Malaikat
Malaikat di dalam ajaran Islam
Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.
Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.
Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu Rukun Iman berserta tugas-tugas mereka adalah:
- Jibril - Menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul Allah, SWT.
- Mikail - Membagi rezeki kepada seluruh makhluk, di antaranya menurunkan hujan.
- Israfil - Meniup sangkakala (terompet) pada hari kiamat
- Izrail - Mencabut nyawa seluruh makhluk
- Munkar - Memeriksa amal perbuatan manusia di alam kubur
- Nakir - Memeriksa amal perbuatan manusia di alam kubur
- Raqib - Mencatat amal baik manusia ketika hidup di dunia
- Atid - Mencatat amal buruk manusia ketika hidup di dunia
- Malik - Menjaga neraka dengan bengis dan kejam
- Ridwan - Menjaga sorga dengan lemah lembut
Dari nama-nama malaikat di atas hanya tiga yang disebut dalam Al Qur'an, yaitu Jibril (QS 2 Al Baqarah : 97,98 dan QS 66 At Tahrim : 4), Mikail (QS 2 Al Baqarah : 98) dan Malik (QS Al Hujurat). Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits.
Nama Malaikat Maut, Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Quran maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Qur'an dia hanya disebut Malaikat Maut.
Walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur'an, malaikat Jibril juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan sebutan lain seperti Ruhul Qudus, Ruhul Amin dll.
Selain malaikat tersebut diatas Al Qur'an juga menyebutkan beberapa malaikat lainnya, seperti :
- Malaikat Zabaniyah - 19 malaikat penyiksa dalam neraka
- Hamalatul Arsy - empat malaikat pembawa Arsy Allah (pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi delapan
- Malaikat Rahmat (kitab Daqoiqul Akhbar)
- Malaikat Kiraman Katibin - pencatat amal baik dan buruk
- Malaikat Harut dan Marut
Sifat Malaikat
Sifat-sifat malaikat yaitu mereka selalu patuh terhadap apa-apa yang diperintahkan Allah kepada mereka. Mereka tidak diciptakan untuk membangkang atau melawan kepada Allah.
Berbeda dengan ajaran Nashara dan Yahudi, Islam tidak mengenal malaikat yang terjatuh (Fallen Angel). Iblis adalah sebangsa Jin dan merupakan nenek moyang Jin, seperti Adam nenek moyang Manusia. Jin adalah makhluk yang dicipta oleh Allah dari 'api yang tidak berasap', sedang malaikat dicipta dari cahaya. Syaithan adalah para Jin (dan Manusia) yang selalu mengajak kepada kejahatan.
Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka. Mereka tidak makan, minum atau tidur seperti manusia.
Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis ketika mereka diciptakan.
Malaikat di dalam ajaran Kristen
Malaikat adalah makhluk surgawi yang bertugas membantu dan melayani Allah.
Mikhael = Panglima Perang Surga
Gabriel = Pembawa Sukacita
Rafael = Malaikat Penyembuh
Serafim & Cherub = Peniup Sangkakala
Arti dari Mikhael adalah Yesus yang dibangkitkan
Etimologi
Kata malaikat dalam bahasa Inggris, angel, berasal dari bahasa Latin, angelus, yang pada gilirannya meminjam dari kata Yunani ἄγγελος, ángelos, yang berarti "utusan" (dua gamma "γγ" dalam bahasa Yunani diucapkan sebagai "ng"). Kata terdekat dalam bahasa Ibrani untuk malaikat adalah מלאך, mal'ach 4397, yang juga berarti "utusan".
Malaikat dalam Tanakh
Istilah "malaikat" dalam Alkitab, מלאך ('malakh"), mendapatkan artinya hanya ketika disebutkan bersama-sama dengan pengutusnya, yaitu Allah sendiri, seperti misalnya dalam "malaikat TUHAN," atau "malaikat Allah" (Zakharia 12:8). Sebutan lainnya yang juga digunakan adalah "anak-anak Allah", (Kejadian 6:4; Ayub 1:6).
