Wahhabisme

gerakan Islam bercabang dari Sunni
Revisi sejak 2 April 2018 14.03 oleh Muhammad Bin Imam (bicara | kontrib) (menyimpangnya persepsi terhadap apa yang dia bahas)

Wahabi lebih tepatnya Wahhabisme (Arab: وهابية, Wahhābiyah) atau Salafi adalah sebuah aliran reformasi keagamaan dalam Islam.[1] Aliran ini berkembang dari dakwah seorang teolog Muslim abad ke-18 yang bernama Muhammad bin Abdul Wahhab yang berasal dari Najd, Arab Saudi.[2] Aliran ini digambarkan sebagai sebuah aliran Islam yang "ultrakonservatif",[3] "keras",[4] atau "puritan";[5][6]

Pendukung aliran ini percaya bahwa gerakan mereka adalah "gerakan reformasi" Islam untuk kembali kepada "ajaran monoteisme murni", kembali kepada ajaran Islam sesungguhnya, yang hanya berdasarkan kepada Qur'an dan Hadis, bersih dari segala "ketidakmurnian" seperti praktik-praktik yang mereka anggap bid'ah, syirik dan khurafat.[7][8] Sementara penentang ajaran ini menyebut Wahhabi sebagai "gerakan sektarian yang menyimpang",[7] "sekte keji"[9] dan sebuah distorsi ajaran Islam.[4][10]

Saat ini Wahhabisme merupakan aliran Islam yang dominan di Arab Saudi dan Qatar.[11] Ia dapat berkembang di dunia Islam melalui pendanaan masjid, sekolah dan program sosial. Dakwah utama Wahhabisme adalah Tauhid yaitu Keesaan dan Kesatuan Allah.[12] Ibnu Abdul Wahhab dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Ibnu Taymiyyah dan mempertanyakan interpretasi Islam dengan mengandalkan Alquran dan hadits.[12] Ia mengincar "kemerosotan moral yang dirasakan dan kelemahan politik" di Semenanjung Arab dan mengutuk penyembahan berhala, pengkultusan orang-orang suci, pemujaan kuburan orang yang saleh, dan melarang menjadikan kuburan sebagai tempat beribadah.[12]

Etimologi

Menurut seorang penulis berkebangsaan Saudi, Abdul Aziz Qasim dan yang lainnya, yang pertama kali memberikan julukan Wahabi kepada dakwah ibnu Abdul Wahhab adalah Kekhalifahan Ottoman, kemudian bangsa Inggris mengadopsi dan menggunakannya di Timur Tengah.[13]

Wahabi tidak menyukai istilah yang disematkan oleh beberapa kalangan tersebut kepada mereka dan menolak penyematan nama individu, termasuk menggunakan nama seseorang untuk menamai aliran mereka.[14][15] Mereka menamakan diri dengan nama Salafi dan gerakannya dengan Salafiyah.

Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz berkata: “Penisbatan (Wahhabi) tersebut tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Semestinya kalaupun harus ada faham baru yang dibawa oleh Al-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bentuk penisbatannya adalah ‘Muhammadiyyah’, karena sang pengemban dan pelaku dakwah tersebut adalah Muhammad, bukan ayahnya yang bernama Abdul Wahhab.”[16][17]

Istilah "Wahabi" dan "Salafi" (serta Ahli Hadits yaitu orang-orang hadits) sering digunakan secara bergantian, tetapi Wahabi juga telah disebut sebagai "orientasi tertentu dalam Salafisme",[18] yang dianggap ultra-konservatif.[19][20] Namun dapat disimpulkan, Wahabi merupakan gerakan Islam sunni yang bertujuan untuk memurnikan ajaran Islam dari ajaran-ajaran atau praktik-praktik yang dianggap menyimpang seperti: syirik, ilmu hitam, penyembahan berhala, bid'ah dan khurafat.[8]

Sejarah

Gerakan Wahhabi dimulai sebagai gerakan revivalis di wilayah terpencil nan gersang di Najd. Dengan runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah setelah Perang Dunia I, dinasti Al Saud menjadi penyokong utama Wahhabisme, dan menyebar ke kota-kota suci Mekkah dan Madinah. Setelah penemuan minyak di dekat Teluk Persia pada tahun 1939, Kerajaan Saudi memiliki akses terhadap pendapatan ekspor minyak, pendapatan yang tumbuh hingga miliaran dollar. Uang ini - digunakan untuk menyebarkan dakwah wahhabi melalui buku, media, sekolah, universitas, masjid, beasiswa, beasiswa, pekerjaan bagi para jurnalis, akademisi dan ilmuwan Islam - hal ini memberikan Wahhabisme sebuah "posisi kekuatan yang unggul" dalam Dunia Islam global.[21]

