Boikot, Divestasi, dan Sanksi

Revisi sejak 3 Juli 2018 10.20 oleh Khris249 (bicara | kontrib) (Dikembalikan ke revisi 13914990 oleh Veracious (bicara). (TW))

Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) adalah kampanye global[1] yang menekan Israel dari segi ekonomi dan politik agar mau mematuhi tujuan gerakan ini: mengakhiri pendudukan dan kolonisasi Israel terhadap tanah Palestina, kesetaraan hak warga Arab-Palestina di Israel, dan menghormati hak pulang pengungsi Palestina.[1]

Berkas:BDS Movement logo.gif
Logo gerakan BDS
Unjuk rasa BDS di Melbourne, Australia, menolak blokade Gaza oleh Israel dan serangan terhadap armada kapal kemanusiaan tahun 2010.
Yahudi Haredi di Yerusalem memegang bendera Palestina disertai teks "Boycott Israel".

Kampanye ini dimulai tanggal 9 Juli 2005 oleh 171 lembaga swadaya masyarakat Palestina yang mendukung tujuan pergerakan Palestina berupa boikot, divestasi, dan sanksi internasional terhadap Israel. Sambil mengutip resolusi PBB dan menggaungkan kampanye anti-apartheid terhadap pemerintah minoritas kulit putih di Afrika Selatan era apartheid,[2] kampanye BDS menuntut dilancarkannya "segala bentuk boikot terhadap Israel sampai negara tersebut memenuhi kewajibannya sesuai hukum internasional".[3]

Muncul perdebatan soal cakupan, keberhasilan, dan moralitas gerakan BDS. Pengkritiknya berpendapat bahwa gerakan BDS mempromosikan delegitimisasi Israel.[4] Pendukung BDS berpendapat bahwa gerakan maupun kritik terhadap gerakan ini sama seperti boikot terhadap Afrika Selatan pada masa apartheid.[5][6][7]

Pada awal 2014, Yair Lapid, menteri keuangan Israel, menyatakan bahwa Israel sedang mendekati "titik balik" yang sama seperti Afrika Selatan saat seluruh dunia berbalik melawan negara itu pada hari-hari terakhir apartheid.[8] Bulan Maret 2014, harian Maariv melaporkan bahwa gerakan BDS membuat Israel mengalami kerugian ekonomi sebesar 100 juta shekel (US$32 juta atau €22 juta) sepanjang tahun 2014.[9]

Tujuan

Kampanye BDS menuntut diterapkannya berbagai bentuk "hukuman tanpa kekerasan" terhadap Israel sampai negara itu "mematuhi aturan hukum internasional". BDS meminta Israel untuk:

  1. Mengakhiri pendudukan dan kolonisasi seluruh tanah Arab dan meruntuhkan dinding pembatas;
  2. Mengakui hak-hak asasi warga negara Arab-Palestina di Israel dengan kesetaraan penuh; dan
  3. Menghormati, melindungi, dan mengangkat hak pengungsi Palestina untuk pulang ke rumah dan tempat tinggalnya sesuai Resolusi PBB 194."[10]

Lihat pula

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b Marcelo Svirsky (28 October 2011). Arab-Jewish activism in Israel-Palestine. Ashgate Publishing, Ltd. hlm. 121. ISBN 978-1-4094-2229-7. Diakses tanggal 3 June 2013. 
  2. ^ Mitchell G. Bard; Jeff Dawson (2012). "Israel and the Campus: The Real Story" (PDF). AICE. Diakses tanggal 27 October 2013. 
  3. ^ Charles Tripp (25 February 2013). The Power and the People: Paths of Resistance in the Middle East. Cambridge University Press. hlm. 125. ISBN 978-0-521-80965-8. Diakses tanggal 3 June 2013. 
  4. ^ Nathan Guttman (13 April 2010). "Want to delegitimize Israel? Be careful who you mess with". Haaretz. Diakses tanggal 16 September 2012. 
  5. ^ Boycotts that aid the Palestinians by Ben White, Al Jazeera, 16 August 2013.
  6. ^ What's So Wrong With BDS? by Jerry Haber, The Daily Beast, 7 February 2013.
  7. ^ Israel is new South Africa as boycott calls increase by Jonathan Owen, The Independent, 3 June 2012.
  8. ^ http://www.economist.com/news/middle-east-and-africa/21595948-israels-politicians-sound-rattled-campaign-isolate-their-country Sanctions against Israel: A campaign that is gathering weight
  9. ^ https://www.middleeastmonitor.com/news/middle-east/10165-bds-costs-israel-100-million-shekels-in-losses
  10. ^ "Introducing the BDS Movement". Palestinian BDS National Committee. Diakses tanggal 22 February 2012. 

Pranala luar

Dukungan

Kritik