Universitas Krisnadwipayana
ARTI DARI KRISNADWIPAYANA
Prolog.
Setiap nama yang diberikan kepada seorang anak oleh kedua orang tuanya, atau nama kepada sebuah lembaga tentu dengan maksud agar kelak akan dapat memberikan makna yang sesuai dengan nama yang diberikan. Demikian juga dengan Universitas Krisnadwipayana, R.M. Sri Handojokusumo almarhum telah membuat syair khusus tentang Krisnadwipayana dari bahan tjiptaan Prof.Dr. Sutjipto, yaitu:
Krisnadwipayana atau Wiyasa - Pentjipta, pengarang Wiratjarita Mahabarata, - Penaka mentari memantjar tjemerlang - Namanya gilang gemilang - Sinar tjahaja menerangi lembah - Pada masa hikajat India Purba
Krisnadwipayana - Arif bijaksana - Sakti menderaguna - Matang tapanja - Kesajang dewata
Maha pentjipta tenar - Maha Guru, Radja Pendeta - Pujangga besar - Pada alam-zamannja
Kau gubah - Tjiptaan indah - Karya agung tiada tara - Hikajat ksatria utama - Dari keturunan Barata - Pendawa serta Kurawa
Mahabarata - Tempat bersemat falsafat - Merangkum pedoman hajat - Setiap insan dimayapada - Menghimpun etika - Nitipradja, tatanegara, tatalaga
Mahabarata - 'Lah mengabdikan nama - Krisnadwipayana - Mekar mengembang - Tersebar membentang - Diseluruh tribuana - Lambang persatuan - Sumber inspirasi ilmu pengetahuan - Serta kebudayaan dan djaja.'
Cuplikan yang terdapat dalam :
- Ensiklopedia Wayang Purwa I, yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan Kesenian Ditjen Kebudayaan Depdikbud.
- Kamus Jawa Kuno oleh L. Mardiwarsito, terbitan Nusa Indah, 1981
- Kamus Kawi Jawa - oleh Ranggawarsito terbitan Gajah Mada Press, 1987.
Nama KRISNADWIPAYANA mempunyai 2 pengertian, yaitu:
- Gelar yang diberikan kepada Wijasa atau Abiyasa pada waktu dinobatkan menjadi Maharaja Astina
- Gelar yang diberikan kepada Parikesit, pada waktu menjadi Maharaja Astina menggantikan kedudukan Prabu Karimataya.
Arti harfiah:
Kresna : hitam, putus (sempurna), pinter, tahu
Dwipa : negara, pulo, ratu/raja, terang, sinar/sorot, nyala/urub.
Yana : kendaraan, kereta, orang, ada.
a. Abiyasa atau Wiyasa
Abiyasa atau Wiyasa adalah putra Resi Parasara dengan Dewi Durgandini atau Dewi Gandawati putri Negara Wirata. Dalam Mahabarta disebut Wiyasa, sedang dalam Pedalangan Jawa disebut Abiyasa. Nama Wiyasa sangat mashur, baik di kalangan Hindu, maupun di Indonesia.
Kitab Mahabarata disebutkan sebagai buah pena Wiyasa, Ia disebut dalam berbagai kitab karena : pandai, sangat cerdas, arif bijaksana, alim banyak pengalaman, saleh, ahli bertapa dan khusuk ber-semedi, seorang pujangga besar, seorang pendeta, seorang ahli nujum, seorang tabib, seorang ksatriya, prajurit, sakti, ahli tata negara dan tata pemerintahan, seorang raja, berwibawa, limpat dan linuwih, serta melebihi segalanya.
Abiyasa atau Wiyasa lahir di negeri Gajahoya atau Gajahwoya, sebuah negara yang didirikan oleh ayahnya, Resi Parasara.
Terucaplah: Di Negara Astina Prabu Sentanu ditinggal isterinya, Dewi Gangga dengan meninggalkan seorang anak laki-laki bernama Dewabrata atau Bisma yang masih kecil. Prabu Sentanu mencarikan susu ke negeri Wirata untuk menemui Durgandini yang juga sedang menyusui Wiyasa. Dan Dewabrata-pun diangkat sebagai saudara se-susuan dengan Abiyasa, sehingga menurut tata hukum Bisma atau Dewabrata menjadi adik Abiyasa atau Wiyasa.
