Orang utan kalimantan
Orangutan Kalimantan, Pongo pygmaeus, adalah spesies orangutan asli pulau Kalimantan. Bersama dengan orangutan Sumatra yang lebih kecil, orangutan Kalimantan masuk kedalam genus pongo yang dapat ditemui di Asia. Orangutan Kalimantan memiliki lama waktu hidup selama 35 sampai 40 tahun di alam liar, sedangkan di penangkaran dapat mencapai usia 60 tahun.
Deskripsi Morfologis :
Orang utan Kalimantan memiliki rambut panjang berwarna merah gelap kecoklatan, dengan warna wajah mulai dari merah muda, merah,hingga hitam. Berat orangutan Borneo jantan dewasa mencapai 50 - 90 kg dan tinggi badan 1,25 - 1,5 m. Sementara betina memiliki berat 30 - 50 kg dan tinggi 1 m. Orangutan Borneo jantan dewasa, pelipisnya seperti bantal yang membuat wajah terlihat lebih besar struktur ini berkembang di masa dewasa setelah perkawinan pertama.[1]
Orangutan Kalimantan | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | |
Spesies: | P. pygmaeus
|
Nama binomial | |
Pongo pygmaeus Linnaeus, 1760
| |
Sinonim | |
Pongo pygmaeus pygmaeus |
Orangutan Kalimantan dibagi menjadi 3 sub-spesies :
Persebaran :
- Pongo pygmaeus pygmaeus yang ditemukan di barat laut Kalimantan (termasuk Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum) di utara Sungai Kapuas, di seberang negara bagian Sarawak (Malaysia)
- Pongo pygmaeus wurmbii di temukan mulai dari selatan sungai Kapuas di Kalimantan Barat sampai timur sungai Barito di Kalimantan Tengah
- Pongo pygmaus morio di temukan di seluruh Sabah dan Timur Kalimantan selatan ke sungai Mahakam.
Ciri-ciri :
Sub-spesies orangutan Borneo Pongo pygmaeus wurmbii merupakan sub-spesies dengan ukuran tubuh relatif paling besar, sementara Pongo pymaeus morio adalah sub-spesies dengan ukuran tubuh relatif paling kecil.[3]
Interval Kelahiran
Masa kehamilan umumnya antara 8,5-9 bulan dan setelah masa sapih lewat orangutan baru dapat bereproduksi kembali.Orangutan di Kalimantan memiliki rata-rata interval kelahiran 7,7tahun di Taman Nasional Tanjung Putting, 7,0 tahun di Taman Nasional Gunung Palung, 6,1 tahun di Taman Nasional Kutai dan 6,5 tahun dikawasan Kinabatangan.[4]
Habitat Kalimantan
Pada bulan Agustus 2012 Kantor Berita Antara merekam gambar Orangutan di Kalimantan Barat yang sedang sekarat menutupi wajahnya dengan luka bakar karena jatuh dari pohon yang dibakar oleh penduduk Desa Parit Wak Dongkak, Wajok Hilir, Kabupaten Pontianak, Kalbar, dalam upaya mereka mengusir satwa langka yang dilindungi tersebut dari kebun mereka.[5] Orangutan Borneo umumnya ditemukan di hutan dataran rendah (di bawah 500 m dpl).Hutan dan lahan gambut yang menjadi lokasi tanaman berbuah besar merupakan pusat dari daerah jelajah orangutan, dibandingkan hutan Dipterocarpaceae yang kering dan didominasi pohon-pohon tinggi berkayu besar, seperti keruing.[6]
Perilaku
Pola perilaku orangutan Kalimantan merupakan jenis yang arboreal yang lebih banyak menghabiskan waktunya di atas pohon, dan bergerak berpindah tempat dari tajuk ke tajuk lainnya.Orangutan menggunakan 84%-92% perilaku hariannya untuk melakukan perilaku pergerakan, perilaku istirahat dan perilaku makan. Perilaku makan yang tinggi sepanjang hari, dan agak menurun pada siang hari karena meningkatnya perilaku istirahat.[7]
Jika dilihat dari usia perkembangan adanya perbedaan [8]:
- Umur 0-4 tahun perilakunya sering berpegang pada induk saat berpindah pohon, tetapi meninggalkan induknya saat makan dan masih menyusu pada induknya
- Umur 4-7 tahun perilakunya sering berpindah bersama induk, namun terlepas dari induk, kadang bersarang bersama induk, masih menyusu pada induk.
- Umur 7-12 tahun(betina), tidak terikat pada induk, walaupun terkadang bergerak pindah bersama induk atau orangutan lain, sangat sosial, berpasangan dengan jantan selama masa tanggap seksual. Masa remaja berakhir sampai kehamilan pertama
- Umur 7-10 tahun (Jantan),tidak terikat pada induk, walaupun terkadang bergerak pindah bersama induk atau orangutan lain, sangat sosial, berusaha berkopulasi dengan betina remaja.
- Umur 10-15 tahun (jantan) mulai bersuara mirip dengan seruan panjang jantan dewasa, berpasangan dengan betina, sangat sosial.
- Umur 12 tahun (betina) telah beranak dan diikuti anaknya, berpasangan dengan jantan selama masa estrus, terkadang berpindah bersama betina lain dan atau orangutan taraf umur muda. Pada saat umur lanjut, tidak lagi diikuti bayi atau anak dan tidak dapat mengandung lagi, lebih banyak bergerak ditanah dan lambat
- Umur 15 tahun keatas (jantan) melakukan seruan panjang, hidup soliter kecuali bila berpasangan dengan betina tanggap seksual Pada umur lanjut gerakannya menjadi semakin lambat
Catatan kaki
- ^ World Wide Fund for Nature 2011 Orangutan Borneo
- ^ Ancrenaz, M., Marshall, A., Goossens, B., van Schaik, C., Sugardjito, J., Gumal, M. & Wich, S. (2007). Pongo pygmaeus. 2007 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN 2007. Diakses pada 2007-09-13.
- ^ World Wide Fund for Nature 2011 Orangutan Borneo
- ^ Prayogo, H.. Thohari, A.M., Sholihin, D.D., Prasetyo, L.B. dan Sugardjito. 2014. KARAKTER KUNCI PEMBEDA ANTARA ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus) DENGAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii). Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik. 16 (1): 52 - 58
- ^ Antara Foto: Evakuasi Orangutan Sekarat
- ^ World Wide Fund for Nature 2011 Orangutan Borneo
- ^ Purwo Kuncoro, Sudaryanto dan Luh Puru Eswaryanti Kusuma Yuni. 2008. PERILAKU DAN JENIS PAKAN ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus Linnaeus, 1760) Dl KALIMANTAN. JURNALBIOLOGI XI (2): 64-69
- ^ Galdikas, B.M.F. 1978. Adaptasi Orangutan di Suaka Tanjung Puting Kalimantan Tengah. Penterjemah C. Sugiarto. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta