Yusuf dalam Islam

nabi dan anaknya Yakub dalam Islam
Revisi sejak 23 Mei 2018 11.16 oleh Muhammad Irfani Latif (bicara | kontrib) (Nabi Yusuf wafat di Mesir namun dimakamkan di Baitul Maqdis)

Yusuf (Arab يوسف ) (sekitar 1745-1635 SM) adalah salah satu nabi agama Islam. Ia juga merupakan salah satu dari 12 putra Yaʿqub dan merupakan buyut dari Ibrahim. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1715 SM dan ia ditugaskan berdakwah kepada Kanʻān dan Hyksos di Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki 2 anak laki dan 1 anak perempuan dan ia dimakamkan di Nablus Palestina.

Genealogi

Yusuf adalah cucu dari Ishaq, silsilah lengkapnya adalah Yusuf bin Yaʿqub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Yusuf merupakan putera ketujuh (ada sumber mengatakan anak kesebelas) Yaʿqub dan Yusuf mempunyai ibu yang dikenali sebagai Rahil (Rahel) dengan adiknya, Bunyamin (Benyamin). Yusuf menikah dengan seorang gadis yang bernama Ashenath kemudian memiliki dua orang anak yang bernama Manessa (Manasye) dan Ephiraim (Efraim).

Sedangkan Ibnu Katsir dalam kitabnya yang berjudul Qishashul Anbiya’ menuliskan bahwa Yusuf menikahi Ra’il binti Ra’ayil, janda dari Qithfir, kemudian lahirlah dua orang putra, yakni Afrayim dan Mansa.

Biografi

Yusuf mempunyai 12 orang saudara lelaki dan mempunyai rupa yang tampan dan dimanja oleh bapaknya. Walau bagaimanapun, ibu kandungnya wafat ketika ia berusia 12 tahun.

Kasih sayang berlebihan yang diperolehnya dari Nabi Yaqub membuat iri dan dengki saudara-saudara yang mewujudkan komplot menarik perhatian bapak mereka. Mereka berencana untuk membunuh dia.

Yahudza, anak lelaki keempat dari Yaʿqub dan yang paling tampan dan bijaksana di antara mereka tidak setuju dengan rencana pembunuhan itu karena perlakuan tersebut adalah dilarang. Maka, demi menghalau Yusuf, dia merencanakan untuk mencampakkan dia ke dalam sebuah 'sumur tua' yang terletak di persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dagang dan para musafir beristirahat. Dengan itu, kemungkinan Yusuf akan diselamatkan dari sumur tersebut dan dibawa oleh siapa saja untuk dijadikan budak.

Kisah dalam Al-Qur'an

Al-Qur'an mengawali kisah Yusuf saat ia masih muda. Ia bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan bersujud padanya (Yusuf 12:4). Mimpi itu ia beritahukan kepada ayahnya, Yaqub yang menyuruhnya agar tidak memberitahukan mimpi itu kepada saudara-saudaranya yang pencemburu (Yusuf 12:5). Yusuf juga merupakan anak yang paling disayangi Yaqub, sehingga saudaranya merasa cemburu dan mereka merencanakan suatu rencana untuk membuang Yusuf (Yusuf 12:8). Saudara-saudara Yusuf meminta izin pada Yaqub untuk membawa Yusuf pergi bersama mereka, dan mereka diizinkan. Dalam perjalanan, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur dan ditinggal pergi oleh saudara-saudaranya hingga kemudian ia ditemukan oleh kafilah dagang yang kemudian menjualnya di Mesir. Orang yang membeli Yusuf adalah Qithfir, seorang raja Mesir yang mempunyai julukan Al Aziz.

Mukjizat

Ketampanan rupa

 
Kitab Jawi mengenai Hikayat Nabi Yusuf a.s.