Dewi Durgandini kemudian dibebaskan Parasara dari ikatan isteri, dan kembali ke pertapaan Srungga dengan membawa anaknya Abiyasa atau Wiyasa, dan dididik serta dibesarkan di daerah perbukitan Saptaharga. Dewi Durgandini menjadi permaisuri raja Astina berputera Citragada dan Wicitrawirya. Prabu Sentanu bertapa, kerajaan diserahkan kepada Citragada. Tidak selang lama Citragada meninggal dunia tanpa keturunan. Raja di ganti oleh Wicitrawirya, tetapi nasibnya-pun sama dengan kakaknya, mati muda.
Singgasana kosong.
Karena kekosongan tahta kerajaan, maka atas kesepakatan Dewi Durgandini, Dewabrata, dan kerabat Astina : Abiyasa dinobatkan menjadi Raja Astina gelar Prabu Kresna Dwipayana. Sang Prabu mempunyai dua putra : pertama Drestarestra yang menurunkan Kurawa, dan kedua Pandu yang menurunkan Pandawa.
Prabu Kresna Dwipayana meninggalkan kerajaan untuk bertapa dan megawan di Wukiratawu. Kerajaan di serahkan kepada putra kedua dengan gelar Prabu Pandu Dewanata.
Walaupun Abiyasa jauh dari masyarakat ramai, namun dengan hubungan saudara dan kerabat keturunannya masih berlangsung erat, karena sang Begawan masih dibutuhkan kehadirannya.
Perang Baratayudha selesai. Kemenangan di pihak Pandawa. Yudistira, putera Pandu yang pertama diangkat menjadi Raja Astina dengan gelar Prabu Karimataya, dan penobatannya direstui oleh Begawan Abiyasa.
b. Parikesit, cucu Arjuna lahir. Pada upacara puput pusar dirayakan secara besar-besaran. Waktu upacara berlangsung terjadi suatu keajaiban, yaitu turunnya kereta cahaya dari khayangan/Suralaya yang akan menjemput Bagawan Abiyasa ke Alam Nirwana.
Karena jasa dan tugas di Arcapada dijalankan dengan baik, penuh kebajikan dan keluhuran budi, maka Abiyasa naik ke sorga bersama raganya.
Pandawa merasa sudah waktunya untuk meninggalkan ke-duniawian, maka tahta kerajaan Astina diserahkan kepada cucunya yang bernama Parikesit dengan gelar Prabu Kresna Dwipayana. Pandawa pun melanjutkan perjalanan untuk mencari kasidan jati.
Krisnadwipayana adalah seorang resi atau bagawan yang memiliki ilmu pengetahuan lahir batin yang tinggi. Krisnadwipayana dalam padepokannya di Gunung Sapto Argo mendidik Keluarga Bharata menjadi Satria Pinandita yaitu insan illahi yang berwatak, berbudi luhur, cerdas, tekun, terampil dan bersemangat pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negara.
Dalam perwujudannya sekarang, kebesaran namanya diambil dan diabadikan oleh Para Pendahulu/Pendiri UNKRIS sebagai nama Lembaga Pendidikan Tinggi dengan nama “Universitas Krisnadwipayana”.
SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
Berdirinya UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA / UNKRIS dirintis oleh Bapak D. Usman Iman pada bulan Februari 1952, dengan membuka konsulat Balai Perguruan Krisnadwipayana yang berpusat di Bandung. Konsulat tersebut menyelenggarakan kuliah tertulis Jurusan Hukum, serta membuka beberapa sekolah menengah dan sekolah kejuruan di Kebayoran, Serang, dan Tangerang. Untuk menampung aspirasi pembangunan guna mengisi kemerdekaan, di Kota Bandung didirikan Badan Usaha Rakyat yang dirintis oleh bekas pejuang RI. Badan Usaha tersebut antara lain mempunyai program dalam bidang pendidikan dan kesehatan, serta sebagai sarana operasionalnya dibentuk Balai Perguruan Krisnadwipayana.
