Lintas Rel Terpadu

kereta api perkotaan ringan yang berjalan di atas rel baja
Revisi sejak 22 Juni 2018 14.25 oleh Farras (bicara | kontrib) (alphabet)

Kereta api ringan dikenal juga sebagai Light Rail Transit atau disingkat LRT adalah salah satu sistem Kereta Api Penumpang yang beroperasi di kawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam lintasan khusus, disebut juga trem.

Kereta api ringan di Tenerife Spain
Kereta api ringan di San Francisco, California

Kereta api ringan banyak digunakan diberbagai negara di Eropa dan telah mengalami modernisasi, antara lain dengan otomatisasi, sehingga dapat dioperasikan tanpa masinis, bisa beroperasi pada lintasan khusus, penggunaan lantai yang rendah (sekitar 30 cm) yang disebut sebagai Low floor LRT untuk mempermudah naik turun penumpang.

Sejarah

Trem pernah dikembangkan di Indonesia pada zaman pendudukan Kolonial Belanda beroperasi di beberapa kota di Indonesia seperti di Jakarta dan Surabaya dan dihilangkan pada tahun 1960an, karena pada waktu itu tidak dirawat dengan baik sehingga dianggap mengganggu lalu lintas karena sering mogok.

Tipe kereta api ringan

Kereta api ringan di jalan

Disebut juga LRT I, beroperasi di jalan bersama dengan lalu lintas kendaraan, tipe ini membutuhkan percepatan dan perlambatan mendekati performansi kendaraan bermotor. Kapasitas sekitar 10 000 sampai dengan 30 000 penumpang jam. Kecepatan perjalanan sekitar 15 sampai 20 km/jam.

Kereta api ringan di jalur eksklusif

Disebut juga LRT II beroperasi pada lintasan eksklusif, sehingga mempunyai keunggulan daya angkut yang lebih besar antara 25 000 sampai 40 000 penumpang per jam, kecepatan perjalanan sekitar 25 sampai 35 km/jam.

Biaya pembangunan dan operasi

Biaya pembangunan jalur kereta api ringan sangat beragam, tergantung jumlah terowongan dan jembatan yang diperlukan. Survei proyek kereta api ringan di Amerika Utara[1] menunjukkan bahwa biaya sebagian besar sistem LRT berkisar antara US$15 juta sampai lebih dari US$100 juta per mil. Biaya pembangunan LRT baru di Seattle merupakan yang termahal di Amerika Serikat, US$179 juta per mil, karena perlu membangun terowongan panjang di tanah yang buruk, sekian kilometer jembatan rel, dan stasiun berkedalaman 180 kaki (55 m) di bawah permukaan tanah.[2] Peningkatan biaya ini membuat LRT Seattle semahal kereta bawah tanah atau sistem angkutan cepat. Di sisi lain, empat sistem kereta ringan lain (Baltimore, Maryland; Camden, New Jersey; Sacramento, California; dan Salt Lake City, Utah) menelan biaya kurang dari US$20 juta per mil. Di seluruh Amerika Serikat, kecuali Seattle, biaya pembangunan LRT rata-rata sebesar US$35 juta per mil.[1]

Sebagai perbandingan, perluasan lajur jalan bebas hambatan biasanya menelan biaya US$1,0 juta sampai US$8,5 juta per mil lajur untuk dua arah dengan rata-rata biaya US$2,3 juta.[3] Namun, jalan bebas hambatan banyak dibangun di pinggiran kota atau pedesaan, sedangkan kereta ringan dibangun di perkotaan yang hak lintas dan pengadaan lahannya lebih mahal. Karena itu, proyek perluasan jalan bebas hambatan termahal di Amerika Serikat adalah "Big Dig" di Boston, Massachusetts, yang beranggaran US$200 juta per mil lajur dengan total biaya US$14,6 miliar. Satu rel kereta ringan bisa mengangkut 20.000 orang per jam, sedangkan satu lajur jalan bebas hambatan hanya menampung 2.000–2.200 kendaraan per jam.[4] Contohnya, rel kereta ringan di Boston dan San Francisco masing-masing mengangkut 9.600 dan 13.100 penumpang per jam ke arah puncak pada jam sibuk.[5]

