Trijoto Abdullah

Revisi sejak 23 Maret 2018 10.05 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Trijoto Abdullah adalah seniman kelahiran Yogyakarta pada tahun 1917 dan meninggal pada tahun 1989. Ia merupakan anak dari salah satu pelukis terkenal di Indonesia, R. Abdullah Surjosubroto, sekaligus adik dari seniman yang juga sudah banyak disebut ketika membicarakan seni realis, Basoeki Abdullah. Ia memulai kiprahnya sebagai pelukis, yang kemudian mengeksplorasi medium tiga dimensi. Sebagai pematung perempuan pertama dan profesional, namanya tidak banyak tercatat. "Di tangannya, tanah liat menjadi karya berkualitas, yang kemudian membuat para ahli mulai melirik kemampuannya."[1]

Pendidikan dan Karir Kesenian

Karena kemampuannya, ia mendapat kesempatan untuk belajar dari Profesor Tierfelder dan Schoemacher. Keduanya merupakan profesor yang mengajar di lembaga yang kini dikenal dengan Institut Teknologi Bandung. Dari dua mentornya tersebut ia mempelajari anatomi, skala dan proporsi. Menurut Agus Dermawan T, teknik realis ekspresifnya perlu diakui.

Konon, ia mulai membuat patung-patung yang diletakkan di ruang publik sejak kematian suami pertamanya, Ki Tjokro Suharto, yang merupakan guru di Sekolah Taman Siswa. Satu diantara karya publiknya berupa patung Garuda berbahan marmer, dengan sayap sepanjang 3 meter, dibuat di tahun 1940an dan terletak di pintu masuk kompleks perumahan Angkatan Darat di Maguwo, yang kini sudah diganti dengan karya lain.

Daftar Pustaka

  1. ^ Bianpoen, Carla (2007). Indonesian Women Artists: The Curtain Opens. Jakarta: Yayasan Seni Rupa Indonesia. hlm. 249. ISBN 978-979-16562-0-7.