Balai perguruan tersebut terus berkembang, kemudian dibentuk Perguruan Tinggi Krisnadwipayana dengan Fakultas Hukum dan Ekonomi yang saat itu mengadakan kuliah lisan di Jl. Abon No. 3 Bandung. Selain kuliah tertulis yang diikuti oleh 1200 mahasiswa dari segenap pelosok tanah air seperti Ujung Pandang, Banjarmasin, Denpasar, Medan, Palembang, Surabaya, Semarang, dan Kupang.
Pada beberapa kota diadakan Perwakilan/Konsulat yang menyalurkan kuliah-kuliah tertulis tersebut. Beberapa Konsulat tersebut kemudian ada yang menjadi embrio dan berkembang menjadi perguruan tinggi yang akhirnya ada yang berkembang menjadi Universitas Negeri. Atas desakan para mahasiswa, didirikan Akademi Hukum dan Sosial Krisnadwipayana di Jakarta yang memberikan kuliah secara lisan. Akademi tersebut yang dibuka resmi pada 1 April 1952 dengan diikuti oleh sekitar 300 mahasiswa. Untuk kantor dan ruangan kuliah saat itu menyewa di Gedung Adhuc-staat, yang saat ini menjadi Kantor BAPPENAS.
Pada 1 Juli 1952 Akademi Hukum dan Sosial diubah bentuknya menjadi Perguruan Tinggi dan namanya diubah menjadi Fakultas Hukum/Sosial. Pada 1 Juli 1952 pula didirikan Fakultas Ekonomi, yang sebagian perkuliahannya menyewa Gedung Hygiene Universitas Indonesia. Nama Perguruan Tinggi kemudian diubah menjadi Universitet yang kemudian menjadi Universitas sesuai dengan ketentuan Pemerintah.
Universitas Krisnadwipayana membuka satu Fakultas lagi pada Tahun 1956, yakni Fakultas Ilmu Tata Praja, yang pada akhirnya setelah mengalami beberapa perubahan nama, berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No : 0333/85 diubah namanya dari Fakultas Administrasi Negara dan Niaga (FANN) menjadi Fakultas Ilmu Administrasi (FIA).
Guna memenuhi ketentuan Undang-Undang No : 22 Tahun 1961 dan untuk memperhatikan kebutuhan masyarakat, maka pada 29 mei 1963 Universitas Krisnadwipayana membuka lagi satu fakultas, yakni Fakultas Teknik.
Tahun 1995 Fakultas Ekonomi UNKRIS telah membuka Jurusan Akuntansi melalui SK DIKTI Nomor : 306/DIKTI/Kep/1995 Tanggal 20 Juni 1995 yang kini telah terakreditasi A dan B.
Pada saat ini UNKRIS telah mempunyai Program Pascasarjana Strata-2 (S2) di setiap fakultasnya dan telah memiliki program Strata-3 (S3) untuk Jurusan Ilmu Hukum. Adapun Program Pascasarjana S2 terdiri dari Program Magister Manajemen berdiri Tahun 1993, kemudian pada Tahun 1996 berdiri Program Magister Hukum, Tahun 1998 berdiri Program Magister Ilmu Administrasi, dan Magister Teknik yang berdiri Tahun 2004.
BERDIRINYA YAYASAN UNKRIS
Pada waktu berdirinya UNKRIS tidak didirikan oleh suatu Yayasan. Sesuai dengan kebutuhan dan desakan Persatuan Mahasiswa Krisnadwipayana yang diketuai oleh Bapak Soeprabowo, serta untuk lebih memantapkan usaha dalam penyelenggaraan Universitas, maka pada tahun 1954 dibentuk Yayasan yang diberi nama “YAYASAN UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA”, yang disahkan dengan Akta Notaris Sie Kwan Djioe dengan Nomor 134 Tanggal 29 Januari 1954.
