Jalur kereta api Madiun–Ponorogo

jalur kereta api di Indonesia

Jalur kereta api Madiun–Ponorogo merupakan salah satu jalur kereta nonaktif di Jawa Timur yang menghubungkan Madiun dengan Ponorogo. Jalur ini sepenuhnya termasuk dalam Wilayah Aset VII Madiun serta digunakan untuk memperlancar arus pengangkutan penumpang dan distribusi barang dari Ponorogo menuju Madiun yang selanjutnya dikirim ke berbagai jurusan di Pulau Jawa serta diekspor ke Eropa.

Jalur kereta api Madiun–Ponorogo
Berkas:3958526487 ed2508344a o.jpg
Lokomotif B5007, didinaskan di sekitar Madiun Pasar-Pasar Besar, 23 Juli 1984
Ikhtisar
JenisLintas cabang
SistemJalur kereta api rel ringan Jalur trem uap
StatusTidak beroperasi
TerminusMadiun
Ponorogo
Stasiun15
Operasi
Dibuka1907
Ditutup1983-1984
PemilikPT Kereta Api Indonesia (pemilik aset jalur dan stasiun)
OperatorWilayah Aset VII Madiun
Karakteristik lintasLintas datar
DepoMadiun (MN), Ponorogo (PO), Slahung
Data teknis
Panjang lintas56 km
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasi40 km/jam

Sejarah

Untuk mendukung distribusi hasil bumi dan mobilitas penumpang di wilayah Ponorogo, diperlukan sistem transportasi terpadu, terutama pada sektor kereta api. Pada tahun 1873, Pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan konsesi izin pembangunan jalur kereta api rute Surabaya–Solo dan Madiun–Ponorogo, begitu disebutkan dalam buku Spoorwegen op Java (1873).[1]

Pada tanggal 1 Juli 1882, Stasiun Madiun resmi dibuka.[2] Untuk mendukung operasional Stasiun Madiun, Staatsspoorwegen (SS) kemudian melengkapi stasiun dengan menara air, fasilitas penumpang, dan dipo lokomotif untuk menyimpan lokomotif uap. Tak ketinggalan, balai yasa juga dibangun di seberang stasiun ini (sekarang PT Inka Madiun).

Untuk melaksanakan konsesi yang ternyata sempat tertunda tersebut, ternyata mengalami penundaan untuk lintas ke Ponorogo. Perlu diketahui, di akhir dekade 1890-an, kota Madiun ternyata semakin ramai dengan bangunan dan permukiman penduduk sehingga ada hambatan untuk menghidupkan kembali konsesi Madiun–Ponorogo yang telah lama dikeluarkan itu. Awal dekade 1900-an merupakan awal kebangkitan trem uap di jalur kereta api milik negara; pada waktu itu SS juga mulai merambah bisnis trem uap, hal ini juga dibuktikan bahwa nama SS berubah menjadi Staatsspoor-en-Tramwegen op Nederlandsch-Indië (SS-en-T).

Dengan format trem uap, diharapkan konsesi-konsesi izin yang tertunda itu dapat segera terealisasikan walau harus mengorbankan badan jalan raya. Akhirnya, pada tanggal 15 Mei 1907, jalur kereta api Madiun–Mlilir resmi dibuka sejauh 23,5 kilometer, dan dilanjut dengan Mlilir–Ponorogo pada tanggal 1 September 1907 dengan panjang 9 km. Alhasil, jalur yang panjangnya sejauh 32,5 km ini selesai dibangun.[3]

Sepanjang operasionalnya, jalur tersebut dahulu ramai penumpang yang mayoritas adalah pedagang yang akan menjual hasil buminya ke pasar. Selain itu jalur ini digunakan pula untuk pengangkutan barang dari Pabrik Gula Kanigoro, Pabrik Gula Rejosari, dan Pabrik Gula Pagotan, serta pengangkutan material bangunan seperti batu gamping dari Slahung serta kayu jati dari Parang, Magetan.

Jalur ini resmi ditutup pada tahun 1984 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Meski rencana tersebut sudah ada sejak tahun 1982,[4] penutupan baru terealisasi pada tahun 1984 mengingat masih layak beroperasinya lokomotif uap di jalur ini. Jalur ini sangat jarang dilalui lokomotif diesel; lokomotif terakhirnya, B5007 (lihat gambar), tetap dijalankan sebagai andalan kereta api di jalur ini.

Wacana reaktivasi terus mengemuka, tetapi tidak pernah terealisasikan. PT KAI tentu harus melakukan diskusi terlebih dahulu dengan tiga atau empat pemerintah daerah (Kota Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ponorogo) apabila hendak mereaktivasi jalur kereta api ini mengingat di atas bekas rel sudah dibangun permukiman permanen.[5]

Jalur terhubung

Lintas aktif

Lintas nonaktif

Layanan kereta api

Tidak ada layanan kereta api yang dijalankan di jalur ini.

Daftar stasiun

Keterangan

  • Nama stasiun yang tercetak miring tebal merupakan stasiun besar.
  • Nama stasiun yang tercetak tebal merupakan stasiun menengah
  • Nama stasiun yang tercetak biasa merupakan stasiun kecil

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Pincoffs, L. dkk. (1873). Spoorwegen op Java. Rotterdam: Commissie voor de Spoorwegen op Java. 
  2. ^ Staatsspoorwegen Ned. Indië (1896). Statistiek van het vervoer op de spoorwegen en tramwegen met machinale beweegkracht in Nederlandsch-Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  3. ^ Anonim (1897). Regeerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië. Batavia: Landsdrukkerij. 
  4. ^ Okezone. "Menghilang Sejak 1982, Ini Jejak Jalur Kereta Api Madiun-Ponorogo : Okezone News". https://news.okezone.com/. Diakses tanggal 2018-06-13.  Hapus pranala luar di parameter |newspaper= (bantuan)
  5. ^ "Menghidupkan Kembali Jalur KA Madiun-Ponorogo, Wacana Baru Mengembalikan Kejayaan Transportasi Massal - SurabayaOnline.co". SurabayaOnline.co (dalam bahasa Inggris). 2016-03-24. Diakses tanggal 2018-06-13. 

Pranala luar