Lokomotif CC206

salah satu lokomotif diesel-elektrik di Indonesia
Revisi sejak 6 Mei 2018 15.47 oleh Domenico Adrianus (bicara | kontrib) (Meralat beberapa informasi tentang keberadaan lokomotif ini)

Lokomotif CC 206 adalah lokomotif diesel elektrik terbaru milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) buatan General Electric Transportation, Amerika Serikat. Lokomotif ini memiliki 2 bogie dengan konfigurasi C-C (Co'Co'), yaitu 3 buah roda penggerak di setiap bogie-nya. Perbedaan dengan lokomotif diesel elektrik GE lainnya dengan jenis yang sama adalah lokomotif ini memiliki 2 kabin masinis di ujung muka dan belakang seperti halnya lokomotif di Eropa pada umumnya. Lokomotif CC 206 diperuntukkan untuk angkutan barang dan penumpang di Pulau Jawa, sedangkan di Sumatera Selatan lokomotif ini diperuntukkan khusus untuk angkutan barang. Lokomotif CC 206 lebih canggih dibandingkan lokomotif GE sebelumnya, dengan tenaga lebih besar dan tingkat emisi gas buang lebih rendah. Mengingat berat lokomotif ini 90 ton dengan beban gandar sebesar 15 ton, maka jalur rel di Jawa juga disesuaikan untuk mengakomodir lokomotif ini.

Lokomotif CC206
CC 206 13 69 dan CC 206 13 55 akhirnya berhasil menjalani perbaikan di Balai Yasa Yogyakarta dan kembali beroperasi lagi. (Lihat: Insiden)
Jenis dan asal
Sumber tenagaDiesel elektrik
ProdusenGeneral Electric Transportation
ModelGE CM20EMP
Tanggal produksi2012-2013, 2015-2016
Jumlah diproduksi150 buah
Data teknis
Konfigurasi:
 • Whyte0-6-6-0
 • AARC-C
 • UICCo'Co'
Lebar sepur1067 mm
BogieFabricated Bogie (PT Barata Indonesia Persero)
Panjang15.849 mm
Lebar2.743 mm
Tinggi3.695 mm
Beban gandar15 ton
Jenis bahan bakarHigh-Speed Diesel
MesinGE 7FDL-8
Jenis mesinDiesel 4 langkah
AspirasiTurbocharger
AlternatorGE 761
GeneratorGE GT601
Motor traksi6
Silinder8 buah
Rem lokomotifWestinghouse 26L
(Terdiri atas: rem udara tekan dynamic brake, rem parkir)
Sistem keselamatanLOCOCOMM™, LOCOTROL® Distributed Power, Train Control/SCADA, Ultra Cab II Signaling, GE Integrated Function Display™, GE BrightStar™ Microprocessor and Computer System
Tipe bell: Graham White GW373 E-Bell
Tipe klakson: Nathan P-2 horn
Performansi
Daya mesin2.250 hp
Karier
LokalPulau Jawa
Sumatera Selatan
Lampung
Mulai dinas2013 (generasi I)
2015 (generasi IIA)
2016 (generasi IIB)
KeadaanSeluruhnya beroperasi

Sejarah kedatangan CC 206

Awal mula lokomotif berkabin ganda dapat dilacak dari keberadaan lokomotif-lokomotif yang sudah berumur seperti CC 200, BB 301, BB 304, dan BB 305 CFD. Namun, semua lokomotif itu sudah berumur lebih dari 30-40 tahun dan banyak dilakukan pengafkiran/perucatan terhadap lokomotif itu (apalagi CC 200 sudah berumur di atas 60 tahun dan seluruh BB 305 telah dirucat). Lokomotif berkabin ganda tersebut didesain agar tidak perlu diputar di pemutar rel (turntable) sebelum beroperasi menarik rangkaian kereta.

Pada dekade 2000-2010-an, ide muncul dalam diri perusahaan PT KAI, bagaimana jika PT KAI memiliki lokomotif yang kuat, berkabin ganda, dan dilengkapi teknologi komputer semacam GE BrightStarSirius yang sebelumnya ada pada lokomotif CC 204, juga memiliki layar display canggih karena meskipun telah terkomputerisasi, CC 204 belum memiliki layar display seperti CC 206. Selain itu, dengan berkabin ganda, lokomotif itu tidak perlu lagi diputar di atas pemutar rel.