Terbentuknya Yayasan belum dapat menambah kelancaran jalannya Universitas, karena dalam usaha mencari sumber pemasukan keuangan belum dapat ditemukan jalan yang tepat. Akhirnya pada bulan Oktober 1954 dibentuk sebuah Badan Usaha Yayasan dengan tugas mengurus rumah tangga dan tata usaha Universitas. |}
Universitas Krisnadwipayana memiliki berbagai fasilitas, seperti : Ruang Kelas ber-AC, WiFi, Laboratorium Jurusan di setiap Gedung Fakultas, Bus Kampus, Sarana Olahraga (Lapangan Basket, Sepak bola dan Futsal), Sarana Ibadah (Mesjid), Pendopo, Sarana Parkir (Mobil dan Motor), dan didukung dengan lingkungan kampus yang berkonsep Go Green. Dalam area kampus berdiri beberapa gedung, diantaranya : Gedung Fakultas Ekonomi, Gedung Fakultas Hukum, Gedung Fakultas Ilmu Administrasi, Gedung Fakultas Teknik, Gedung Rektorat dan Pendopo.
== Jatidiri, Visi, Misi, dan Tujuan Universitas Krisnadwipayana ==
(oleh: Kasmiran Wuryo Sanadji - Forum Krisna No.04 Th.IX Desember 1999)
A. Pendahuluan
Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, telah mengantar bangsa kita memasuki era baru, era kemerdekaan setelah selama 350 tahun dijajah oleh Belanda, dan tiga setengah tahun dijajah Jepang. Semenjak itu bangsa kita menentukan dasar dan tujuan hidupnya sendiri berdasarkan kepribadiannya sendiri, berdasarkan jatidirinya sendiri.
Universitas Krisnadwipayana, yang saat ini berusia lebih dari 47 tahun ( 1 April 1952 ) merupakan Perguruan Tinggi Swasta ketiga tertua di Indonesia (setelah Universitas Islam Indonesia, di Yogyakarta dan Universitas Nasional di Jakarta), seyogyanya lebih memikirkan pengembangan dirinya disamping meningkatkan partisipasinya dalam membangun bangsa dan negara secara mandiri. Pelaksanaan gagasan ini menuntut upaya untuk memperkokoh lembaga, dalam arti upaya untuk memperjelas dan mempertegas konsep-konsep dasar yang menjadi fondamen dan tiang-tiang penyangga bagi tegaknya bangunan kepribadiannya, seperti konsep tentang Jatidiri, Visi, Misi, dan konsep tentang Tujuan Universitas Krisnadwipayana. Hal ini penting untuk dibenahi, oleh karena konsep dasar ini selanjutnya secara fungsional menjiwai Kurikulum dan berbagai program operasional beserta seluruh komponen pendukung pelaksanaannya. Semua upaya ini harus berawal dan ditafsirkan dari nama dan ajaran Krisnadwipayana.
B. Krisnadwipayana dan Ajarannya
Sebagaimana kita ketahui Krisnadwipayanaadalah nama Raja besar di Astina dari khasanah cerita pewayangan khususnya Baratayudha. Pada saat usianya sudah lanjut, Prabu Krisnadwipayana memutuskan turun dari tahta kerajaan dan selanjutnya memusatkan perhatiannya pada kehidupan spiritual dan menjadi Pandito di Pertapaan Sapto Argo dengan nama Begawan Abioso.
Di pertapaan tersebut Begawan Abioso mengkhususkan kajian spiritualnya pada masalah Agama, Filsafat, dan Ilmu Pemerintahan secara integral dan komprehensif. Harapannya adalah agar ajaran tersebut dapat dimanfaatkan bagi kejayaan dan kemakmuran negeri Astina melalui pengabdian murid-muridnya, yang tidak lain adalah cucu-cucunya sendiri, keluarga Bharata yang terdiri dari para Pandawa dan Kurawa. Sebagai Guru Besar, Begawan Abioso telah berhasil mengintegrasikan secara komprehensif ajarannya. Hal itu terbukti dan terwujud pada kepribadian murid-muridnya, yaitu pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur dan bermoral tinggi, cerdas, dan terampil serta pejuang dan pengabdi bagi kejayaan bangsa dan negara. Itulah pribadi luhur yang tergambar pada diri keluarga Pandawa.
