Projo adalah organisasi kemasyarakatan pendukung Presiden ke 7 Republik Indonesia, Joko Widodo. Projo dikenal karena merupakan salah satu relawan darat terbesar dan memiliki status resmi organisasi kemasyarakatan (Ormas) dari Kementerian Hukum dan HAM. [1][2] Ciri khas Projo adalah bersifat sukarela, terbuka, sosial, tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan, serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan.

Berkas:Logo projo ormas.jpeg

Saat ini ketua umum Projo adalah Budi Arie Setiadi atau akrab dipanggil Muni.[3]

Etimologi

Projo berasal dari Bahasa Sanskerta yang berarti pemerintahan negeri, kerajaan, atau istana. Dalam Bahasa Jawa Kawi artinya rakyat. Jadi orang-orang yang mengaku Projo adalah orang-orang yang mencintai negeri dan rakyat. Nama ini dengan mudah diingat karena sederhana dan singkat. Dengan nama Projo, mudah sekali mengasosiasikan dengan akronim Pro dan Jokowi, selain juga karena mirip dengan terbentuknya akronim ProMeg (Pro Megawati) yang terbentuk pada 1998, di mana anggotanya juga banyak yang menjadi anggota Projo. Budi Arie, sebagai salah satu deklarator, ikut mengkonfirmasi hal ini. Menurutnya, Projo mudah menancap di kepala, mudah diingat, mudah diucapkan, dan mantap.[4]

Sejarah

Projo didirikan melalui Kongres I Projo, pada tanggal 23 Desember 2013.

  1. ^ Gelar Rakernas, Budi Arie: Projo Rumah Besar Pendukung Militan Jokowi. Dari situs Indonesia
  2. ^ Projo Bentuk Tim Kampanye untuk Tingkatkan Elektabilitas Jokowi. Dari situs Kompas
  3. ^ Budi Arie Setiadi. dari situs Tirto
  4. ^ Korten, David C. Dari Kerumunan Membentuk Barisan. artikel dari buku Menjemput Takdir Sejarah. Jakarta. 2017: RMBooks.