Malaikat disebut sebagai "penjaga" (Daniel 4:13). Mereka disebut sebagai "tentara langit" (Kitab Ulangan 17:3) atau bala tentara "TUHAN" (Yosua 5:14). "Bala tentara," צבאות Zebaot dalam gelar Yahweh Zebaot, TUHAN dari bala tentara surgawi, mungkin dihubungkan dengan para malaikat. "Bala tentara" ini dihubungkan pula dengan bintang-bintang, karena bintang-bintang dianggap terkait erat dengan para malaikat. Namun, YHWH membedakan diri-Nya dari para malaikat, dan karena itu orang-orang Ibrani dilarang Musa menyembah "bala tentara surga".
Sebelum munculnya monoteisme di Israel, gagasan tentang malaikat ditemukan dalam Mal'akh Yahweh, malaikat TUHAN, atau Mal'akh Elohim, malaikat Allah. Mal'akh Yahweh adalah penampakan atau perwujudan Yahweh dalam bentuk manusia. Istilah Mal'akh Yahweh digunakan secara berganti-ganti dengan Yahweh (bandingkan Keluaran 3:2, dengan 3:4; 13:21 dengan 14:19). Mereka yang melihat Mal'akh Yahweh mengatakan bahwa mereka telah melihat Allah (Kejadian 32:30; Hakim-hakim 13:22). Mal'akh Yahweh (atau Elohim) menampakkan diri kepada Abraham, Hagar, Musa, Gideon, &c., dan memimpin bangsa Israel dalam tiang awan (Keluaran 3:2). Penyamaan Mal'akh Yahweh dengan Logos, atau Pribadi kedua dari Tritunggal, tidak ditunjukkan melalui acuan kepada kitab suci Ibrani, tetapi gagasan tentang pengidentifikasian Yang Ada dengan Allah, namun yang dalam pengertian tertentu berbeda daripada-Nya, menggambarkan kecenderungan pemikiran keagamaan Yahudi untuk membedakan pribadi-pribadi di dalam keesaan Allah. Orang Kristen berpendapat bahwa hal ini merupakan gambaran pendahuluan dari doktrin tentang Tritunggal, sementara orang Yahudi Kabalis mengatakan bahwa hal ini kemudian berkembang menjadi pemikiran teologis dan gambaran Kabbalah.
Setelah doktrin monoteisme dinyatakan secara resmi, dalam periode segera sebelum dan pada masa Pembuangan (Ulangan 6:4-5 dan Yesaya 43:10), kita menemukan banyak gambaran tentang malaikat dalam Kitab Yehezkiel. Nabi Yehezkiel, sebagai nabi di Pembuangan, mungkin dipengaruhi oleh hierarkhi makhluk adikodrati di dalam agama Babel, dan mungkin oleh angelologi Zoroastrianisme. (Namun tidak jelas bahwa doktrin Zoroastrianisme ini sudah berkembang demikian awal). Yehezkiel 9 memberikan gambaran yang terinci mengenai kerub (suatu jenis malaikat). Dalam salah satu penglihatannya Yehezkiel melihat 7 malaikat melaksanakan penghakiman Allah atas Yerusalem. Seperti dalam Kejadian, mereka digambarkan sebagai "manusia"; mal'akh, karena "malaikat", tidak muncul dalam Kitab Yehezkiel. Belakangan, dalam penglihatan Zakharia, malaikat memainkan peranan penting. Mereka disebut kadang-kadang sebagai "manusia", kadang-kadang sebagai mal'akh, dan Mal'akh Yahweh tampaknya menduduki tempat utama di antara mereka (Zakharia 1:11).
Dalam masa pasca-Alkitab, bala tentara surgawi menjadi semakin terorganisasi (barangkali bahkan sejak Zakharia [3:9, 4:10]; dan yang pasti dalam Daniel). Malaikat pun menjadi beragam, sebagian malah juga mempunyai nama.
