Teori kognisi sosial diawali dari teori tentang belajar observasional yang prosedur belajar sosialnya berdasarkan presfektif Studi Islam. Teori ini memandang tingkah laku manusia diakibatkan atas pengaruh bawaan (fitrah) yang dilakukan melalui keteladan , belajar nilai (keyakinan, kebajikan, kebenaran dan kesabaran), belajar pola asuh (koersif, permisif dan dialogis melalui bahasa petunjuk, bahasa keterampilan, bahasa ilmiah dan bahasa lifeskills), belajar nalar dan belajar naturalis. Segala sesuatu yang diindrakannya dipengaruhi dari pembentukan mental yang dipertimbangkan secara kognisi berdasarkan pertimbangan daya akal yang berada di otak, daya kalbu yang berada di hati dan daya nafsu yang berada di perut menghasilkan asy-syakhshiyat (kepribadian). Pengalaman Ajaran agama sebagai penyeimbang, penserasi, penyelaras menjadi landasan spiritual, etika dan moral prilaku sosial.[1].

Referensi

  1. ^ Sudjatnika, Tinjauan Kognisi Sosial Terhadap Sosial Budaya,Jurnal As-Tsaqofah