Pengadaan CC 204 selama beberapa tahun terakhir juga kurang efisien, karena per tahunnya hanya sedikit lokomotif diproduksi tetapi kebutuhan lokomotif cukup banyak. Akhirnya, ide pemesanan lokomotif CC 206 ke General Electric muncul pada tahun 2010 untuk menambah jajaran armada PT KAI dan akan digunakan untuk angkutan barang di Pulau Jawa. Juga pemesanan lokomotif kali ini tidak sedikit-sedikit seperti CC 204, melainkan dengan jumlah banyak, menjadi rekor pemesanan lokomotif terbanyak PT KAI karena pengadaan lokomotif kali ini mendatangkan 100 unit dalam 1 tahun saja meskipun datang dalam beberapa generasi, tidak seperti CC 204 yang butuh waktu lebih dari 5 tahun sampai ke-37 unit lokomotif tersebut selesai diproduksi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2012 dipesanlah lokomotif CC 206 (CM20EMP) sebanyak 100 unit sekaligus ke General Electric Transportation tanpa bogie dengan nilai kontrak sebesar Rp4 triliun.[1] Bogie dirakit oleh PT Barata Indonesia (Persero). Sesudah sampai di pelabuhan Tanjung Priok, loko-loko itu diboyong ke Balai Yasa Yogyakarta untuk pasang bogie sebelum kemudian beroperasi mulai tahun 2013.[2] Pada tahun 2015, lokomotif CC 206 didatangkan lagi dengan jumlah 50 unit [3] dengan rincian seluruh 39 unit turun di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2015 dan 11 unit turun di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2016. 39 unit yang terdiri dari 28 unit lokomotif kedatangan 2015 dan seluruh 11 unit kedatangan 2016 kemudian dikapalkan ke Pelabuhan Panjang di provinsi Lampung.

Saat ini, seluruh armada lokomotif CC 206 semua telah berada di Indonesia dan beroperasi. dengan rincian pada tahun 2013, CC 206 13 01 - CC 206 13 100 berada di Daop. Pada tahun 2015, CC 206 15 01 - CC 206 15 11 berada di Daop. Pada tahun 2015, CC 206 15 12 - CC 206 15 39 berada di Divre. Pada tahun 2016, CC 206 16 01 - CC 206 16 11 juga berada di Divre.

Desain, mesin, spesifikasi, perangkat elektronik, dan kelebihan

Desain bentuk lokomotif

CC 206 dibuat saat PT KAI membutuhkan lokomotif double cabin, maka GE membuat lokomotif double cabin ini dengan desain yang mirip beberapa lokomotif GE baik itu di Indonesia maupun bukan. Desain kepala dan body CC 206 sangat mirip dengan salah satu lokomotif GE yaitu British Rail Class 70 seri GE PowerHaul yang beroperasi di Britania Raya, tetapi CC 206 menggunakan 2 kaca depan, yang mengikuti lokomotif CC 203. Sedangkan lampu lokomotifnya masih mengikuti desain lok GE sebelumnya yang beroperasi di Indonesia. Bentuk pintu masuk kabinnya mirip dengan yang ada di CC 203.

Mesin, spesifikasi lokomotif, dan perangkat elektronik

Mesin lokomotif CC 206 adalah GE 7FDL-8 versi terbaru yang emisinya setingkat dengan emisi lokomotif Dash-9 di Amerika Serikat, dengan daya mesin sebesar 2250 hp, setara dengan tenaga keluaran lokomotif CC 202, dan 100 daya kuda lebih tinggi dari tenaga keluaran lokomotif CC 203 (2150 hp). Sedangkan untuk perangkat elektroniknya menggunakan komputer GE BrightStar™ Sirius yang dipadukan dengan layar monitor GE Integrated Function Display(GE IFD) seperti yang ada di lokomotif Dash-9. Ini menjadikan CC 206 merupakan lokomotif dengan layar monitor komputer kendali kedua di Indonesia setelah CC 205, dan lokomotif GE pertama di Indonesia dengan teknologi layar display tersebut. Lokomotif ini juga menggunakan klakson yang berbeda dari lokomotif sebelumnya, yang membuat lokomotif ini dijuluki "Si Puong". Daya angkut lokomotif ini bisa mencapai 30 gerbong barang, dan 16 gerbong penumpang untuk satu lokomotif penarik.[4]

Alokasi CC 206

Lokomotif CC 206 generasi pertama ditempatkan di hampir seluruh dipo induk lokomotif yang ada di Pulau Jawa untuk angkutan barang maupun penumpang. Di Jawa, hanya Dipo Induk Madiun dan Dipo Induk Jember yang tidak memiliki lokomotif CC206.

