Koko Cici Jakarta
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Koko Cici Jakarta adalah wujud dari minat besar generasi muda untuk menghidupkan kembali kekayaan seni dan budaya khas dari masyarakat Tionghoa, sebagai salah satu daya tarik wisata Indonesia, khususnya Kota Jakarta. Sebagai duta budaya, Koko Cici Jakarta harus menjadi contoh dan pedoman bagi masyarakat terutama generasi muda dalam menghidupkan dan melestarikan budaya Tionghoa di tengah masyarakat Indonesia.
Selain itu, melalui berbagai kegiatan, Koko Cici Jakarta mengajak masyarakat untuk mencintai kebudayaan Indonesia yang sangat kaya dan beraneka ragam keunikannya. Sedangkan sebagai duta pariwisata, Koko Cici Jakarta akan bersama pemerintah membangun dunia kepariwisataan yang unik, menarik, dan elegan, dimana akhirnya Kota Jakarta akan memiliki daya tarik dari bidang pariwisatanya sendiri yang tidak kalah dengan kota lain bahkan dengan negara-negara lain di dunia. Koko Cici Jakarta juga nantinya akan bertugas mendampingi Gubernur DKI Jakarta atau Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam acara-acara kebudayaan.
Pemegang gelar Koko Cici Jakarta 2018 adalah Koko Adam Tirta (Koko Jakarta 2018) dan Cici Catherine Sasmita (Cici Jakarta 2018).
Sejarah
Asal Usul Koko Cici Jakarta
Koko Cici Jakarta dirintis oleh angkatan pertama finalis Koko Cici Jakarta 2002 dan telah dikukuhkan oleh Walikotamadya Jakarta Barat saat itu. Pengukuhan Ikatan Koko Cici Jakarta ini dilaksanakan pada tanggal 21 September 2002, bertepatan dengan penyelenggaraan Mooncake Festival.
Pada tahun 2006, tepatnya pada Malam Final Pemilihan Koko Cici Jakarta 2006, Gubernur DKI Jakarta, Bapak Sutiyoso mengangkat Koko Cici Jakarta ke tingkat Provinsi DKI Jakarta. Koko Cici Jakarta telah menjadi wadah yang lebih profesional dalam menghasilkan kegiatan-kegiatan yang bertemakan sosial-budaya dan juga menghimpun generasi muda Indonesia untuk memajukan pariwisata dan kekayaan budaya Indonesia.
IKOCIJAK (Ikatan Koko Cici Jakarta) setiap tahunnya mengadakan Pemilihan Koko Cici Jakarta sebagai duta pariwisata, budaya, dan sosial. Pemilihan Koko Cici Jakarta merupakan event resmi yang telah diselenggarakan oleh Pemerintah DKI Jakarta dengan IKOCIJAK sejak tahun 2002. Koko dan Cici terpilih akan menjadi duta pariwisata sekaligus duta kebudayaan Tionghoa untuk dilestarikan dan dikembangkan serta untuk memberikan daya tarik pariwisata khususnya Jakarta.
Program
Pemilihan Koko Cici Jakarta
Koko Cici Jakarta sebagai wadah generasi muda yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya akan mengadakan pemilihan generasi Koko Cici Jakarta 2017, yang mana akan mencari putra putri terbaik di provinsi DKI Jakarta, yang mencintai dan mau turut serta melestarikan kebudayaan Tionghoa. Seperti diketahui, generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang sudah seharusnya melestarikan apa yang dimiliki oleh bangsa kita tercinta.
Koci Academy
Setiap manusia lahir dengan talenta dan bakat yang berbeda-beda. Beauty, brain, behaviour, dan talent merupakan kategori penilaian untuk para finalis Koko Cici Jakarta. Dibentuk pada bulan Juni 2014, Koci Academy merupakan sebuah wadah yang ditujukan untuk mengembangkan dan menyalurkan talenta yang ada pada setiap anggota Koko Cici Jakarta. Koci Academy diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk kontribusi langsung bagi anggota Koko Cici Jakarta terhadap lingkungannya.
Koci Peduli
Koci Peduli adalah sebuah sarana bagi Koko Cici Jakarta untuk melakukan kegiatan sosial. Kegiatan Koci Peduli antara lain mengadakan acara untuk menghibur anak panti asuhan, menghibur penghuni panti jompo, serta membantu korban bencana alam.
Koci Talks
Koci Talks adalah sebuah media bagi Koko Cici Jakarta untuk menyalurkan informasi mengenai pariwisata, budaya, dan sosial DKI Jakarta melalui channel YouTube Koko Cici Jakarta. Didirikan pada bulan Mei 2016, Koci Talks telah disaksikan oleh ribuan Sahabat Koci di seluruh Indonesia. Program dari Koci Talks antara lain gelar wicara dan vlog.
