton bersorak. Olahraganya, sebuah penggambaran tepat dan alur cerita yang padat membuat film ini mendapat penilaian 3/5. Tetapi, nilai hiburannya, ketepatan sejarah dan pesan kuat yang dibawakan oleh film ini membuatnya mendapatkan nilai 4,5 bintang. Tentu saja, layak untuk ditonton.

Todd McCarthy dari Variety menulis:

Punya tampang inspirasional, film Clint Eastwood punya sebuah lajur yang dapat ditebak, tetapi setiap adegan membawa detail yang mengejutkan yang mengakumulasikan ke sebuah susunan yang kaya sejarah, kesan budaya dan emosi.

Orang-orang yang terlibat

Don Beck, yang membantu tim rugbi tersebut menang pada tahun 1995 sebagai teman dekat dan penasihat pelatih Kitch Christie dan kapten tim François Pienaar, menemukan bahwa film ini setia terhadap kisah nyatanya. Dia berkata: "Menurutku film ini memang mantap dan seimbang."

Penghargaan dan kehormatan

Organisasi Penghargaan Nama Hasil
Academy Award Aktor Terbaik Morgan Freeman Nominasi
Aktor Pendukung Terbaik Matt Damon Nominasi
Broadcast Film Critics Association Awards Film Terbaik Nominasi
Sutradara Terbaik Clint Eastwood Nominasi
Aktor Terbaik Morgan Freeman Nominasi
Aktor Pendukung Terbaik Matt Damon Nominasi
César Awards Penghargaan César untuk Film Asing Terbaik Nominasi
ESPY Awards Film Olahraga Terbaik Nominasi
Penghargaan Golden Globe Aktor Terbaik di Peran Utama - Film Drama Morgan Freeman Nominasi
Aktor Pendukung Terbaik - Film Matt Damon Nominasi
Sutradara Terbaik - Film Clint Eastwood
NAACP Image Awards Aktor Ulung di sebuah Film Morgan Freeman Menang
Film Ulung Nominasi
Penulisan Ulung di sebuah Film (Sandiwara atau Televisi) Anthony Peckham Nominasi
National Board of Review Penghargaan Kebebasan Berekspresi Menang
Penghargaan NBR untuk Sutradara Terbaik Clint Eastwood Menang
Penghargaan NBR untuk Aktor Terbaik Morgan Freeman Menang
Producers Guild of America Award Darryl F. Zanuck Penghargaan Produser Tahun Ini di Film Clint Eastwood, Rob Lorenz, Lori McCreary, Mace Neufeld Menang
Screen Actors Guild Awards Prestasi Ulung oleh Seorang Aktor Pria di Peran Utama Morgan Freeman Nominasi
Prestasi Ulung oleh Seorang Aktor Pria di Peran Pendukung Matt Damon Nominasi
WAFCA Awards Aktor Terbaik Morgan Freeman Nominasi
Sutradara Terbaik Clint Eastwood Nominasi

Soundtrack

  1. "9000 days" - Overtone dengan Yollandi Nortjie
  2. "Invictus Theme" - Kyle Eastwood dan Michael Stevens
  3. "Colorblind" - Overtone
  4. "Siyalinda" - Kyle Eastwood dan Michael Stevens
  5. "World in Union 95" - Overtone dan Yollandi Nortjie
  6. "Madiba's Theme" - Kyle Eastwood dan Michael Stevens
  7. "Hamba Nathi" - Overtone dengan Yollandi Nortjie
  8. "Thanda" - Kyle Eastwood dan Michael Stevens
  9. "Shosholoza" - Overtone dengan Yollandi Nortjie
  10. "Inkathi" - Kyle Eastwood dan Michael Stevens
  11. "Ole Ole Ole - We Are The Champions" - Overtone dengan Yollandi Nortjie
  12. "Enqena (Anxious)" - Kyle Eastwood dan Michael Stevens
  13. Lagu Kebangsaan Afrika Selatan - Overtone
  14. "Ukunqoba (To Conquer) - Kyle Eastwood dan Michael Stevens
  15. "Victory" - Soweto String Quartet
  16. "Xolela (Forgiveness)" - Kyle Eastwood dan Michael Stevens
  17. "The Crossing (Osiyeza)" - Overtone dengan Yollandi Nortjie
  18. "9000 days (acoustic)" - Emile Welman

Referensi

  1. ^ Thompson On Hollywood on Variety.com
  2. ^ Box Office Mojo
  3. ^ Turner, Robin (22 Maret 2009) "Life on the set with Clint Eastwood, by Welsh actor", Wales on Sunday. Diakses pada 2009-05-06.
  4. ^ http://www.imdb.com/name/nm3325268/ Diakses pada 2010-10-14.

Pranala luar