CC 206 mulai ditugaskan membawa KA penumpang terutama KA penumpang dengan rangkaian panjang dan KA penumpang yang di perjalanan harus memutar lokomotif untuk berbalik arah sejak dimutasinya lokomotif CC 204 generasi kedua ke Pulau Sumatera.

Sebelumnya, CC 206 hanya berdinas sebagai lokomotif penarik KA barang saja. Saat ini lokomotif CC 206 dialokasikan untuk menarik semua jenis kereta, baik kelas eksekutif, bisnis, ekonomi jarak jauh bahkan lokal, maupun kereta barang, meskipun prioritas utama adalah menarik kereta barang, khususnya kereta rangkaian panjang dan kereta kelas eksekutif.

Kini, mayoritas lokomotif CC 206 di Pulau Jawa berada di Dipo Lokomotif Sidotopo, Surabaya. Terdapat 36 lokomotif CC 206 di sana. CC 206 sebagian besar berada di Sidotopo karena depo ini memiliki banyak lok CC 201 generasi pertama yang (mungkin saja) akan pensiun, maka CC 206 didatangkan untuk menggantikannya.

Khusus untuk CC206 generasi II, mulai dari nomor CC206 15 01 sampai 11 dialokasikan di Jawa, sementara mulai dari nomor CC206 15 12 sampai 39, akan dialokasikan di Dipo Kertapati, Palembang, yang berada di wilayah Divre III Palembang, meskipun beberapa lokomotif yang telah tiba diuji terlebih dahulu di Jawa. Pengiriman lokomotif dari Jawa ke Lampung dimulai bulan Januari 2016, dengan 5 unit setiap pengiriman. Nomor CC206 16 01 sampai 11 yang kini sudah tiba di Indonesia juga dialokasikan di Dipo Kertapati, Palembang. Di Sumatera Selatan, lokomotif CC206 difokuskan untuk menarik kereta api barang, khususnya batu bara.

Berikut adalah daftar terbaru (sementara) mengenai alokasi lokomotif CC 206.

Depot induk Lokomotif
Jatinegara (JNG)

= 19 unit

CC 206 13 70, CC 206 13 71, CC 206 13 72, CC 206 13 73, CC 206 13 74, CC 206 13 75, CC 206 13 76, CC 206 13 77, CC 206 13 78, CC 206 13 79, CC 206 13 86, CC 206 13 87, CC 206 13 88, CC 206 13 89, CC 206 15 01, CC 206 15 02, CC 206 15 03, CC 206 15 04, CC 206 15 05
Bandung (BD)

= 17 unit

CC 206 13 02, CC 206 13 20, CC 206 13 21, CC 206 13 54, CC 206 13 55, CC 206 13 60, CC 206 13 64, CC 206 13 80, CC 206 13 81, CC 206 13 82, CC 206 13 90, CC 206 13 94, CC 206 13 95, CC 206 13 96, CC 206 13 97, CC 206 13 98, CC 206 13 100
Cirebon (CN)

= 10 unit

CC 206 13 01, CC 206 13 03, CC 206 13 05, CC 206 13 33, CC 206 13 34, CC 206 13 56, CC 206 13 59, CC 206 13 68, CC 206 13 91, CC 206 13 93
Semarang Poncol (SMC)

= 5 unit

CC 206 13 04, CC 206 13 06, CC 206 13 07, CC 206 13 65, CC 206 13 66
Purwokerto (PWT)

= 12 unit

CC 206 13 22, CC 206 13 23, CC 206 13 28, CC 206 13 43, CC 206 13 44, CC 206 13 57, CC 206 13 58, CC 206 13 61, CC 206 13 83, CC 206 15 06, CC 206 15 07, CC 206 15 08
Yogyakarta (YK)

= 11 unit

CC 206 13 26, CC 206 13 27, CC 206 13 30, CC 206 13 31, CC 206 13 62, CC 206 13 63, CC 206 13 67, CC 206 13 69, CC 206 13 84, CC 206 13 85, CC 206 13 92
Sidotopo (SDT)