Menggabungkan perluasan jalan bebas hambatan dengan pembangunan LRT bisa menghemat biaya dengan melakukan perbaikan jalan dan pembangunan rel secara bersamaan. Misalnya, Transportation Expansion Project di Denver membangun ulang jalan bebas hambatan Interstate 25 dan 225 dan menambah sistem kereta ringan dengan total biaya US$1,67 miliar untuk masa pembangunan lima tahun.[6] Biaya perbaikan jalan sejauh 17 mil (27 km) dan pembangunan rel ganda sejauh 19 mil (31 km) adalah US$19,3 juta per mil lajur jalan dan US$27,6 juta per mil rel LRT. Anggarannya lebih dari cukup sehingga proyek ini selesai 22 bulan sebelum target.[7]

Efisiensi biaya LRT melesat seiring meningkatnya jumlah penumpang, as can be seen from the numbers above: the same rail line, with similar capital and operating costs, is far more efficient if it is carrying 20,000 people per hour than if it is carrying 2,400. C-Train di kota Calgary, Kanada, menerapkan berbagai teknik kereta ringan yang lazim untuk menekan biaya, termasuk mengurangi rel bawah tanah dan layang, memadukan stasiun dengan halte bus, menyewa hak lintas dari oeprator kereta barang, dan menggabungkan pembangunan LRT dengan perluasan jalan bebas hambatan. Hasilnya, biaya pembangunan C-Train Calgary lebih murah dengan biaya modal sekitar CA$24 juta per mil.[8]

Namun, jumlah penumpang LRT Calgary (300.000 penumpang per hari kerja) jauh lebih tinggi daripada sistem kereta ringan serupa manapun di Amerika Serikat,. Karena itu, efisiensi modalnya juga lebih tinggi. Modalnya hanya sepertiga modal San Diego Trolley, sistem kereta ringan serupa di Amerika Serikat yang dibangun pada saat yang sama. Pada tahun 2009, jumlah penumpang LRT Calgary berlipat tiga sehingga biaya modal per penumpang di Calgary lebih rendah daripada San Diego. Biaya operasi per penumpangnya juga jauh lebih rendah karena jumlah penumpangnya tinggi. Satu kereta C-Train hanya memakan biaya operasi sebesar CAD 163 ($199 in 2024) per jam. Karena rata-rata ada 600 penumpang per jam operasi,[9] Calgary Transit memperkirakan bahwa biaya operasi LRT-nya hanya CA$0,27 per penumpang, lebih murah dibandingkan CA$1,50 per penumpang bus di sana.[8]

Bila dibandingkan dengan bus, biayanya bisa lebih murah karena biaya tenaga kerja per mil penumpang lebih murah, jumlah penumpang lebih banyak, dan kecepatan rata-rata lebih tinggi (mengurangi jumlah kereta yang diperlukan dalam satu rute). Meski kereta ringan lebih mahal harganya, usia barangnya jauh lebih panjang daripada bus sehingga biaya perawatannya juga rendah.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "Status of North American Light Rail Projects". Light Rail Now. 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 October 2006. Diakses tanggal 23 November 2006. 
  2. ^ "Link Light Rail Projects". Sound Transit (Central Puget Sound Regional Transit Authority). 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-11-17. Diakses tanggal 2006-11-23. 
  3. ^ "Highway Construction Cost Comparison Survey Final Report" (PDF). Washington State Department of Transportation. April 2002. hlm. 3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-09-05. 
  4. ^ Traffic and Highway Engineering By Nicholas J. Garber, Lester A. Hoel, p. 37
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Hanson 2004
  6. ^ Shaw, Mark (May–June 2006). "Reinventing a Corridor: Denver's T-REX project nears completion after five years". Constructor. McGraw-Hill Construction. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 October 2006. Diakses tanggal 2006-11-20. 
  7. ^ Flynn, Kevin (17 November 2006). "T-REX trains ready to roll". Rocky Mountain News (Denver, CO). Diakses tanggal 2006-11-20. 
  8. ^ a b McKendrick; et al. (2006). "Calgary's C-Train – Effective Capital Utilization" (PDF). Joint International Light Rail Conference, St. Louis, Missouri. Calgary Transit. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 18 December 2011. Diakses tanggal 11 February 2008. 
  9. ^ "LRT technical data". Calgary Transit. 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-23. Diakses tanggal 2006-10-14. 

Pranala luar