Wahabisme di Indonesia

Paham wahhabi masuk pertama kali ke Indonesia pada awal abad ke-19. Hubungan antara ajaran kaum Wahabi dengan orang-orang Minangkabau di Sumatra Barat dimulai melalui kepulangan tiga orang haji; Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang, yang baru pulang ibadah haji pada 1803.[22] Perjalanan haji mereka bersamaan dengan dikuasainya Mekkah oleh kaum Wahhabi.[23] Pengaruh itu terlihat dari penentangan terhadap praktik yang dianggap bid'ah, penggunaan tembakau baik untuk sirih pinang atau merokok, dan pemakaian baju sutra. Mereka usahakan pula untuk menyebarkan ajaran ini secara paksa di wilayah Minangkabau. Seperti kemudian tercatat dalam sejarah, ketiga haji itu dan sosok Tuanku Nan Renceh - didukung kaum Paderi - memaklumkan jihad melawan kaum Muslim lain yang tidak mau mengikuti ajaran-ajaran mereka. Lawan mereka terutama adalah golongan Adat, yakni kaum bangsawan Minang yang masih menjalankan praktik-praktik yang mereka anggap bertentangan dengan Islam.[22] Akibatnya, perang saudara yang disebut sebagai Perang Paderi pecah di tengah masyarakat Minangkabau. Atas campur tangan pemerintah kolonial Belanda, perang Paderi itu berakhir pada penghujung 1830-an.[22]

Dalam kaitannya terhadap penentangan terhadap takhayul, Sukarno disebutkan pernah memuji gerakan ini. Dalam salah satu tulisannya, Presiden Soekarno menyatakan pandangannya terhadap Wahabisme,

"Tjobalah pembatja renungkan sebentar "padang-pasir" dan "wahabisme" itu. Kita mengetahui djasa Wahabisme jang terbesar: ia punja kemurnian, ia punja keaslian, - murni dan asli sebagai udara padang- pasir, kembali kepada asal, kembali kepada Allah dan Nabi, kembali kepada islam dizamanja Muhammad!" Kembali kepada kemurnian, tatkala Islam belum dihinggapi kekotorannya seribu satu tahajul dan seribu satu bid'ah. Lemparkanlah djauh-djauh tahajul dan bid'ah itu, tjahkanlah segala barang sesuatu jang membawa kemusjrikan!"

— Ir. Soekarno, "Dibawah Bendera Revolusi" (Kumpulan tulisan dan pidato-pidato) jilid pertama, cetakan kedua, tahun 1963. halaman 390.

Organisasi Sunni terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama, menentang wahhabisme,[24] serta menyebutnya sebagai gerakan fanatik dan paham bid'ah dalam tradisi Sunni.[24]