Bagi kita warga Universitas Krisnadwipayana ini, merasa perlu untuk mengaktualisasikan makna nama Krisnadwipayana, dan menjadikannya jatidiri Universitas, yang selanjutnya menjabarkan menjadi visi, misi, tujuan dan program-program Universitas. Makna nama Krisnadwipayana itu tidak lain adalah makna dari ajaran yang diberikan kepada murid-muridnya sehingga menjadi berpribadi seperti yang diharapkan.
Kalau kita kaji ketiga bidang ajaran Krisnadwipayana, maka (1) bidang Agama dan (2) bidang Filsafat menunjuk pada terbentuknya pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur dan bermoral tinggi serta (3) bidang Ilmu Pemerintahan, yang merupakan perwujudan dari ajaran tentang Ilmu dan Teknologi, menunjuk pada pribadi dengan kecerdasan dan ketrampilan yang tinggi serta memiliki kiat untuk membela dan membangun bangsa dan negara.
Keterpaduan dari ketiganya menunjuk pada pribadi yang berwawasan luas terpadu dan kedepan serta mampu mengamalkan dalam wujud pengabdian demi kejayaan nusa, bangsa , dan negara.
Ketiga bidang ajaran tersebut selanjutnya menjiwai berbagai upaya bagi pengembangan Universitas, sebagai bagian integral dari bangsa dan negara Indonesia di tengah-tengah perkembangan dunia yang multi dimensional ini. Dengan perkataan lain ketiga hal tersebut pada hakekatnya merupakan unsur-unsur utama dalam jatidiri Universitas Krisnadwipayana.
C. Jatidiri, Visi, Misi, dan Tujuan Universitas Krisnadwipayana
1. Jatidiri Universitas Krisnadwipayana
Secara harfiah, jatidiri dapat dipadankan dengan kepribadian, yang di dalamnya mengandung aspek lahiriah (nama, waktu lahir, dan sebagainya), dan aspek batiniah. Aspek yang kedua itulah yang mengandung makna lebih dalam dan lebih mendasar serta merupakan ciri hakiki yang bersumber pada makna dari tiga bidang ajaran Krisnadwipayana seperti yang telah diuraikan di atas beserta perwujudannya.
Dengan demikian Jatidiri Universitas Krisnadwipayana adalah bahwa Universitas Krisnadwipayana menghendaki terwujudnya insan yang:
- kuat dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
- luhur budinya,
- tinggi moralnya,
- tinggi kecerdasan dan ketrampilannya,
- tinggi semangat pengabdiannya kepada bangsa dan negara.
Ciri hakiki dari jatidiri tersebut di atas selanjutnya menjiwai dan tergambar pada Visi Universitas.
2. Visi Universitas Krisnadwipayana
Visi merupakan suatu pandangan ke depan dari Jatidiri. Apabila Jatidiri masih berupa kekuatan yang bersifat potensial, maka Visi sudah merupakan orientasi pandangan ke masa depan, beserta segala nuansa kemungkinan perwujudannya dalam perkembangan Universitas.
Dengan demikian Visi Universitas Krisnadwipayana (1999) adalah:
- terwujudnya Universitas sebagai pusat pendidikan, pengembangan Ilmu dan Teknologi yang maju dan mandiri, berdaya saing tinggi, serta berakar pada budaya bangsa, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
- terciptanya masyarakat dan bangsa Indonesia yang bermoral tinggi, demokratis, dan maju, serta adil dan makmur.
- berkembangnya insan ilmuwan yang mandiri secara profesional dan menjunjung tinggi etika keilmuan.
3. Misi Universitas Krisnadwipayana (1999)
Misi merupakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan Visi yang telah dicanangkan untuk mengembangkan Universitas yang menjadi tanggungjawabnya.
Dengan demikian Misi Universitas Krisnadwipayana:
- menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran guna memperkuat kepribadian dan mentranformasikan nilai ilmu dan teknologi, serta mengembangkan kebudayaan nasional.
