Mary-Claire King

ahli biologi asal Amerika Serikat
Revisi sejak 6 Juli 2018 14.22 oleh Irvan Ary Maulana (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Infobox scientist | image_size = 200 | name = Mary-Claire King | birth_date = {{birth date and age|1946|2|27}} | birth_place = Illinois, Amerika Serikat | de...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Mary-Claire King (lahir 27 Februari 1946)[1] adalah seorang genetikawan manusia berkebangsaan Amerika Serikat. Ia merupakan profesor di Universitas Washington, tempat ia mempelajari genetika serta interaksi genetika dan pengaruh lingkungan pada kondisi manusia, seperti kanker payudara dan ovarium, ketulian bawaan, skizofrenia, serta HIV dan lupus. King dikenal atas tiga pencapaian besar: mengidentifikasi gen kanker payudara; mendemonstrasikan bahwa manusia dan simpanse secara genetik identik 99%;[2] dan mengaplikasikan pengurutan genomik untuk mengidentifikasi korban kejahatan hak asasi manusia. Pada tahun 1984 di Argentina, ia memulai bekerja dengan Abuelas de Plaza de Mayo (Nenek Plaza de Mayo) dalam mengidentifikasi anak yang diculik dari keluarganya dan diadopsi secara ilegal di bawah kediktatoran militer selama Perang Kotor (1976–1983).

Mary-Claire King
Lahir27 Februari 1946 (umur 78)
Illinois, Amerika Serikat
Tempat tinggalAmerika Serikat
KebangsaanAmerika Serikat
AlmamaterKolese Carleton
Universitas California, Berkeley
Universitas California, San Francisco
Dikenal atasGenetika, Hak asasi manusia
PenghargaanPenghargaan Heineken
Penghargaan Gruber dalam Genetika (2004)
Penghargaan Weizmann (2006)
Penghargaan Pearl Meister Greengard (2010)
Penghargaan Lasker (2014)
Medali Sains Nasional (2014, diberikan 2016)
Penghargaan Shaw dalam Kedokteran (2018)
Karier ilmiah
BidangBiologi, Biomedis
InstitusiUniversitas Washington, Universitas California, Berkeley
DisertasiProtein polymorphisms in chimpanzee and human evolution (1973)
Pembimbing doktoralAllan Wilson

Pendidikan

King menerima gelar sarjana matematika (cum laude) dari Kolese Carleton. Ia menyelesaikan pendidikan doktornya pada tahun 1973 di Universitas California, Berkeley pada genetika, setelah pembimbingnya, Allan Wilson, membujuknya pindah dari matematika ke genetika. Pada penelitian doktornya di Berkeley (1973), ia mendemonstrasikan melalui analisis protein komparatif bahwa simpanse dan manusia secara genetik identik 99%.[3] Penelitian King mendukung pandangan Allan Wilson bahwa simpanse dan manusia berdivergensi hanya lima juta tahun yang lalu, serta King dan Wilson menduga bahwa regulasi gen yang cenderung bertanggung jawab atas perbedaan signifikan di antara spesies ini.[3][4][5]

King menyelesaikan pelatihan pascadoktoralnya di Universitas California, San Francisco (UCSF).

Karier ilmiah

King menerima penunjukkan fakultas di Universitas California, Berkeley, sebagai profesor genetika dan epidemiologi (1976–1995).

Ketika berada di fakultas di Berkeley, pada tahun 1990, King memdemonstrasikan bahwa gen tunggal pada kromosom 17, kemudian dikenal sebagai BRCA1, bertanggung jawab atas banyak dari kanker payudara dan ovarium, sebanyak 5—10% kasus kanker payudara mungkin diturunkan.[6] Penemuan "gen kanker payudara" merevolusi penelitian banyak penyakit umum lainnya. Sebelum dan selama King bekerja 17 tahun di proyek ini, 1974—1990, banyak ilmuwan mengabaikan ide bahwa genetika saling mempengaruhi dengan penyakit manusia kompleks. Genetika telah digunakan pada penyakit dengan hubungan genetik yang sederhana, seperti penyakit Huntington, fibrosis sistik, dan anemia sel sabit, tetapi peneliti bersikap skeptis mengenai penggunaan genetika pada penyakit lebih umum dan kompleks yang disebabkan oleh faktor genetik ganda dan pengaruh lingkungan. Penemuan King membuka jalan untuk mengidentifikasi gen beberapa tahun kemudian.

