Hubungan Rusia dengan Uni Eropa diwarnai dengan konflik dan kerja sama. Salah satu bidang kebijakan utama dari hubungan Rusia-Uni Eropa adalah keamanan Eropa[1]. Dalam politik internasional, hubungan Rusia-Uni Eropa dibentuk oleh pendekatan yang berbeda. Uni Eropa mengikuti jalan liberal, sedangkan Rusia mengejar paradigma neorealis[2]. Bagaimanapun, hubungan Rusia-Uni Eropa telah berkembang signifikan sejak pembubaran Uni Soviet[3].

Promosi Hak Asasi Manusia (HAM) dan Demokrasi oleh Uni Eropa di Rusia

Sejak tahun 1991, Rusia dan Uni Eropa telah meningkatkan kerja sama politik dan ekonomi atas dasar kepentingan bersama. Bagi Rusia, Uni Eropa adalah mitra dagang paling penting sekaligus mitra paling penting dalam hal investasi langsung luar negeri[4]. Sedangkan, bagi Uni Eropa, Rusia adalah mitra strategis di banyak bidang kerja sama, khususnya sebagai pemasok energi[4]. Perdagangan, energi, dan keuangan telah membentuk interdependensi bagi Rusia dan Uni Eropa sehingga secara signifikan memengaruhi kepentingan dan perilaku kedua belah pihak[4]. Selain itu, Rusia dan Uni Eropa juga memiliki kepentingan bersama dalam bidang keamanan. Tujuan jangka panjang dari Uni Eropa adalah untuk mengintegrasikan Rusia dalam sistem keamanan Eropa, sedangkan Rusia mendukung sistem keamanan kolektif pan-Eropa. Hal ini mencerminkan gagasan Rusia tentang dunia yang multipolar[5].

Walaupun, Rusia dan Uni Eropa memiliki kepentingan bersama, tetapi tidak mudah bagi kedua belah pihak untuk memformalisasikan hubungan di atas sebuah perjanjian. Pada tahun 1994, Rusia dan Uni Eropa menandatangani Perjanjian Kemitraan dan Kerja Sama yang menawarkan kerangka umum untuk hubungan kedua belah pihak[6]. Namun, ratifikasi perjanjian tersebut ditunda oleh negara-negara anggota Uni Eropa sebagai protes terhadap perang di Chechnya dan mulai berlaku pada tahun 1997[6]. Lalu, pada bulan Juni 1999, Uni Eropa mengadopsi Strategi Bersama dalam hubungan Rusia-Uni Eropa dengan memulai Kemitraan Strategis[6]. Dalam Strategi Bersama, Uni Eropa mempertimbangkan konsolidasi demokrasi, aturan hukum, dan lembaga publik di Rusia sebagai tujuan utama[7].

  1. ^ "EU-Russia Relations from a Russian Point of View". Heinrich Böll Stiftung European Union (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-05-22. 
  2. ^ "EU-Russia Relations: Towards an Increasingly Geopolitical Paradigm". Heinrich Böll Stiftung European Union (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-05-22. 
  3. ^ Sherr, James (2016). "Russia and Europe's evolving relationship". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-05-22. 
  4. ^ a b c Hubel, Helmut. "The Baltic Sea subregion after dual enlargement." Cooperation and Conflict 39.3 (2004): 283-298.
  5. ^ Forsberg, Tuomas. "EU-Russia Security Partnership: Why the Opportunity Was Missed, The." Eur. Foreign Aff. Rev. 9 (2004): 247.
  6. ^ a b c Sonia., Lucarelli,; Ian., Manners,. Values and principles in European Union foreign policy (edisi ke-1st ed). London. ISBN 0415371368. OCLC 61513063. 
  7. ^ Relations., European Commission. DG External (2007). The European Union and Russia : close neighbours, global players, strategic partners. Luxembourg: Office for Official Publications of the European Communities. ISBN 9789279063909. OCLC 231012369.