- menggiatkan penelitian untuk mengembangkan ilmu dan teknologi dan bersama dengan hasil pendidikan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
- menyebarluaskan ilmu dan teknologi dalam rangka mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.
- mengusahakan tersedianya sarana pendukung dan kelengkapan pendidikan dan penelitian yang cukup dan memiliki daya saing secara nasional maupun global.
4. Tujuan Universitas Krisnadwipayana
Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai melalui pelaksanaan berbagai program. Tujuan juga sekaligus menggambarkan profil kemampuan lulusan sebagai hasil dari pelaksanaan program. Dengan kata lain, tujuan merupakan hasil dari Misi yang dilaksanakan oleh Universitas.
Dengan demikian, tujuan Universitas Krisnadwipayana adalah:
- terbentuknya pribadi lulusan yang beriman dan bertaqwa yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bermoral tinggi, cerdas dan terampil, serta penuh rasa pengabdian kepada bangsa dan negara yang dijiwai oleh Pancasila dan UUD 1945.
- berkembangnya ilmu dan teknologi serta kebudayaan nasional dengan tetap memelihara sejarah dan nilai tradisional.
- peningkatan kemampuan pprofesional ilmuwan agar memiliki daya saing secara nasional maupun global, dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah etika keilmuan.
- peningkatan pemanfaatan hasil ilmu dan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat.
D. Penutup
Sebagai penutup perlu digarisbawahi beberapa hal berikut ini. Berawal dari konsep tentang Jatiidiri, kemudian tergambar pada konsep tentang Visi, Misi, dan berakhir pada konsep tentang Tujuan Universitas Krisnadwipayana. Kesemuanya merupakan proses berfikir yang bersifat deduktif-kausalistik. Suatu proses berfikir dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus, dari sesuatu yang bersifat abstrak ke sesuatu yang bersifat konkrit. Dalam arti, bahwa secara logis, konsep pertama melahirkan konsep kedua dan seterusnya, sampai pada konsep tentang tujuan.
Selanjutnya dari Tujuan melahirkan hal-hal yang lebih khusus dan lebih kongkrit, sampai akhirnya sampai pada Kurikulum dan pelaksanaanya. Adapun wujud pelaksanaan itu tidak lain adalah proses belajar-pembelajaran, di mana Dosen dan Mahasiswa merupakan aktor-aktor utamanya, dibantu oleh Karyawan dan lain-lain tenaga, serta didukung oleh berbagai perangkat kelengkapan, dan diselenggarakan di lingkungan Kampus yang kondusif, sejuk, dan penuh rasa kekeluargaan.
Universitas Krisnadwipayana atau UNKRIS yang terletak di Jl. Jatiwaringin Raya, Pondok Gede, Jakarta Timur - Indonesia ini telah menduduki posisi penting baik di instansi pemerintahan maupun swasta di dalam dan luar negeri. Saat ini Universitas Krisnadwipayana memiliki 4 fakultas, yaitu :
- Fakultas Teknik : S1 Arsitektur (Akreditasi B), S1 Perencanaan Wilayah dan Kota (Akreditasi B), S1 Teknik Elektro (Akreditasi B), S1 Teknik Industri (Akreditasi B), S1 Teknik Informatika (Akreditasi B), S1 Teknik Mesin (Akreditasi B), S1 Teknik Sipil (Akreditasi B), dan S2 Kajian Pembangunan Perkotaan Wilayah (Akreditasi B).
- Fakultas Ilmu Administrasi : S1 Ilmu Administrasi Negara (Akreditasi A), S1 Ilmu Administrasi Niaga (Akreditasi B), dan S2 Ilmu Administrasi (Akreditasi A).
- Fakultas Hukum : S1 Ilmu Hukum (Akreditasi A), S2 Ilmu Hukum (Akreditasi A), dan S3 Ilmu Hukum (Akreditasi A).
- Fakultas Ekonomi : S1 Akuntansi (Akreditasi B), S1 Manajemen (Akreditasi A), dan S2 Manajemen (Akreditasi B).