Yusuf di dalam Al-Qur'an dikatakan sebagai pria tertampan di dunia.[1] Pernyataan ini digambarkan ketika Yusuf tumbuh remaja, istri tuannya yang bernama Zulaikha menggodanya karena tidak bisa menahan daya tarik ketampanannya dan setiap wanita yang melihatnya pasti terkesima, namun Yusuf menolaknya (Yusuf 12:23). Sehingga ia mengancam Yusuf akan dipenjarakan, jika tidak mengikuti perintahnya (Yusuf 12:32). Namun, Yusuf tetap teguh dan ia akhirnya dipenjarakan (Yusuf 12:33). Yusuf dipenjarakan bersama dua orang tahanan.[2]

Pentakwil mimpi

Di dalam penjara, mereka mengetahui bahwa Yusuf memiliki kejujuran yang tinggi dan dapat menafsirkan mimpi (Yusuf 12:36). Yusuf berhasil dalam menafsirkan mimpi 2 tahanan lainnya, mimpi mereka adalah bahwa salah satu dari mereka akan dihukum mati, dan yang lainnya akan dibebaskan dan kembali bekerja sebagai penuang air minum raja. Maka, Yusuf meminta pada temannya yang akan dibebaskan untuk mengemukakan masalahnya kepada raja. Namun, ketika dibebaskan, ia melupakan Yusuf, sehingga ia tetap dipenjara.

Beberapa tahun kemudian, raja bermimpi dan menanyakan apa artinya. Penuang minuman tersebut akhirnya ingat pada Yusuf, dan ia menanyakan Yusuf apa arti mimpi raja. Yusuf menafsirkan mimpi raja bahwa akan terjadi tujuh panen yang berlimpah, kemudian diikuti tujuh panen yang sedikit, dan kemudian ada tahun yang penuh dengan hujan. Raja yang mendengar tafsir Yusuf, akhirnya memanggilnya. Namun, sebelumnya Yusuf meminta kepada orang-orang yang menuduhnya ditanyai apa yang sebenarnya terjadi. Zulaikha akhirnya mengakui apa yang dilakukannya pada Yusuf. Yusuf akhirnya dibebaskan dan raja menghendaki ia bekerja untuknya. Yusuf akhirnya meminta agar ia ditugaskan untuk mengurus hasil bumi di negeri itu.

Selama tahun-tahun yang diramalkan paceklik, saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir untuk meminta makanan. Mereka diperbolehkan menghadap Yusuf yang mengenal mereka, namun mereka tidak. Yusuf meminta mereka jika ingin meminta makanan lagi, mereka diharuskan membawa adik laki-laki bungsu mereka. Mereka akhirnya membawa adik bungsu mereka pada pertemuan berikutnya. Pada adik bungsunya itulah, Yusuf mengungkapkan kisahnya bahwa ia dipelakukan jahat oleh kakak-kakaknya. Yusuf akhirnya bekerja sama dengan adiknya. Adiknya untuk sementara ditinggal bersamanya. Yusuf berpura-pura bahwa adiknya ditahan karena mencuri gelas minum raja. Pada saat itu juga, Yaqub kehilangan penglihatannya karena merasa kehilangan Yusuf dan saudaranya.

Ketika saudara-saudara Yusuf datang lagi kepadanya, Yusuf mengungkapkan jati dirinya pada mereka. Saudara-saudara Yusuf akhirnya meminta maaf atas tindakan mereka. Yusuf kemudian meminta mereka membawakan bajunya kepada ayahnya dan mengusapkan pada wajah ayahnya untuk memulihkan penglihatannya dan juga memerintahkan mereka untuk membawa orangtua dan keluarga mereka ke Mesir.[2] Setelah tiba di Mesir, orang tua dan saudara-saudaranya bersujud untuk menghormatinya. Yusuf kemudian mengingatkan akan mimpinya pada masa muda yang ditafsirkan oleh ayahnya; sebelas planet, matahari, dan bulan bersujud padanya.[3]

Referensi

  1. ^ “Tiba2 didapati bahawa dia (Yusuf) dikurniakan separuh kecantikan.” (Sahih Muslim, Kitabul Iman, Bab: Israk. m/s 1/145 no: 162).
  2. ^ a b Ginzberg, Louis (1909). The Legends of the Jews (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.
  3. ^ Fatoohi & Al-Dargazelli, halaman 126-128

Pustaka

  • Dr. Louay Fatoohi dan Prof. Sheta Al-Dargazelli. ..Sejarah Bangsa Israel dalam Bibel dan Al-Qur'an. 2007. Bandung: Mizania.

Pranala luar