- Koci Talkshow adalah sebuah talkshow di studio yang membahas suatu topik pariwisata, budaya, sosial, dan event Koko Cici Jakarta.
- Koci Talks Vlog Version adalah vlog liputan oleh Koko Cici Jakarta pada suatu acara atau tempat tertentu.
Pemenang-pemenang Koko Cici Jakarta
Tahun | Koko Jakarta | Cici Jakarta |
---|---|---|
2002 | Tommy Hiwakari | Juliana |
2003 | Freddy Shu | Carline |
2004 | Johan | Yanti |
2005 | Longines Tamio | Liliday |
2006 | Ferry Dafira | Sylvia Hongo |
2007 | Kenny Chandra | Theresia Yuanita |
2008 | David Kertasasmita | Erni Juang |
2009 | Alvin Tjondro | Vienna Chandra |
2011 | Jandi Mukianto | Falentina Cotton |
2012 | Michael Leslie | Deasy Juwita |
2013 | Ivanaldy Kabul | Irma Janita |
2015 | Ferdinand Karsten | Nita Christina |
2016 | Steven Leo N. L. | Kesia Gunawan |
2017 | Steven Tanuwijaya T. | Michelle Theodora |
2018 | Adam Tirta | Catherine Sasmita |
Acara
Salah satu keunikan dari kebudayaan Indonesia, yaitu akulturasi dari budaya lain. Misalnya budaya Tionghoa yang telah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Hal ini tentu perlu dilestarikan serta dibanggakan oleh warga negara Indonesia. Koko Cici Jakarta sebagai duta pariwisata, duta budaya, dan duta sosial juga turut serta dalam melestarikan kebudayaan Tionghoa di Indonesia. Berikut merupakan event yang selalu diadakan oleh Koko Cici Jakarta setiap tahunnya, yaitu sebagai berikut:
Bakcang
Salah satu hari Raya kebudayaan Tionghoa adalah Backang Festival. Perayaan menyantap beras berisi daging dan sayuran yang dibungkus dengan daun ini jatuh pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Lunar.
Pada tahun 2016, Koko Cici Jakarta melaksanakan sebuah acara Bakcang Festival dengan tema“BAKCANG SHARE, We Care, We Share "yang akan dilaksanakan pada 12 Juni 2016.
Kue bulan
Hari Raya Kue Bulan atau “Zhong Qiu Jie” (atau Tiong Ciu), merupakan hari raya yang jatuh pada pertengahan musim gugur, yakni hari ke-15 bulan ke-8 dan merupakan hari raya terbesar kedua setelah Hari Raya Imlek. Tradisi ini berkembang dimana seluruh keluarga akan berkumpul untuk merayakan dengan menyantap kue bulan sambil menikmati bulan purnama. Kue Bulan atau yang biasa disebut “Tiong Ciu Pia”, berbentuk bulat dan melambangkan reuni keluarga yang erat dan tiada putusnya.
Onde
Hari Onde merupakan hari raya yang jatuh pada musim dingin. Pada festival ini, biasanya orang akan membuat kue onde dan memakannya bersama keluarga. Asal usul festival ini dapat ditelusuri kembali ke filsafat Tao ‘Ying dan Yang’ sebagai keseimbangan dan harmoni dalam alam semesta. Hari Raya Onde juga menceritakan dimana ada seorang anak yang ingin berbakti kepada orang tuanya. Onde sendiri melambangkan kesempurnaan, dimana bentuk keluarga seharusnya sempurna, bulat seperti kue onde tersebut. Perayaan ini dirayakan pada tanggal 15 bulan Lunar dengan perayaan pesta lampion dan berkumpul bersama keluarga.
Hari Raya Imlek
Hari Raya Imlek adalah hari raya terbesar dalam kebudayaan Tionghoa dan telah menjadi tradisi yang terus dilestarikan oleh masyarakat Tionghoa hingga kini. Tahun baru Imlek adalah tahun baru bagi masyarakat Tionghoa yang biasanya jatuh pada tanggal satu di bulan pertama di awal tahun baru di kalender bulan Lunar. Namun, seiring berjalannya waktu, perayaan budaya seringkali hanya dirayakan tanpa adanya pengertian yang mendalam akan makna di baliknya. Hal ini berdampak pada minimnya rasa kepedulian akan pentingnya pelestarian budaya. Oleh karena itu, pengenalan dan pemberian edukasi mengenai budaya Tionghoa yang ditampilkan dalam bentuk kesenian seperti seni musik klasik, seni tari tradisional, lagu-lagu khas perayaan Imlek dan lain sebagainya tentu akan menjadi hal yang dapat menarik perhatian masyarakat, menghibur, serta menghidupkan kembali kepedulian akan kebudayaan Tionghoa.
Pranala luar
- "Koko Cici Jakarta". www.kokocicijakarta.com. Diakses tanggal 2017-03-02.