Kontribusinya dapat menginformasikan informasi genetik wanita yang kemudian dapat membantu wanita dalam menentukan pilihan terbaik untuk dirinya dan masa depannya.[7]

Teknik yang dikembangkan King untuk mengidentifikasi BRCA1 telah terbukti bermanfaat dalam penelitian banyak penyakit dan kondisi lainnya.[8]

Sejak tahun 1990, King bekerja berkolaborasi dengan ilmuwan di seluruh dunia untuk mengidentifikasi penyebab genetik hilang pendengaran dan ketulian. Mereka sukses mengklona gen terkait ketulian nonsindromik pertama pada tahun 1999. King melanjutkan pekerjaan dengan ilmuwan Karen Avraham di Israel dan Moien Kanaan di Tepi Barat, pemodelan kerja sama ilmiah internasional dalam hubungan dengan melakukan penelitian ilmiah. Ketulian turunan umum di antara beberapa komunitas Arab endogamis, menyediakan populasi penelitian yang baik untuk memahami genetika pada kondisi ini.

King dalam beberapa tahun terakhir telah mengembangkan minat yang mendalam dalam mempelajari faktor genetik yang mempengaruhi skizofrenia. Dalam kolaborasi dengan ilmuwan lintas benua, kelompoknya telah meneliti untuk mengidentifikasi faktor genetik terkait skizofrenia.

King juga bekerja pada Human Genome Diversity Project yang berusaha untuk menggambarkan perbedaan di antara individu untuk pemahaman lebih lanjut mengenai evolusi manusia dan migrasi historis.

Atas permintaan Dr. William Maples, King berpartisipasi dalam investigasi DNA analisis pertama sisa kuburan Romanov pada tahun 1991 di Yekaterinburg, Rusia.

Pada tahun 1995, King ditunjuk sebagai Profesor American Cancer Society di Universitas Washington. Ia saat ini merupakan anggota Dewan Ilmiah Yayasan Penelitian Otak & Perilaku.

Pekerjaan hak asasi manusia

King pertama kali menggunakan keahlian genetikanya pada pekerjaan hak asasi manusia pada tahun 1984 ketika ia dan laboratoriumnya mulai bekerja dengan Abuelas de Plaza de Mayo (Nenek Plaza de Mayo) di Argentina. Ia menggunakan genetika gigi untuk mengidentifikasi orang hilang, yang pada akhirnya mengidentifikasi 59 anak dan membantu mengembalikan mereka kepada keluarga biologisnya. Kebanyakan dari mereka dilahirkan dari wanita di dalam penjara yang dipersekusi sebagai penentang politik dan kemudian "menghilang" oleh kediktatoran militer Argentina selama "Perang Kotor" tujuh tahun dari 1976—1983. Anak-anak ini seringkali "diadopsi" secara ilegal oleh keluarga militer tanpa persetujuan ibu atau keluarga mereka.

Pada awal 1977, Las Abuelas ("para nenek") berkumpul untuk memprotes hilangnya cucu-cucu mereka dan mencari kembali mereka. Setiap Kamis, mereka berarak ke alun-alun di Buenos Aires ("Plaza de Mayo") untuk menuntut kembalinya cucu mereka, dan mereka mulai mengumpulkan data untuk mencoba mengidentifikasi banyak anak hilang (sekitar 400—500).