Malaikat dalam Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru malaikat seringkali muncul sebagai pelayan Allah adn pembawa penyataan (mis. Matius 1:20 (kepada Yusuf), 4:11. (kepada Yesus), Lukas 1:26 (kepada Maria), Kisah para Rasul 12:7 (kepada Petrus)); dan Yesus berbicara tentang malaikat yang melakukan tugas-tugas seperti itu (mis. Markus 8:38, 13:27), menyiratkan di dalam salah satu ucapannya bahwa mereka tidak menikah ataupun dinikahkan (Markus 12:25).
Malaikat juga memainkan peranan penting dalam tulisan Apokaliptik. Perjanian Baru tidak terlalu berminat terhadap hierarkhi malaikat, namun doktrin itu mempunyai jejaknya. Pembedaan antara malaikat yang baik dan jahat diakui. Kita mempunyai nama-nama, Gabriel (Lukas 1:19), dan Mikail (Daniel 12:1), dan malaikat jahat Beelzebub, (Markus 3:22) dan Setan (Markus 1:13). Sementara itu kesetiaan sebagian malaikat tidak begitu jelas seperti Abadon atau Apolion (Wahyu 9:11). Peringkat juga disiratkan: penghulu malaikat (Mikail, Yudas 9), malaikat-malaikat dan pemerintah-pemerintah (Roma 8:38; Kolose 2:10), singgasana dan kerajaan (Kolose 1:16). Malaikat muncul berkelompok empat atau tujuh orang (Wahyu 7:1). Dalam Wahyu 1-3 kita bertemu dengan para "Malaiat" dari Ketujuh Gereja di Asia Kecil. Mereka mungkin adalah para malaikat pelindung, yang mendampingi gereja-gereja sama seperti para "pangeran" di dalam Daniel yang berdiri mendampingi bangsa-bangsa. Para "malaikat" ini praktis merupakan personifikasi dari gereja-gereja.
Gabriel, sang penghulu malaikat, menampakkan diri kepada Maria untuk memberitahukan kepadanya bahwa anak yang akan dilahirkannya kelak adalah Mesias. Malaikat-malaikat lain hadir untuk menyambut kelahirannya. Dalam Matius 28:2, malaikat menampakkan diri pada kubur Yesus, membuat para pengawal Romawi ketakutan, menggulingkan batu dari kubur itu, dan kemudian memberitahukan kepada para perempuan yang datang membawa mur bahwa Yesus telah bangkit. Dalam versi yang lain, Markus 16:5 mengisahkan bahwa malaikat itu tidak kelihatan hingga para perempuan itu masuk ke kubur yang telah terbuka. Malaikat itu digambarkan semata-mata sebagai "seorang muda". Dalam versi Lukas tentang kisah kebangkitan (Lukas 24:4), dua malaikat tiba-tiba menampakkan diri di dekat para perempuan yang berada di dalam kubur itu. Mereka digambarkan mengenakan pakaian yang "berkilau-kilauan". Gambaran ini paling mirip dengan versi Yohanes 20:12 yang melukiskan Maria sendirian berbicara dengan "dua orang malaikat yang berpakaian putih" di dalam kubur Yesus.
Dua malaikat menyaksikan kenaikan Yesus ke surga dan menubuatkan kedatangannya yang kedua kali. Ketika Petrus dipenjarakan, seorang malaikat membuat para pengawal tertidur, melepaskannya dari belenggunya, dan membawanya keluar dari penjara. Malaikat memainkan berbagai peranan dalam Kitab Wahyu. Di antaranya adalah berdiri di sekitar takhta Allah dan menyanyikan " "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa."
Sebuah penafsiran tentang malaikat di dalam kitab-kitab Injil mengatakan bahwa mereka semata-mata adalah manusia yang membawa pesan ilahi. Memang, istilah "angelos" seringkali digunakan bukan untuk menggambarkan makhluk yang berkuasa, melainkan semata-mata mereka yang memberitakan suatu peristiwa penting.