Ikan tapah

genus ikan
Revisi sejak 30 Maret 2018 12.37 oleh Carolinovela (bicara | kontrib) (Jenis)
Ikan tapah
Wallago
Wallago micropogon
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Wallago

Bleeker, 1851
Sinonim
  • Silurodon Kner, 1866
  • Wallagonia Myers, 1938

Ikan tapah atau Wallago adalah marga beberapa ikan berkumis (Siluridae) pemakan daging (karnivora) berukuran besar dari Asia tropika. Sampai saat ini tercatat ada lima jenis anggotanya, dengan jenis yang paling umum adalah tapah asia Wallago attu. Nama "tapah" diambil dari nama kota di negeri Perak, Malaysia yang dikenal sebagai tempat ditemukannya banyak Wallago attu.

HABITAT DAN PERSEBARAN

Ikan Tapah (Wallago attu) merupakan salah satu ikan perairan air tawar dan termasuk ke dalam spesies lele. Ikan ini banyak di temukan diperairan air tawar, seperti di sungai, waduk, danau dan biasanya ia hidup di dasar perairan untuk mendapatkan makanan, juga tidak jarang ditemukan pada saat pengaruh pasang surut air di India, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, Afghanistan, Indonesia, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Masyarakat India menyebut ikan ini dengan sebutan “Boal / Boali / Boallee / Barhari / Poil”.[1]  Ikan Tapah memiliki panjang tubuh yang dapat mencapai 1,5 meter dan dapat mencapai bobot sebesar 35 kg.[2] Salah satu spesies ikan tapah di Indonesia adalah Wallago leeri yang dapat dengan mudah di temukan di daerah bagian Sumatera dan Kalimantan.

MORFOLOGI

Tubuhnya memiliki warna bervariasi dan pada bagian dorsal berwarna coklat keabu-abuan dan kepalanya berwarna keunguan[3]. Tubuh memanjang dan terkompresi lateral. Profil dorsal tubuh hampir lurus dengan perut membulat. Kepalanya sangat besar dan lebar kepala sedikit kurang dari panjangnya dan sama dengan setengah dari tinggi badannya. Mulut lebar, bergigi besar serta rahang bagian bawah sedikit lebih panjang. Matanya kecil dan tepat berada di atas tingkat mulut dan tidak tertutup oleh kulit. [1]

Wallago attu memiliki sirip dorsal (punggung) yang pendek dan tidak bertulang. Sirip bagian perut lebih kecil, sedangkan sirip dubur sangat panjang.  Sirip pektoral cukup kuat dan bergerigi halus serta memiliki insang yang berselaput[1]. Selain itu, Wallago attu juga memiliki sepasang mandibular atau yang biasa di sebut dengan kumis.[1] Adanya kumis inilah sehingga ikan ini disebut dengan catfish, tidak memiliki sisik[3] serta sirip dubur dan ekor berwarna agak kehitaman. [1]

MAKANAN DAN REPRODUKSI 

Ikan tapah yang merupakan golongan karnivora biasanya ikan ini memakan krustasea serta ikan-ikan kecil lainnya.[1] Selain itu, karena ikan tapah memiliki gigi yang banyak dan besar ia mampu menggigit apabila ia merasa terancam.

Reproduksi Wallago attu jantan dan betina termasuk ke dalam dimorfisme seksual yang dapat terjadi di semua tahap dan di semua musim serta dapat dengan mudah ditandai dari struktur tulang belakang dada yang berkembang dengan baik, luas dan sangat jelas pada jantan sementara perberkembangan pada betina lemah dan sempit. Ikan ini berkembang biak sekali dalam satu tahun di musim hujan selama Mei-Agustus dengan puncaknya pada bulan Juni-Juli di negara-negara bagian timur, Juni-Agustus di negara-negara barat laut. [1]

STATUS ANCAMAN

Populasi ikan ini sekarang menurun. Hal ini dikarenakan ikan ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat sekitar karena memiliki gizi yang tinggi, dan banyak yang didistribusikan ke berbagai daerah dijadikan ikan hias. Selain itu, degradasi lingkungan, polusi dan kurangnya pengelolaan yang tepat juga merupakan faktor semakin berkurangnya populsi. Menurut IUCN RedList ikan ini telah ditetapkan ke dalam daftar Near Threatened. [4]

Jenis

Ada lima jenis yang dikenal, yang termasuk marga ini, meskipun W. hexanema agak diragukan validitasnya[5].

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g Gupta, S. 2015. Wallago attu (Bloch and Schneider, 1801), a threatened catfish of Indian waters. International Journal of Research in Fisheries and Aquaculture 5 (4) : 140-142
  2. ^ Kottelat,M.A.J., Whitten, .SN,. Sari, K. dan Wirjoatmojo. 1993. Ikan Air Tawar di Perairan Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Limited bekerjasama dengan Proyek EMDi. Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI,Jakarta.
  3. ^ a b Lal, S. S. 2008. Practical Zoology. Volume-3. Capital Offset Press, India.
  4. ^ Ng, H.H. 2010. Wallago attu. The IUCN Red List of Threatened Species 2010: e.T166468A6215731. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2010-4.RLTS.T166468A6215731.en. Diakses pada 30 March 2018.
  5. ^ Froese, Rainer and Pauly, Daniel, eds. (2012). Species of Wallago di FishBase. Versi February 2012.