Pada saat King bergabung dengan proyek ini, kediktatoran telah digantikan oleh pemerintah yang demokratis, tetapi diperlukan bukti kekerabatan untuk mengeluarkan anak-anak dari suatu keluarga dan mengembalikannya kepada keluarga biologisnya. Teknik King, menggunakan penanda genetik serotipe DNA mitokondria dan antigen leukosit manusia dari sampel gigi, terbukti sangat berharga. Mahkamah Agung Argentina pada tahun 1984 menetapkan bahwa pengujian King telah mengidentifikasi secara positif hubungan kekerabatan Paula Logares kepada keluarganya, membangun preseden untuk penyatuan kembali akhir dari lusinan keluarga dengan anak-anak mereka yang diculik.[9]

Sejak tahun 1984, teknik ini telah menjadi metode utama untuk identifikasi genetik orang yang sudah meninggal maupun orang hidup. Pada tahun 1993, King menggunakan teknik ini untuk mengidentifikasi sisa-sisa pembantaian di desa El Mozote, El Salvador. Lebih dari 750 orang dewas dan anak-anak dibantai dan dikubur pada kuburan massal oleh tentara Salvador yang dilatih AS (Batalion Atlacatl).[10]

King telah bekerja dengan banyak organisasi hak asasi manusia, seperti Physicians for Human Rights dan Amnesty International, untuk mengidentifikasi orang hilang di berbagai negara, termasuk Argentina, Chili, Kosta Rika, El Salvador, Guatemala, Haiti, Honduras, Meksiko, Rwanda, Balkan (Kroasia dan Serbia), dan Filipina. Laboratorium King juga menyediakan identifikasi DNA untuk Angkatan Darat Amerika Serikat, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan pengadilan kejahatan perang PBB.

Sementara ia telah menjadi terkenal di kalangan kemanusiaan untuk pekerjaan identifikasi genetika, King telah melibatkan seluruh hidupnya ke dalam politik. Ia memprotes Perang Vietnam ketika menempuh pendidikan di kolese. Ia mengatakan: "Satu hal paling efektif yang kami lakukan adalah pada hari setelah AS menginvasi Kamboja, kami mengenakan jas dan gaun pinggang kemeja–pakaian yang belum pernah kami pakai sejak datang ke Berkeley–dan pergi ke sinagog dan gereja dan di akhir Minggu kami memiliki 30.000 surat yang menentang aksi itu."[11] Saat melakukan pekerjaan pascasarjana, King kemudian bekerja dengan Ralph Nader mempelajari efek pestisida pada pekerja pertanian. Pada awal 1970-an, ia mengajar sains di Santiago, Chili, ketika Presiden Chili Salvador Allende dibunuh pada 11 September 1973, dalam kudeta yang didukung CIA. Ia telah mendukung perempuan serta etnis dan minoritas seksual dalam sains,[12] dan kritis terhadap pematenan genetik.[13]

Biografi pribadi

King lahir di Evanston, Illinois pada 1946 dan memiliki adik laki-laki, Paul King, yang kemudian menjadi matematikawan dan konsultan bisnis.[14] Ketika King berusia 15 tahun, sahabat kecilnya meninggal dunia karena kanker.[15] King menjadi tertarik pada sains dengan harapan belajar cukup untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut. Ia lulus dari Kolese Carleton pada 1966 di usia 20 tahun[14] dengan gelar B.A. dalam matematika dan menerima gelar Ph.D. dari Universitas California, Berkeley pada 1972/1973.

King memiliki seorang anak bernama Emily. Emily mempelajari evolusi bahasa di Universitas Brown.

Adik laki-laki King, Paul King, merupakan CEO Vanalco di Vancouver, Washington.[10][16]

Penghargaan dan penghormatan

Dr. King telah memenangkan banyak penghargaan dan penghormatan atas pekerjaan ilmiah dan kemanusiaannya, yaitu sebagai berikut.[17]

Jasa profesional terkemuka:

  • Yayasan Robert Wood Johnson Program Pengembangan Fakultas Kedokteran Minoritas, Dewan Penasihat Ilmiah.
  • Pengadilan Kejahatan Perang Perserikatan Bangsa-Bangsa.
  • Tim Antropologi Forensik PBB.
  • Satuan Tugas Kanker Payudara Institut Kanker Nasional.
  • Bagian Penelitian Genom Institut Kesehatan Nasional.
  • Kantor Penelitian pada Dewan Penasihat Kesehatan Wanita.

King memiliki lima paten dan 250 lebih artikel jurnal tinjauan mitra.

Referensi

  1. ^ Yount, Lisa (2008). "Mary-Claire King". A to Z of women in science and math. New York: Facts On File. hlm. 153. ISBN 978-0816066957. [sumber tepercaya?]
  2. ^ Mary-Claire King pada Google Scholar
  3. ^ a b Mary-Claire King, Protein polymorphisms in chimpanzee and human evolution, Doctoral dissertation, University of California, Berkeley (1973).
  4. ^ King, M.; Wilson, A. (1975). "Evolution at two levels in humans and chimpanzees". Science. 188 (4184): 107–116. doi:10.1126/science.1090005. PMID 1090005. 
  5. ^ Gilad, Y.; Oshlack, A.; Smyth, G. K.; Speed, T. P.; White, K. P. (2006). "Expression profiling in primates reveals a rapid evolution of human transcription factors". Nature. 440 (7081): 242–245. doi:10.1038/nature04559. PMID 16525476. 
  6. ^ Hall, J.; Lee, M.; Newman, B.; Morrow, J.; Anderson, L.; Huey, B.; King, M. (1990). "Linkage of early-onset familial breast cancer to chromosome 17q21". Science. 250 (4988): 1684–1689. doi:10.1126/science.2270482. PMID 2270482. ; see also "Inventor of the Week", MIT, Oct. 1998, for update and overview of importance of work.
  7. ^ Shute, Nancy (27 Maret 2014). "How Being Ignored Helped A Woman Discover the Breast Cancer Gene". All Things Considered. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  8. ^ "Q&A With Dr. Mary-Claire King". Breast Cancer Research Foundation. 7 Juli 2014. 
  9. ^ "Using genetics for human rights". The Online Daily of the University of Washington. 12 Mei 1997. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  10. ^ a b Angier, Natalie (27 April 1993). "Mary-Claire King: Quest for Genes and Lost Children (Scientist at Work series)". New York Times. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  11. ^ Jaffe, Sam (15 Maret 2004). "Mary-Claire King". The Scientist. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  12. ^ King, Mary-Claire (10 Juni 2005). "The Biggest Obstacle Is How to Have Enough Hours in the Day". The Chronicle of Higher Education. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  13. ^ Schubert, Charlotte (2003). "Profile: Mary-Claire King". Nature Medicine. 9 (6): 633. doi:10.1038/nm0603-633. PMID 12778148. 
  14. ^ a b "Mary-Claire King". Encyclopedia of World Biography (edisi ke-2nd ed. Vol. 19). Detroit: Gale. 2004. hlm. 182–183. 
  15. ^ Dreifus, Claudia (9 Februari 2015). "A Never-Ending Genetic Quest Mary-Claire King's Pioneering Gene Work, From Breast Cancer to Human Rights". The New York Times. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  16. ^ McHale, Laurie (1996). "Putting the Puzzle Together". Columns: The University of Washington Alumni Magazine. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  17. ^ "Mary-Claire King, PhD". Breast Cancer Research Foundation. 
  18. ^ "TNQ Books and Journals. Mary-Claire". www.tnq.co.in. Diakses tanggal 24 Januari 2017. 
  19. ^ Thomas, Margetta. "World-renowned geneticist Mary-Claire King delivers address at HudsonAlpha". HudsonAlpha.org. HudsonAlpha Institute for Biotechnology. Diakses tanggal 19 November 2014. 
  20. ^ "Geneticist Mary-Claire King receives the 2013 Paul Ehrlich Prize". EurekaAlert. 14 Maret 2013. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  21. ^ "2010 Honoree - Mary-Claire King". Cold Spring Harbor Laboratory. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  22. ^ "Mary-Claire King (1946), USA". KNAW. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  23. ^ "Weizmann Women & Science Award presented to Dr. Mary-Claire King". EurekaAlert. 9 Agustus 2006. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  24. ^ "2004 Genetics Prize Mary-Claire King". Gruber Foundation. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  25. ^ "11 awarded honorary degrees". Harvard Gazette. 5 Juni 2003. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  26. ^ "KATHOLIEKE UNIVERSITEIT LEUVEN Laudatio for Professor Mary-Claire King Pronounced in Leuven on 2 February 2006 by Professor Dr. Gert Matthijs, promoter" (PDF). Katholieke Universiteit. Diakses tanggal 29 November 2016.