Daerah Otonom Tibet

daerah otonomi di Tiongkok
Bahasa Tibet: བོད་རང་སྐྱོང་ལྗོངས་
Bod-rang-skyong-ljongs
Bahasa Tionghoa: 西藏自治区
irnyiXīzàng Zìzhìqū
Singkatan: 藏 (pinyin: {{{AbbrevPinyin}}})
Tibet ditandai di peta ini
Asal nama -
Tipe administrasi Daerah otonomi
Ibu kota Lhasa
Kota terbesar Lhasa8txr
Sekretaris PKT Wu Yingjie
Gubernur Qi Zhala
Wilayah 1,000.0000 km² (ke-2)
Populasi (Tahun)
 - Kepadatan
2,740,000 (ke-31)
2.2/km² (ke-31)
PDB (2004)
 - per kapita
CNY 21.15 billion (ke-31)
CNY 7720 (ke-25)
Suku-suku utama (2000) Tibet - 93%
Han - 6%
Hui - 0.3%
Monpa - 0.3%
Jumlah perfektur 7
Jumlah kabupaten 73
Jumlah kota
(31 Desember 2004)
692
ISO 3166-2 CN-{{{ISOAbbrev}}}
Situs web resmi:
tibet.net

Tibet (bahasa Tibet: བོད་, Bod, dilafazkan menurut dialek Lhasa; Hanzi : 西藏, pinyin: Xizang) adalah provinsi dari Republik Rakyat Tiongkok, yang merupakan Daerah Otonomi Khusus RRT yang juga diberi nama oleh Cina Xizang, yang berada di pegunungan Himalaya yang sering dikatakan sebagai puncak dunia, berbatasan dengan Nepal, Bhutan dan India serta Xinjiang, Qinghai dan Sichuan di Tiongkok. Mayoritas penduduknya adalah beragama Buddha, dengan Lhasa sebagai ibu kotanya. Bertahun tahun yang lalu, sebelum dibuka oleh Cina, Tibet merupakan daerah yang dikatakan menyimpan misteri bagi para petualang, mengingat pada saat itu tidak semua petualang bisa memasuki daerah itu dan merupakan wilayah tertutup, seperti halnya Mekkah dan Madinah di Arab Saudi yang hanya dimasuki oleh orang Islam.

Tibet dahulunya adalah sebuah kerajaan merdeka yang mengalami interaksi maupun benturan terutama secara politik dengan dinasti-dinasti yang ada di dataran Cina. Raja Tibet diberi gelar Dalai Lama di mana Dalai Lama yang sekarang, Tenzin Gyatso adalah Dalai Lama ke-14. Dalai Lama adalah pemimpin negara Tibet dan sekaligus pemimpin keagamaan

Tibet menjadi provinsi Cina setelah serbuan tentara merah Cina pada tahun 1950 ke wilayah ini, pada musim gugur 1951 pasukan Cina berhasil menguasai ibu kota Lhasa dan mendongkel Dalai Lama dari kekuasaannya. Dalihnya, Dalai Lama menolak kesepakatan kerjasama bertajuk "Rencana Pembebasan Damai Tibet" yang alasan Cina adalah "menghapus praktik penindasan bergaya feodalisme" di Tibet. Namun menurut beberapa analis barat, Cina mengincar kandungan mineral yang terkandung di dalam bumi Tibet. Pada tanggal 17 Maret 1959, Dalai Lama berhasil meloloskan diri dari pengakapan tentara Cina ke India oleh usaha pelarian yang dipimpin oleh Gampo Tashi, dan mendirikan semacam pemerintahan pelarian di Dharamsala, India utara sampai sekarang.

Rakyat dan pemuka Tibet sempat melakukan perlawanan terhadap pendudukan Cina yang menimbulkan banyak korban jiwa khususnya dari pihak Tibet. Namun karena tidak seimbangnya kekuatan persenjataan dan tidak adanya sorotan internasional, perlawanan Tibet, khususnya pada dasawarsa 1970-an berhasil dipadamkan.

Masalah Tibet menjadi ganjalan dalam hubungan internasional Cina dengan dunia internasional khususnya pada dekade 1960-1970-an, terutama hubungannya dengan Amerika Serikat dimana CIA ikut terlibat dalam masalah tibet. Namun setelah kunjungan presiden AS, Richard Nixon ke Tiongkok yang mengawali kontak diplomatik AS-Cina, masalah Tibet dianggap terlupakan atau selesai sampai sekarang dan semua agent CIA ditarik dari wilayah tibet. Terutama setelah pemimpin kedua Tibet, Panchen Lama, menyatakan bergabung dengan Beijing pada awal dekade 2000-an.[1]

Galeri

Referensi

  1. ^ tibet.net/, diakses tanggal 28 Feb 2017

Lihat pula