Jembatan Merah Putih
Jembatan Merah Putih adalah Jembatan kabel pancang yang terletak di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Indonesia. Jembatan ini membentangi Teluk Dalam Pulau Ambon, yang menghubungkan Desa Rumah Tiga (Poka) di Kecamatan Sirimau pada sisi utara, dan Desa Hative Kecil/Galala di Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan.[4][3] Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia Timur, menjadi bagian dari keseluruhan tata ruang Kota Ambon,[3] dan menjadi ikon kota Ambon.[5]
Jembatan Merah Putih | |
---|---|
Koordinat | 3°39′43″S 128°11′53″E / 3.66194°S 128.19806°E |
Moda transportasi | Kendaraan bermotor |
Melintasi | Teluk Ambon, Indonesia |
Karakteristik | |
Desain | Jembatan kabel pancang jembatan balok kotak |
Panjang total | 1.140 meter (3.740 ft)[1] |
Lebar | 225 meter (738 ft) |
Bentang terpanjang | 150 meter (492 ft) |
Jumlah bentangan | 3 |
Tinggi maksimum | 34.109 meter (111.906 ft) |
Sejarah | |
Dibangun oleh | PT Wijaya Karya, PT Pembangunan Perumahan[2] |
Mulai dibangun | 17 Juli 2011[2] |
Diresmikan | 4 April 2016[3] |
Statistik | |
Tol | Tidak |
Lokasi | |
Koordinat: 3°41′S 128°11′E / 3.683°S 128.183°E |
Dibangun sejak 17 Juli 2011, Jembatan Merah Putih menelan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp 779,2 miliar. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 4 April 2016.[3]
Pembangunan Jembatan Merah Putih ini mempercepat waktu tempuh perjalanan antara Bandara Pattimura di Jazirah Lei Hitu, Maluku Tengah di utara, dan pusat Kota Ambon di Jazirah Lei Timur di selatan.[2] Sebelum ada Jembatan Merah Putih, jarak Bandara Internasional Pattimura ke Kota Ambon yang berkisar 35 kilometer harus ditempuh selama 60 menit dengan memutari Teluk Ambon. Alternatif lain adalah dengan menggunakan kapal penyeberangan (ferry) antara Desa Rumah Tiga (Poka) dan Galala dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, belum termasuk waktu antri.[3]
Deskripsi teknis
Teluk Ambon adalah teluk sempit yang dalam, yang membagi pulau Ambon menjadi dua jazirah; jazirah Lei Hitu di utara dan jazirah Lei Timur di selatan. Kawasan Pulau Ambon adalah kawasan yang rawan gempa tektonik, karena itulah kostruksi jembatan ini harus memperhitungkan kondidi geografi dan geologi kawasan ini.
Secara teknis panjang jembatan ini adalah 1.140 meter yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu, Jembatan Pendekat di sisi Desa Poka (sisi utara) sepanjang 520 meter, Jembatan Pendekat di sisi Desa Galala (sisi selatan) sepanjang 320 meter, dan Jembatan Utama sepanjang 300 meter.[3]
Jembatan Utama ini merupakan tipe jembatan khusus dengan sistem beruji kabel atau cable stayed, dengan jarak antar pilon sepanjang 150 meter.[3]
Tahap pembangunan
Awal rencana jembatan ini menelan dana Rp 416.75 miliar dan akan rampung akhir tahun 2014,[2] meski kemudian diundur karena alasan cuaca yang menghambat pengiriman material jembatan.[6] Per Juni 2015, pembangunan mencapai 90%.[7] Pembangunan jembatan ini sempat tertunda pengerjaannya akibat gempa bumi yang mengguncang Ambon pada 29 Desember 2015.[5] Jembatan ini rampung pada 4 April 2016.[3]
Nama jembatan
Nama jembatan ini adalah berdasarkan Bendera Merah Putih, bendera kebangsaan Indonesia.
Pranala luar
Referensi
- ^ "Jembatan Merah Putih panjang 1.140 m membentang diatas teluk Ambon Maluku". PU.
- ^ a b c d "Jembatan Merah Putih JMP Maluku Akan Rampung 2014".
- ^ a b c d e f g h Hilda B Alexander (4 April 2016). "Jembatan Merah Putih, Berdiri Megah Melintasi Kota Ambon". Kompas.com.
- ^ "Satuan Kerja Pelaksanaan Jembatan Merah Putih". merahputihbridge.com.
- ^ a b "Pesan "Indonesia Sentris" Dari Jembatan Merah Putih". PresidenRI.go.id. 6 April 2016.
- ^ "PU: Jembatan Merah Putih Ambon Mundur 5 Bulan Dari Target". Okezone.com. 4 Juli 2014.
- ^ "Jembatan Merah Putih Ambon Ditargetkan Rampung Juni 2015".