Referensi

  1. ^ "Wahhābī". Encyclopaedia Britannica Online. Diakses tanggal 2010-12-12. 
  2. ^
     • WAHHABIYYA, sebuah istilah yang digunakan untuk menunjukkan (a) doktrin dan (b) pengikut Muhammad b. cAbd al-Wahhab. Brill Encyclopedia of Islam, 2nd ed
     • Wahhābīyah Gerakan kebangkitan keagamaan abad kesebelas belas (tajdīd) dan reformasi (islāh) yang didirikan di Najd di Arab Saudi oleh sarjana dan ahli hukum Muḥammad Ibn'Abd al-Wahhāb (1702/3–1791/2). The Oxford Encyclopedia of the Islamic World
     • WAHHABIYAH Sebuah kelompok pembaruan Islam yang didirikan oleh Muhammad ibn Abd al-Wahhab (AH AH 1206/1792 M), Wahhabıyah terus berlanjut sampai sekarang di Jazirah Arab. Istilah Wahhabı awalnya digunakan oleh lawan gerakan, yang menuduh bahwa itu adalah bentuk baru Islam, namun akhirnya nama tersebut mendapat penerimaan yang luas. Encyclopedia of Religion 2nd ed (MacMillan)
     • Ibn ‘Abd al-Wahhab, Muhammad (1703–92) Pendiri gerakan keagamaan revivalis dan reformis yang berpusat di Najd di Arabia tengah dan biasa disebut sebagai Wahhabiyyah atau Wahhabi, The Princeton Encyclopeidia of Islamic Political Thought
     • Wahhabis Gerakan reformis / revivalis abad ke-18 untuk rekonstruksi masyarakat secara sosial. (The Oxford Dictionary of Islam)
     • MUWAHHIDUN Gerakan tersebut dimulai oleh seorang ilmuwan agama dari Najd (Arab Saudi), Muhammad ibn Abd al-Wahhab (1703-1792), dididik oleh ulama (imam Islam) di tempat yang sekarang bernama Irak, Iran, dan Hijaz (Arabia barat). The Encyclopedia of the Modern Middle East and North Africa (2nd Edition) (MacMillan)
     • Wahhabiyya sebuah gerakan reformasi konservatif diluncurkan di Arabia abad kedelapan belas oleh Muhammad b.Abd al-Wahhab (1703-1792). Encyclopedia of Islam and the Muslim world (MacMillan)
     • Wahhabism (Bahasa Arab: Wahhabiyya) Dinamai berdasarkan tokoh pendirinya, Muhammad ibn abd al-Wahhab (wafat tahun 1792), Wahhabisme adalah bentuk paling penting dari reformasi Islam militan yang muncul di Jazirah Arab. [...] Ini mengacu pada seperangkat doktrin dan praktik dan gerakan sektarian {{sic | terdiri dari | hide = y |} dan penganutnya.Encyclopedia of Islam, InfoBase
     • Wahhabism. Wahhabisme mengacu pada interpretasi konservatif Islam yang didirikan sebagai gerakan kebangkitan dan reformasi di Arabia abad kedelapan belas (Oxford Encyclopedia of the Modern World)
     • Wahabism Gerakan Islam yang berkembang pada abad kedelapan belas di Arabia tengah, memberikan interpretasi Sunni yang ketat dan puritan. (A Dictionary of Contemporary World History (3 ed.), Oxford)
     • Wahhābī Gerakan Islam Wahhābī, juga dieja Wahābī, adalah bagian dari gerakan reformasi Muslim yang didirikan oleh Muḥammad ibn'Abd al-Wahhāb pada abad ke-18 di Najd, Arab tengah, dan diadopsi pada tahun 1744 oleh keluarga Sa'ūd. (Encyclopedia Britannica)
     • Wahhābīya Gerakan Muslim ultra-konservatif dan puritan yang berpegang pada mahzab Ḥambali, meskipun menganggap dirinya sebagai ghair muqallidīn, tidak patuh pada partai, namun percaya bahwa mereka membela kebenaran. (The Concise Oxford Dictionary of World Religions, Oxford)
  3. ^ Mark Juergensmeyer, Wade Clark Roof, ed. (2011). "Wahhabis". Encyclopedia of Global Religion. SAGE Publications. hlm. 1369. 
  4. ^ a b "Analysis Wahhabism". PBS Frontline. Diakses tanggal 13 May 2014. Selama lebih dari dua abad, Wahhabisme telah menjadi aliran yang dominan di Arab Saudi. Ini adalah bentuk sederhana dari Islam Sunni yang menekankan interpretasi literal atas Quran. Wahhabi percaya bahwa semua orang yang tidak mempraktikkan bentuk Islam mereka adalah musyrik dan musuh mereka. Kritikus mengatakan bahwa kekakuan Wahhabisme telah menyebabkannya salah tafsir dan mendistorsi Islam, merujuk kepada ekstremis seperti Osama bin Laden dan Taliban. Ledakan perkembangan Wahhabisme dimulai pada tahun 1970-an ketika badan amal Saudi mulai mendanai sekolah-sekolah Wahhabi (madrasah dan masjid-masjid di seluruh dunia, mulai dari Islamabad ke Culver City, California. 
  5. ^ Kampeas, Ron. "Fundamentalist Wahhabism Comes to U.S." Belief.net, Associate Press. Diakses tanggal 27 February 2014. 
  6. ^ "Wahhabi". Encyclopædia Britannica Online. Diakses tanggal 2010-12-12. 
  7. ^ a b Commins, David (2006). The Wahhabi Mission and Saudi Arabia. I.B. Tauris. hlm. vi. ISBN 9781845110802. 
  8. ^ a b Abu Mujahid & Haneef Oliver, Virus Wahabi, Toobagus Publishing, 2010, hal. 120 – 121.
  9. ^ Valentine, Simon Ross (2015-01-09). Force and Fanaticism: Wahhabism in Saudi Arabia and Beyond (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. ISBN 9781849046152. 
  10. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Commins-viv
  11. ^ Glasse, Cyril, The New Encyclopedia of Islam, Rowan & Littlefield, (2001), pp.469-472
  12. ^ a b c Esposito 2003, hlm. 333
  13. ^ In the US the term "Wahhabi" was used in the 1950s to refer to "puritan Muslims", according to Life magazine. "The King of Arabia". Life. 31 May 1943. p. 72. ISSN 00243019. Retrieved 22 June 2013.
  14. ^ Wiktorowicz, Quintan. "Anatomy of the Salafi Movement" in Studies in Conflict & Terrorism, Vol. 29 (2006): p. 235, footnote.
  15. ^ Blanchard, Christopher M. "The Islamic Traditions of Wahhabism and Salafiyya" (PDF). Updated January 24, 2008. Congressional Research Service. Retrieved 12 March 2014.
  16. ^ Lihat Kitab Imam wa Amir wa Da’watun Likullil ‘Ushur, hal. 162.
  17. ^ Sofyan Chalid: Salafi Antara Tuduhan dan Kenyataan, Toobagus Publishing, 2011, hal. 38.
  18. ^ GlobalSecurity.org Salafi Islam
  19. ^ Washington Post, For Conservative Muslims, Goal of Isolation a Challenge
  20. ^ John L. Esposito, What Everyone Needs to Know About Islam, p.50
  21. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Kepel-petro
  22. ^ a b c Indonesia, Heyder Affan Wartawan BBC. "Jejak Wahabi, dari sayap kanan hingga perang Paderi". BBC Indonesia. Diakses tanggal 2018-01-04. 
  23. ^ {{Cite book| author = Azyumardi Azra| title = Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara abad XVII dan XVIII | year = 2013)
  24. ^ a b Latif, Yudi (2008). Indonesian Muslim Intelligentsia and Power. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 190. Diakses tanggal 7 March 2017. 

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar