Pasoeroean Stoomtram Maatschappij

perusahaan asal Hindia Belanda

Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (1893-1969) adalah sebuah perusahaan kereta api swasta milik Hindia Belanda di Pasuruan yang bergerak di bagian trem untuk mengangkut hasil bumi berupa tebu, teh, tembakau. Saat ini jalurnya berada di Daerah Operasi IX Jember.

Pasoeroean Stoomtram Maatschappij, N.V.
Ikhtisar
Kantor pusatHindia Belanda Pasuruan, Jawa Timur, Hindia Belanda
LokalKabupaten Pasuruan
Tanggal beroperasi1896–1942
PenerusKereta Api Indonesia
Teknis
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Panjang jalur48,5 kilometer

Sejarah

 
Foto yg diambil tahun 1929 di Jl.Niaga (Pecinan) Pasuruan, sebuah rangkaian trem yang ditarik loko uap yang bertipe C22 oleh KITLv

Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (PsSM) yang bergerak sebagai perusahaan kereta trem mengajukan konsensi kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk membangun jaringan rel dengan latar belakang bahwa di daerah Pasuruan terdapat pabrik-pabrik gula yang kesulitan mengangkut hasil produksinya ke pelabuhan tempat mengekspor produk-produk hasil bumi. Pabrik-pabrik gula (suikerfabriek) tersebut antara lain, Sf. Kedawung, Sf. Bekasi Oost, Sf. Gayam, Sf. de Goede Hoop, Sf. Pleret, Sf. Wonorejo, dan Sf. Alkmaar[1] [2] [3]

Pada akhirnya konsesi tersebut diterima oleh Pemerintah Hindia Belanda. Maka dimulai pada tahun 1893, PsSM mulai membuka jaringan rel di seputar Pasuruan berbasis trem sebagai berikut:

  • Berdasarkan Govt.Besl.no.2 tanggal 18 Maret 1893 :
    • Pasuruan - Warungdowo (sepanjang 6 km) dibuka pada 21 Mei 1896.
    • Pasuruan - Boom (Pelabuhan) (sepanjang 2 km) dibuka pada 27 Desember 1896.
  • Berdasarkan Govt.Besl.no.37 tanggal 29 Agustus 1895 :
    • Warungdowo - Bekasi (Winongan) (sepanjang 10 km) dibuka pada 26 Maret 1897.
    • Wonorejo - Bakalan (sepanjang 4 km) dibuka pada 7 Juni 1897.
    • Warungdowo - Wonorejo (sepanjang 11 km) dibuka pada 17 Maret 1899.
    • Bakalan - Pasar Alkmaar (sepanjang 4 km) dibuka pada 8 Mei 1900.
  • Berdasarkan konsensi Gvt.Besl.no.19 tanggal 17 Juni 1911 :
    • Pasuruan - Kali Gembong sepanjang 3 km dibuka 27 Maret 1912.
    • Warungdowo - Ngempit sepanjang 5 km dibuka 1 Desember 1912.

Jalur yang Dibangun

Berikut adalah tabel dari jaringan kereta api yang dibangun oleh perusahaan ini;

Nama Jalur KA Segmen Pembangunan Nama Pemberhentian Tanggal Peresmian Jalur Panjang Jalur (Km) Keterangan
Jalur kereta api Pasuruan–Warung Dowo Pasuruan-Warung Dowo Stasiun Pasuruan-Halte Pasuruan Pecinan-Halte Pasuruan Alun-Alun-Halte Pasuruan Bui-Halte Kebonagung-Halte Rogoitan-Halte Pohjentrek-Halte Pleret-Stasiun Warung Dowo 21 Mei 1896 6 Ditutup pada tanggal 1 Februari 1988
Jalur kereta api Warung Dowo-Winongan Warung Dowo-Bekasi Oost (Winongan) Stasiun Warung Dowo-Halte Pengkol-Halte Keboncandi-Halte Gayam (Pasuruan)-Halte Wonosalam-Halte Tenggilis-Halte Kletek-Halte Penataan-Stasiun Winongan 26 Maret 1898 10,5 Ditutup pada tanggal 1 Februari 1988
Jalur kereta api Warung Dowo–Sengon–Alkmaar Warung Dowo-Sengon Stasiun Warung Dowo-Halte Wangkal-Halte Klojen-Halte Gambiran-Halte Kurung-Halte Pacarkeling-Halte Areng-Areng-Halte Kluwut-Stasiun Wonorejo-Stasiun Blimbing (Pasuruan)-Halte Bakalan-Halte Procong- Stasiun Sengon 8 Mei 1901 23,5 Jalur ini dibangun dari Stasiun Warung Dowo hingga tersambung dengan Stasiun Sengon milik SS, dari Halte Procong PsSM membangun jalur ke arah utara menuju Dusun Alkmaar
Jalur kereta api Warung Dowo–Sengon–Alkmaar Sengon-Alkmaar Stasiun Sengon-Halte Procong-Stasiun Alkmaar September 1901 3,5 Dari Halte Procong jalur baru dibangun lurus ke arah utara menuju Dusun Alkmaar. Pada tahun 1921, Segmen Procong-Sengon ditutup oleh PsSM, selang sebelas tahun Jalur kereta api Warung Dowo-Alkmaar beroperasi, pada tahun 1932 Jalur kereta api Warung Dowo-Alkmaar ditutup oleh PsSM. Namun, segmen Stasiun Warung Dowo - Stasiun Wonorejo diaktifkan oleh DKA hingga nonaktif kembali pada tahun 1976.
Jalur kereta api Warung Dowo-Ngempit Warung Dowo-Ngempit Stasiun Warung Dowo-Halte Susukan-Halte Plinggisan-Halte Sedodol-Halte Mojoloro-Stasiun Ngempit 1 Desember 1912 5 Ditutup pada tahun 1932

Armada

 
silangan trem di halte Waroengdowo

Untuk menunjang operasional, PsSM mendatangkan 5 lokomotif uap tipe B16 nomor seri 08-12 dari Pabrik Hohenzollern, Jerman pada tahun 1900, 3 lokomotif uap tipe C22 dari Cockerill pada tahun 1894 seri 01-02, untuk seri 03 pada tahun 1911 dan 1 lokomotif uap D12 (seri 01) dari Pabrik Hanomag, Jerman pada tahun 1921.

Trem dengan lokomotif uap ini memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pada saat itu, kehadiran tram dengan cepat mendapat sambutan baik dari masyarakat yang sebagian besar masih memanfaatkan transportasi tradisional, seperti kuda atau pedati. Di samping harga tarifnya yang cukup terjangkau, trem dianggap lebih cepat dibanding alat transportasi darat apapun saat itu.

Selain digunakan untuk menarik kereta penumpang, lokomotif ini juga digunakan untuk menarik gerbong barang yang berisi hasil bumi untuk diangkut ke pelabuhan. Trem dengan lokomotif uap ini digunakan untuk menarik rangkaian gerbong barang yang berisi gula.

Penutupan

Seiring dengan perkembangan zaman, perlahan-lahan secara berkala jalan rel buatan PsSM dinonaktifkan karena kalah bersaing dengan angkutan jalan raya, serta sarana dan prasarana yang sudah uzur. Tetapi ada juga yang dicabut semasa pendudukan jepang. Pada dekade tahun 1970-1980an pembangunan jalan raya dilakukan secara besar-besaran bersamaan dengan maraknya angkutan jalan raya. Adapun tahapan penonaktifannya adalah sebagai berikut :

  • Pasuruan - Boom (Pelabuhan) dicabut Jepang pada tahun 1943/1944.
  • Warungdowo - Ngempit dicabut Jepang pada tahun 1943/1944.
  • Warungdowo - Wonorejo dinonaktifkan pada tahun 1976.
  • Pasuruan - Winongan sempat dicabut Jepang akan tetapi diaktifkan lagi mengingat masih banyak pabrik gula yang masih beroperasi. Tetapi mulai tanggal 1 Februari 1988 jalur ini kembali dinon-aktifkan.

Galeri

Referensi

  1. ^ Subarkah, Iman (1992). Sekilas 125 Tahun Kereta Api Kita, 1867-1992. Perum Kereta Api. 
  2. ^ Santoso, Roesdi. Kereta Api dari Masa ke Masa. 
  3. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Kluwer Technische Boeken B.V.