Gedongarum, Kanor, Bojonegoro
Gedongarum adalah sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Sebagai desa yang berada di tepi Bengawan Solo, Gedongarum rawan banjir (Bambang Wijanarko).
Gedongarum | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Bojonegoro | ||||
Kecamatan | Kanor | ||||
Kode pos | 62193 | ||||
Kode Kemendagri | 35.22.11.2018 | ||||
Luas | 5 km² | ||||
Jumlah penduduk | 2500 jiwa | ||||
Kepadatan | 250 jiwa/km² | ||||
|
Desa ini berada di bibir sungai Bengawan Solo yang membatasi Kabupaten Bojonegoro dengan Kabupaten Tuban. Kepala desanya saat ini bernama Suherman. Mantan-mantan Kepala Desa Gedongarum diantaranya adalah Sudarno, Soetomo, Darsono, Usup Kartomihardjo, dan Mbah Lurah yang tidak diketahui namanya. Pada tahun 1980-an masyarakat di desa-desa di bagian utara Kecamatan Kanor mempunyai tiga siklus musim tanam. Dimulai dari musim hujan dengan menanam padi, musim kemarau menanam tembakau, dan musim pancaroba dengan menanam jagung. Tetapi saat ini siklus itu menjadi musim padi, padi, dan padi lagi karena efek dari sistem irigasi pompanisasi yaitu LPPD JAYA TIRTA
Salah satu yang unik dari desa ini adalah bahwa Kepala Desa dapat dikatakan tidak mendapat gaji dari pemerintah pusat. Kalaupun mendapatkan hanya sebatas tunjangan setara UMR. Akan tetapi desa ini memiliki tanah desa yang luas yang diberikan hak pengelolaannya kepada Kepala Desa terpilih. Hasil bercocok tanam di tanah yang dinamai bengkok ini dapat mencapai gross 100 juta rupiah sekali musim tanam 3-bulan, dengan net sekitar 90 juta. Dalam satu tahun setidaknya mendapatkan 3 kali masa panen sehingga minimal seorang Kepala Desa akan mendapatkan penghasilan bersih 270 juta rupiah setiap tahun. Bayangkan begitu makmurnya jadi Kepala Desa Di Desa ini. maka setiap ada pergantian kepala desa baru maka akan banyak diperebutkan dengan cara membeli suara atau istilahnya BOM-BOMAN siapa yang banyak uang dialah yang menjadi Kepala Desa.
Desa Gedongarum terdiri atas dua dusun yaitu Dusun Dondong dan Dusun Gebang. Dahulu kala kedua dusun memiliki diferensiasi yang cukup jelas. Dusun Gebang identik dengan kaum santri karena Masjid Desa ada di dusun ini, sedangkan dusun Dondong identik dengan masyarakat tradisional jawa. Tahun 1980-an sangat jarang (bahkan tidak pernah) ditemukan ada pagelaran Tayub atau Tandak di dukuh Gebang karena stereotip sebagai dusun santri. Sebaliknya di dusun Dondong, pagelaran Tayub adalah puncak hiburan buat pemuda-pemudanya. Ketika seorang pemuda ketiban sampur yang artinya menerima selendang dari yang punya acara maka pemuda tersebut wajib untuk ikut menari bersama sindir di sebuah pagelaran Tayub. Kalau pemuda kota ber-ajojing di diskotek, maka pemuda dusun Dondong ber-ajojing di pagelaran Tayub bersama para sindir. Dusun Gebang dipimpin oleh seorang Kepala Dusun, incumbent bernama Purwadi
Perbatasan
Utara | Kabupaten Tuban |
Timur | Desa Kedungprimpen |
Selatan | Desa Temu |
Barat | Desa Pilang |
|atas=Desa Kedungprimpen }}