= 37 unit

CC 206 13 08, CC 206 13 09, CC 206 13 10, CC 206 13 11, CC 206 13 12, CC 206 13 13, CC 206 13 14, CC 206 13 15, CC 206 13 16, CC 206 13 17, CC 206 13 18, CC 206 13 19, CC 206 13 24, CC 206 13 25, CC 206 13 29, CC 206 13 32, CC 206 13 35, CC 206 13 36, CC 206 13 37, CC 206 13 38, CC 206 13 39, CC 206 13 40, CC 206 13 41, CC 206 13 42, CC 206 13 45, CC 206 13 46, CC 206 13 47, CC 206 13 48, CC 206 13 49, CC 206 13 50, CC 206 13 51, CC 206 13 52, CC 206 13 53, CC 206 13 99, CC 206 15 09, CC 206 15 10, CC 206 15 11
Kertapati (KPT)

= 39 unit

CC 206 15 12 s.d. CC 206 15 39
CC 206 16 01 s.d. CC 206 16 11
 
Detail penomoran lokomotif CC2061508

Keterangan

  • Seluruh lokomotif CC 206 saat ini sudah menggunakan logo PT KAI dan livery terbaru.
  • Seluruh lokomotif CC 206 menggunakan nomor sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 tahun 2010.
  • Seluruh lokomotif CC 206 dipasangi teralis besi berbentuk kotak-kotak pada kaca depan dan samping kabin masinisnya, dan mungkin akan dilepas saat masuk Perawatan Akhir di Balai Yasa Yogyakarta nanti. Pengecualian adalah lokomotif setelah PLH dan seluruh lokomotif CC 206 angkatan 2015 dan 2016.
  • Tulisan "Dipo Induk" pada lokomotif CC206 terletak di bawah logo PT KAI, kecuali CC 206 13 51, dengan berbagai font tiap depot induknya.
  • Seluruh lokomotif CC206 menggunakan bemper berwarna merah. Pada awal kedatangannya bemper lokomotif CC206 berwarna hitam.
  • Plat nomor lokomotif CC206 generasi I menggunakan font Arial bold dan ditulis sebagai CC 206 13 xx dengan xx mulai dari 01 hingga 100. Sementara untuk CC206 generasi IIA dan IIB menggunakan font Arial regular dan ditulis sebagai "CC206 15 xx" dengan xx mulai dari 01 hingga 39 dan CC 206 16 xx dengan xx mulai dari 01 hingga 11.
  • Lokomotif CC 206 13 23, CC 206 13 55 dan CC 206 13 69 merupakan lokomotif yang berhasil menjalani perbaikan besar-besaran di Balai Yasa Yogyakarta dengan mengganti hampir semua komponennya dengan yang baru.[5]

Insiden

 
Lokomotif CC 206 13 23 sedang menarik kereta api Argo Lawu, salah satu loko CC 206 yang mengalami kerusakan parah di kabin masinis setelah menabrak gerbong pengangkut pipa besar.
  • Pada tanggal 12 September 2013, terjadi kebakaran di permukiman penduduk, di Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Akibatnya, lokomotif CC 206 13 16 ikut terbakar. Dikisahkan, api berasal dari belakang rumah warga yang sedang memasak lalu ditinggal. Kemudian api berkobar menjilat sepeda motor Honda Supra yang terparkir 2 meter dari kompor. Api melahap seluruh dapur. Karena letak dapur berada 2 meter dari rel KA menuju Depo Pertamina, api pun ikut membakar lokomotif CC 206 13 16 yang langsir kereta api angkutan BBM Pertamina. Akibatnya, lokomotif hangus terbakar.[6] Seluruh korban mengalami luka di kaki dan muka.[7]
  • Pada tanggal 4 April 2014, pukul 18.30 WIB, kereta api Malabar anjlok di km 224, Kampung Terung, RT 005 RW 009, Desa Mekarsari, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, yang disebabkan karena rel KA tergerus longsor. Akibatnya, dua gerbong eksekutif, K1 0 67 27 dan K1 0 67 22 beserta lokomotif CC 206 13 55 terperosok lalu keluar rel. Akibat beratnya medan, evakuasi lokomotif CC 206 13 55 terhambat.[8]
  • Pada tanggal 4 Mei 2014, lokomotif CC 206 13 69 beserta gerbong pembangkit (P 0 08 01) yang menarik kereta api Bogowonto terguling setelah menabrak truk kontainer di Cirebon, Jawa Barat. Tidak ada korban jiwa, namun masinis dan beberapa penumpang terluka. Kejadian ini menyebabkan jadwal kereta terhambat dan evakuasi berjalan sulit karena bobot CC 206 yang berat.[9][10]
  • Pada tanggal 9 Maret 2015, kereta api Argo Bromo Anggrek yang ditarik CC 206 13 68 menabrak sebuah truk pasir nopol G 1827 CC di Desa Ngasinan, Weleri, Kendal. Akibatnya, truk rusak parah dan sopir truk tewas seketika. [11]
  • Pada tanggal 11 April 2015, kereta api Harina yang ditarik CC 206 13 97 menabrak truk tronton bermuatan kayu yang dikemudikan oleh Sutaji (60), warga Banjarsari, Trucuk, Bojonegoro karena mogok di perlintasan. Tiada korban jiwa dalam insiden ini, namun bangkai truk tercecer sejauh 100 meter.
  • Pada tanggal 23 Mei 2015, CC 206 13 23 dan beberapa gerbong kereta api Bangunkarta tergelincir dan terguling di Stasiun Waruduwur, Cirebon sampai akhirnya menabrak rangkaian kereta api pipa besar dengan nomor Gapeka 2502. Akibatnya, puluhan orang luka-luka dan sejumlah kereta api lintas utara harus memutar lewat Stasiun Kroya.[12]
  • Pada tanggal 29 Agustus 2015, lokomotif CC 206 15 07 yang sudah diberi plat nomor menabrak sepur badug dan sebuah warung di dekat Balai Yasa Yogyakarta, karena gagal uji rem. Manager corporate communication Daop 6 Jogja, Gatut Sutiyatmoko, meyakini bahwa kejadian tersebut murni disebabkan oleh kegagalan rem. Saat itu Balai Yasa bekerja sama dengan GE Transportation untuk mengujicobakan lokomotif CC206.[13]
  • Pada tanggal 9 September 2016, CC 206 13 13 milik Dipo Induk Sidotopo yang sedang menarik kereta api semen ditabrak kereta derek pemeliharaan listrik aliran atas (LAA) di km 46+500 petak Bojonggede–Cilebut, tak jauh dari stasiun Bojonggede. Kejadian ini mengakibatkan kabin CC 206 tersebut ringsek ditabrak kereta derek dan mengganggu jadwal perjalanan KA Commuter Jabodetabek lintas Bogor-Jakarta.[14]
  • Pada tanggal 20 Mei 2017, pukul 10.30 WIB, KA 1 Argo Bromo Anggrek Pagi tujuan Stasiun Gambir menabrak Minibus Toyota Avanza di perlintasan tak berpalang, 500 meter dari Stasiun Sedadi. Bagian luar depan lokomotif dengan nomor CC 206 13 92 YK terbakar akibat kebakaran Minibus yang ditabraknya, dan Minibus terseret hingga Stasiun Sedadi. 4 orang di Minibus tewas, sementara perjalanan Argo Anggrek terhambat karena menunggu lokomotif penolong (CC 206 13 66 SMC) datang dari Dipo Lokomotif Semarang Poncol.[15]
  • Pada tanggal 21 Mei 2017, pukul 21.52 WIB, KA 3 Argo Bromo Anggrek tujuan Stasiun Gambir menabrak mobil bak terbuka bernomor polisi K 1804 MN di perlintasan wilayah kecamatan Randublatung, Blora. Lokomotif CC 206 13 69 YK ex PLH KA Bogowonto pun mengalami kerusakan di bagian depan, dan mobil bak terbuka tersebut ringsek ditempat. Tidak ada korban jiwa, namun pengemudi mobil tersebut kabur, serta kereta api melanjutkan perjalanan 2 menit kemudian hingga Stasiun Semarang Tawang guna penggantian lokomotif oleh CC 201 83 24 (CC 201 62) PWT[16]
  • Pada tanggal 25 April 2018, pukul 13.20 WIB, KA KP 11135/11136 mengangkut GD kosongan tambahan yang berjalan menuju arah timur, menabrak mobil truk bak tertutup bernomor polisi B 9434 UXT. Kondisi truk rusak parah usai menghantam kereta, sedangkan lokomotif hanya mengalami kerusakan di bagian cowcatcher dan tidak sampai anjlok. Akibat peristiwa ini sejumlah perjalanan KRL Commuter Line Bogor - Jatinegara dipotong hanya sampai Kampung Bandan.

Lihat pula

Galeri

Daftar pustaka

  • Majalah KA Edisi September 2013. Berburu CC 206 in Action.

Referensi

Pranala luar